SCENERY || √TK (GS)

Berita Duka Cita 24 Juli 2021

Hai selamat malam.
Hari ini adalah hari terberat buat aku.
Mamaku meninggal dunia tadi jam 11 siang.
Sungguh berat sekali hati ini melepas kepergian mama.
Tapi apalah daya, diri ini tak sanggup melihat mama menderita.
Mulai dari demam tinggi, batuk keras, pilek, sampai sesak nafas.
Semua sudah dilalui mama, dia sangat kuat dan hebat.

Sedih pasti.
Menangis pasti.
Menyesal juga pasti.
Kenapa aku belum bisa menjadi anak yang baik semasa hidup mama?
Kenapa aku belum bisa menjadi anak yang berbakti semasa hidup mama?
Semua seperti mimpi.

Tengah malam, mamaku ribut sekali minta dicarikan oksigen.
Akhirnya jam setengah 2 dini hari, aku dan adikku menyusuri jalan untuk menemukan K24 yang menjual oksigen portable.

Namun sayangnya, semua kosong.
Pukul 3 pagi, aku buru buru mengabari 2 orang terdekatku, tapi mereka baru membalas di jam setelahnya.

Tak punya pilihan lain, aku meminta bantuan tetangga, RT, RW, sampai mereka semua berkumpul.

Keadaanku sangat tidak memungkinkan.
Ayahku pun sedang sakit.
Hanya aku dan adikku yang terjebak dalam kerumitan hidup ini.

Demi Mama,

Aku ikhlas..

Mendapat pertolongan oksigen di jam setengah 11 siang, denyut nadi mama sudah lemah, nafasnya sudah tipis sekali hampir tak terasa.
Namun aku masih berupaya, positif thinking.

Namun di jam 10.59, mama menghembuskan nafas terakhir.

Aku setia di sampingnya, menjaganya, memijat lengan dan kakinya, mengoleskan minyak kayu putih di dadanya, menyendokkan air minum, sampai hembusan nafas terakhirnya.

Sebelumnya, saat tahajud semalam, aku berdoa kepada Allah.

Jikalau mama sudah tidak kuat, aku ikhlas melepas mama, asal mama tetap di sini (dalam artian tidak dibawa oleh pihak rs).

Aku ikhlas, asal semua keluarga bisa melihat mama untuk yang terakhir kali.

Aku ikhlas, asalkan mama tidak sakit lagi. Demi Allah aku ikhlas.

Sekarang, mama sudah tenang. Sudah sembuh, sudah bahagia di sisi Allah.

Sehat selalu ya mama, aku yakin Allah selalu menjaga mama di sisiNya.