Perkebunan

1.7K 178 8
                                    

Dirasa hari semakin gelap, mau tak mau Taehyung akhirnya membangunkan Jungkook dari tidurnya.

Posisi tidur Jungkook yang beralas bantal paha Taehyung, mungkin dapat membuat Jungkook sangat nyaman hingga trtidur pulas untuk waktu yang cukup lama.

Taehyung mengerti, Jungkook lelah. Wanita itu lelah atas apa yang terjadi pada dirinya dan tidak bisa melakukan apapun untuk membuat dirinya lebih baik.

Entah darimana, Taehyung berjanji pada dirinya sendiri untuk membuat Jungkook merasa lebih baik dan selalu bahagia.

Meski ini baru terhitung 2x24 jam, tapi perasaannya sudah bulat untuk mencintai Jungkook apapun yang terjadi, melindunginya dari dunia yang kejam.

Taehyung mengelus pipi Jungkook yang tirus. Meski terlihat jelas gurat lelah di wajah cantiknya, Jungkook tetaplah Jungkook yang tidak pernah mengecewakan netra.

Taehyung sempat berpikir, apakah ini semua hanya mimpi? Karena Jungkook terlihat tidak nyata untuk dirinya, bahkan setelah malam panas mereka.

"Tae? Aku tidur berapa lama?" tanya Jungkook yang akhirnya bangun.

Wanita dengan sweater putih selutut itu membereskan pakaiannya. Btw, ini sweater oversize milik Taehyung yang jarang dipakai.

"Kamu kenapa tidak membangunkan aku, Tae? Ini sudah sore," ucap Jungkook.

Taehyung tidak menggubris dengan perkataan, namun ia memberikan senyuman yang sangat indah, membuat Jungkook menghangat karenanya.

"Kamu apaan sih? Ayo pulang!" ujar Jungkook salah tingkah.

"Ayo," jawab Taehyung pada akhirnya. Pria itu ikut bangkit, mengekori tuan putrinya yang melangkah kecil, menggemaskan sekali.

"Kamu mau ke apartemenku lagi?" tanya Taehyung hati-hati. Bukan maksud mengusir, tapi Taehyung tentu tau bahwa Jungkook juga memiliki apartemen. Dan mungkin, gadis itu ingin 'pulang'.

"Ke apartemenku, yuk? Jangan takut. Apartemen itu milikku, bukan milik appa," ucap Jungkook.

"Kamu mau pindah ke apartemenku?" tanya Taehyung lagi.

Jungkook membelo. "Pindah ke apartemenmu? Kenapa?"

"Tidak usah, abaikan saja," jawab Taehyung salah tingkah.

Sebenarnya, Jungkook takut untuk pulang ke apartemennya karena mungkin saja ada Kang yang bisa leluasa menemuinya dan membuatnya takut.

Tapi ia tidak mungkin langsung tinggal dengan Taehyung. Biar bagaimanapun, mereka berdua baru kenal dua hari lalu.

"Jungkook, maafkan perkataanku," ujar Taehyung ketika mereka akhirnya sampai di depan mobil taxi Taehyung.

"Kenapa kamu harus minta maaf, sih? Kamu tidak salah. Yang harusnya minta maaf itu aku, Tae. Karena aku sudah merepotkanmu selama dua hari," jelas Jungkook.

Taehyung yang gemas dengan raut sendu kekasihnya, tak kuasa untuk mendekap erat. Membawanya kedalam pelukan hangat Kim Taehyung dengan aroma tubuh yang memabukkan.

"Kamu sama sekali tidak merepotkan, sayangku,"

Orang lain mungkin akan mengira bahwa Taehyung memanfaatkan Jungkook yang baru patah hati karena sang kekasih, sehingga mengambil kesempatan untuk menjadi pelampiasan, obat penawar hati yang tersakiti.

Tidak salah memang.

Taehyung juga mereka moment mereka jadian tidak pas, terlalu terburu-buru. Tapi mau bagaimana? Taehyung sudah jatuh cinta.

"Jungkook, kamu mau jadi kekasihku?" tanya Taehyung yang spontan membuat Jungkook mencubit pinggangnya.

"Bukannya kita memang sudah resmi?" tanya Jungkook.

"Aku tidak ingin kamu menganggapku memanfaatkan keadaan. Kamu mengerti maksudku kan?" Taehyung mengusap surai lembut Jungkook yang panjang.

"Ya, aku mengerti. Lalu kamu mau bagaimana?" tanya Jungkook.

Selintas ide muncul di benak Taehyung. Ia tau bagaimana caranya.

"Berikan aku waktu tiga puluh hari untuk mendekati kamu, Jungkook. Kita mulai semuanya dari awal," pinta Taehyung.

"Apa tidak terlalu lama? Kenapa bukan tujuh hari?" tanya Jungkook gelisah.

"Terlalu cepat. Apa kamu yakin akan tetap menginginkan aku dalam waktu sesingkat itu? Kurasa kita butuh mengenal satu sama lain lebih jauh terlebih dahulu," kata Taehyung.

"Empat belas hari. Tidak ada penolakan," final Jungkook langsung kembali memeluk Taehyung. Membiarkan wajahnya bersandar pada dada bidang Taehyung yang pernah ia jamah.

Taehyung tertawa gemas, tangan kanannya mengacak surai hitam Jungkook. "Baiklah, empat belas hari,"

"Dengan tinggal di apartemenku?" tanya Jungkook.

"Bergantian. Bagaimana?"

"Dengan tidur berpelukan?"

"Bebas,"

"Deal!"

Setelah menyetujui kesepakatan tidak tertulis itu, Jungkook tertawa.

"Terima kasih Tae," tulus Jungkook.

"Kembali kasih, Kook," balas Taehyung.






























TBC

SCENERY || √TK (GS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang