Chapter 50: Sebungkus Roti

277 37 72
                                    

"Piket woi, piket!"

Begitu tiba di kelas, Ela dihadiahi suara kencang Andrew. Sebenarnya bukan untuk gadis itu saja, melainkan semua murid yang baru tiba di kelas diingatkan untuk piket.

Tidak hanya Andrew, Calem ikut-ikutan, sehingga suasana kelas heboh.

Hari ini, Daniel tidak masuk, jadi tidak ada yang menabok Calem ataupun Andrew. Ditambah Lyon pemalas, tentu saja cowok itu tidak peduli jika temannya ribut. Dia hanya tinggal mengeluarkan earphone dan memutar lagu sebagai pengganti suara ribut kedua temannya.

"Setelah sekian lama gue masuk kelas sebelas ipa tiga, ini pertama kalinya gue dengar kata 'piket'," ujar Hana, yang datang beberapa detik setelah Ela.

Ferina yang belum lama datang mengangguk setuju. "Siapa sih ketua piket? Bukannya ada dipilih Bu Luna ya waktu itu?"

Bersamaan dengan pertanyaan gadis itu, muncul Serena yang bareng dengan Mila.

"Piket woi, piket."

Andrew dan Calem heboh kembali.

"Buat apa piket, ketua piketnya aja nggak tahu siapa," ujar Mila yang langsung ditabok Ferina. Serena sedikit melotot melihat Ferina menabok Mila. "Heh, nanti kepalanya bermasalah kalau lo tabok."

"Duh, gue cuma bercanda kok," jujur Mila, sedikit meringis saat mengusap kepalanya. Dia balas mengetuk kepala Ferina.

"Udah, udah," lerai Hana. Dia memang suka pertengkaran, tetapi ini bukan saatnya. Gadis itu baru saja menyadari bahwa kelas mereka SANGAT BERSIH. Garis bawahi, SANGAT. "Benar kata Mila, tapi bukan itu alasannya. Tepatnya, karena udah ada yang bertugas bersih-bersih kelas, kita tinggal santai aja."

Pletak

"Sama aja lo kayak Mila," omel Ferina.

"Ya udah sih, lo itu paling rajin, Fer. Tahu sendiri gue, Ela, sama Mila yang paling malas. Eh nggak dong, Mila rajin juga, tapi kayaknya dia ketular Lyon deh setelah masuk kelas ini," jelas Hana tanpa diminta. "Lagi pula, siapa sih ketua piket!??"

"Tuh." Tiba-tiba, Andrew menunjuk ke belakang Hana.

Hana terdiam. Firasat buruk muncul di dalam hatinya.

"Jangan bilang ...." Perkataan gadis itu sengaja dijeda, ketika dia memutuskan untuk berbalik badan dan menemukan bahwa Lyon sedang berbaring malas sembari mendengarkan lagu melalui earphone miliknya. Hana langsung menelan perkataannya. Pantas saja tidak pernah ada kata piket! Ketua piketnya saja Lyon! Jangankan menyuruh orang lain piket, dia sendiri mungkin tidak mau mengeluarkan suara untuk memberi perintah.

"Lyon ketua piket?" tanya Mila.

Andrew mengangguk.

"Pantas aja."

Lyon yang mendengar dua kata dari Mila, sedikit mengernyitkan dahi, tetapi dia tetap berbaring santai, hanya mengecilkan volume musiknya agar dapat mendengar pembicaraan di sekitar mereka dengan jelas. Lagi pula, kehebohan Calem dan Andrew sudah mereda.

Selain itu, dia sempat mendengar Andrew menyebut namanya. Walaupun malas, bukan berarti Lyon tidak ingin tahu apapun. Hanya saja dia lebih memilih diam mendengarkan.

"Maksud lo?" tanya Andrew.

"Pantas aja kita nggak perlu piket. Kan ketuanya Lyon. Dia sendiri aja nggak mau piket, jadi kita juga nggak perlu piket. Selain itu, kita harus mendengarkan kata ketua. Kalau dia bilang nggak usah piket ya nggak usah," jelas Mila.

Ferina terdiam beberapa saat sebelum berkata, "Pasti lo udah ketular Lyon tanpa sadar."

"Eh, tapi menurut gue, justru bagus kalau Lyon dipilih jadi ketua piket, tapi dia seharusnya melaksanakan tugasnya dengan benar. Siapa tahu kan dia bisa jadi rajin," ujar Andrew. "Bukannya malah kayak begini. Ya walaupun gue rada pemalas sih ... tapi nggak ada salahnya menggerakkan tangan untuk menjaga kebersihan kelas. Lagi pula kita penghuni kelas ini. Kalau kelas kita bersih, bukannya kita juga sehat?"

Thrilling Feeling [on going]Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora