Ragu

2.8K 275 8
                                    

"Loh, siapa kamu?"

Jungkook mematung. Gadis bergigi kelinci itu sontak terdiam dengan tubuh gugup. Mata nya tak berkedip, seolah waspada untuk setiap detik tindakan.

"Ka - kamu.."

"Mana Taehyung? Apa ada di dalam?" tanya perempuan itu.

"Akh.." ringis Jungkook.

Ia meringis merasakan tubuhnya terhuyung karena dorongan gadis berambut merah muda di depannya. Matanya sipit, badannya kecil, tapi tenaganya boleh juga.

Belum sempat Jungkook fokus terhadap gadis itu,

"Sayang, sudah ku bilang kalau Tae-"

Lagi lagi, Jungkook harus mematung terkaget pada sosok pria baru yang hadir.

"Oh, hai," sapa pria itu dengan wajah dingin.

Jungkook membalas sapaan tersebut dengan terpaksa.

'Oh tidak..' batin Jungkook tak karuan.










"Jadi, Taehyung. Bisa kau jelaskan kenapa gadis ini berada di apartemenmu?" tanya perempuan bernama Jimin itu.

"Jim, namanya Jungkook," ucap Taehyung.

"Terserah? Aku hanya bertanya kenapa," balas Jimin.

Taehyung menghela nafas kasar. Sedangkan Jungkook harus mati-matian menahan gerakan agar tubuhnya tak terekspos. Ingat kan kalau Jungkook hanya tok memakai sweater Taehyung? Rasanya sangat tidak nyaman.

"Tae.." Jungkook mencicit. Sebenarnya, ia risih berada dalam situasi seperti ini. Ia memang orang asing, tapi kan ia punya hak untuk bersuara.

Menangkap gelagat Jungkook, dengan peka Taehyung berdiri menghampirinya. Mengulurkan tangan besarnya kepada gadis cantik itu untuk digapai. "Ayo ke kamar," ucapnya lembut

"Taehyung! Aku sedang bicara!" omel Jimin.

"Jungkook, ayo ke kamar," Jungkook tersadar dari lamunnya. Dan kembali melangkah bersama Taehyung, dalam dekapan hangat pria itu.

Taehyung sebisa mungkin berjalan di belakang Jungkook agar menutupi tubuh gadis itu. Dan dirinya dapat merasakan aura marah Park Jimin. Sangat tidak bagus.

"Sayang, sudah. Kau tidak perlu mengurus Taehyung layaknya anakmu," Akhirnya, pria berkulit pucat itu angkat tangan juga.

"Tapi, Yoongi Oppa-" protes Jimin.

"Jimin, ayo pulang. Biarkan Taehyung dengan kekasihnya," potong Yoongi.

Mendengarnya, Taehyung berhenti. Ia rasa, ia perlu meluruskan sesuatu.

"Kau salah, Yoongi hyung. Jungkook bukan kekasihku. Ia adalah calon istriku," ujar Taehyung kalem.

"APA!?"











"Tae.."

"Ya?" Taehyung ikut duduk di samping Jungkook. Mengelus bahunya pelan.

Setelah Jimin dan Yoongi pergi, Taehyung langsung mengunci pintu apartemennya dengan pengaman double.

"Kau, ucapanmu.." cicit Jungkokk terbata-bata.

"Tatap aku, Jungkook," balas Taehyung.

Tidak. Jungkook tidak mau. Ia tidak sanggup.

Tapi jemari panjang Taehyung dapat dengan mudah menyentuh dagunya dan membuat pandangan mereka bertemu.

Taehyung tak menggubris segala keraguan dalam pupil gadis cantik di hadapannya. Pria itu penuh keyakinan.

"Aku cinta kamu pada pamdangan pertama, Jungkook. Kamu mau kan menikah denganku?" tanya Taehyung penuh harap.

"Tapi kita baru saja bertemu kemarin," jawab Jungkook.

Sejujurnya, Jungkook ragu. Ia begitu ragu sampai tidak bisa berpikir jernih. Urusan dengan tunangan brengseknya belum selesai. Ia tidak mau melibatkan Taehyung, orang asing yang baru dikenalnya kemarin.

Jungkook ingin egois dengan menganggap percintaannya semalam hanyalah sebuah cinta satu malam yang tidak berarti. Tapi..

"Jungkook, aku tidak butuh tau siapa kamu. Yang aku tau hanya aku sudah cinta padamu sejak pertama aku melihatmu. Aku tidak peduli apa masalah yang sedang menimpamu, mari kita hadapi bersama. Aku akan melindungimu," kata Taeyung.

"Aku.. aku harus memikirkannya," tegas Jungkook.

"Jungkook, jika kau belum mencintaiku, maka akan ku buat kau mencintaiku dengan ketulusanku," kata Taehyung sepenuh hati.










'Jangan seperti ini, Taehyung. Jangan.. Aku tidak ingin kau hancur karena ayahku. Hiks..'












TBC

Apa kabar semuanya??

SCENERY || √TK (GS)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt