Chapter 26: Alasan

481 55 171
                                    

"... Karena itu semua kemauan ibu."

Satu kelas terdiam. Sementara itu, Bu Luna meneruskan.

"Sejak awal, ibu merasa ada yang aneh. Orangtua Lauren tidak mencari tahu lebih dalam tentang kematian anaknya. Bahkan saat ibu memanggil mereka berdua, ibu dapat merasakan bahwa mereka tidak akur. Ibu mulai merasa jangan-jangan orangtua Lauren adalah salah satu alasan Lauren bunuh diri," jelas Bu Luna.

"Tapi ibu tidak dapat membuktikannya. Ibu juga tidak bisa melihat makhluk halus."

"Karena itu, ibu sengaja mengumpulkan kalian, murid-murid yang berprestasi dalam bidang akademik, di kelas sebelas IPA tiga--tempat dimana Lauren bunuh diri. Sebelumnya ibu sudah meminta izin dari kepala sekolah, yang merupakan guru SMA ibu dulu. Alasan kenapa jumlah kalian hanya tiga belas yaitu karena sepuluh orang ibu ambil dari juara umum, sedangkan tiga lainnya, Helena-Tasya-Serena merupakan teman Lauren di kelas sepuluh."

Bu Luna mengambil jeda sebentar, lalu melanjutkan. "Jadi ibu memang sengaja menempatkan kalian di kelas ini, dengan harapan kalian akan menyelidiki kasus Lauren karena rasa penasaran kalian."

"Sekali lagi ibu ucapkan terima kasih ke kalian semua, karena kasus Lauren akhirnya selesai dan dia dapat pergi dengan tenang. Dan ibu minta maaf karena telah melibatkan kalian semua."

•••

Masalah Lauren telah selesai. Itu yang murid kelas sebelas IPA tahu, tapi tidak dengan kelas lainnya. Mereka sibuk mengaitkan Tasya yang bunuh diri dengan hantu Lauren serta mengatai-ngatai Chelsea, Helena, dan Serena. Mereka membentuk spekulasi bahwa Chelsea-Helena-Serena bersatu membentuk geng baru dan menindas Tasya. Mereka tidak tahu saja kalau Serena dan Helena kini bermusuhan.

Bahkan ketika istirahat dua tiba, murid-murid masih sibuk bergosip. Saat Chelsea lewat, bukannya mereda. Yang ada mereka semakin heboh.

Chelsea hanya melalui mereka dengan santai. Rasanya gadis itu ingin menertawai kebodohan murid-murid yang sudah menyalahkannya. Mereka tidak tahu saja apa yang sebenarnya terjadi.

•••

Dengan cepat, hari berganti. Hari ini Jumat, dan karena guru rapat, jadi murid Galatia diliburkan. Murid sebelas IPA tiga menggunakan kesempatan ini untuk menyelesaikan tugas kelompok yang sempat diberikan ke mereka. 

Kelompok 1


Mila: Kapan mau kerja?

Dixon: Hari ini?

Ela: Blh.


Mila: @Lyon lo bisa nggak?

Lyon: Y.

Mila: Oke. Jadi hari ini ya?

Ela: Ya.


Dixon: Di rumah siapa?

Lyon: Gw.
Lyon: Mls kluar.

Mila: Alamat?

Lyon: Sbtr, pjg, gw srh abg gw aj yg ktik.

Lyon mengetik...


Mila: Udah?

Lyon: Jalan Zigzag No. 71A (Setelah masuk dari Jalan Zigzag, lihat ke tepi jalan sebelah kiri dan cari nomor 71A. Kalau datang dari Jalan yang berlawanan/Jalan Lurus Aja, lihatnya di sebelah kanan dan cari nomor 71A.) Warna rumah hijau tosca, depannya pagar besi abu-abu.
Lyon: Catatan: sabar-sabar ye sama adek gue. Memang minta digampar. Padahal gue lagi asik nonton malah disuruh-suruh.

Thrilling Feeling [on going]Where stories live. Discover now