13|| Memory

130 19 1
                                    

Rose menarik nafas panjang dan mulai berusaha bercerita tentang kejadian sekitar delapan atau sepuluh tahun lalu, dimana waktu itu semua memory yang ku ingat tentang ayah ingin ku lupakan satu-persatu.

"Jadi begini JJ."

"Iya, Apa?" ayo cepat lanjutkan ceritanya.

"Singkat cerita dulu ayah mu pergi ke suatu tempat untuk membeli sebuah kejutan kecil untuk ibumu, ayahmu ingin merayakan anniversary pernikahan nya dengan ibumu, dengan di temani ayahku pada saat itu."

"Disana juga ada gadis kecil penjual bunga yang selalu memberi ayahmu coklat dan bunga setiap ayahmu berkunjung kesana, kau tau kan ayahmu hatinya seperti tahu jepang."

"Ayahmu yang lembut dan penyayang itu, sudah menganggap gadis itu seperti anaknya sendiri."

"Gadis kecil itu namanya Sojin,  Sojin anak yang periang begitu cerita ayah, dia suka memanggil ayahmu dengan sebutan ayah juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Gadis kecil itu namanya Sojin,  Sojin anak yang periang begitu cerita ayah, dia suka memanggil ayahmu dengan sebutan ayah juga."

"Setelah membeli Liontin, ayahmu hendak pergi mengunjungi  Sojin, ia ingin membeli bunga yang biasa Sojin jual sekaligus memberikan  Sojin Boneka Teddy Bear."

"Ayahmu yang melihat Sojin dari kejauhan, mulai melambai-lambaikan tangan nya dengan senyum yang ceria."

"Gadis itu pun membalas senyuman ayah mu dan mulai berlari hendak menghampiri ayahmu, Namun."

"Namun apa Rose? Lanjutkan ceritanya" tanya ku heran karena Rose berhenti bicara.

"Namun, dari kejauhan melaju mobil yang  tak terkendali dan mulai menabrak tubuh gadis yang malang itu dan seketika mobil nya meledak dengan keras menghimpit tubuhnya yang mungil."

Aku Terkejut seketika mendengarnya, aku mematung dan tubuh ku mulai lemas saat ini juga

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku Terkejut seketika mendengarnya, aku mematung dan tubuh ku mulai lemas saat ini juga.

"Ayahmu yang melihat kejadian itu emosinya mulai tidak terkendali dan menjatuhkan boneka yang ia bawa dan menangis dengan keras sambil berlari menuju arah Sojin, namun di halangi oleh ayahku." Lanjut cerita Rose.

"Ayahmu menangis sejadi-jadinya, memukul-mukul tubuhnya sendiri dengan menutup telinga dengan mengatakan "maaf maaf  maafkan aku."

"Sejak saat itu ayahmu tidak bisa mendengar suara dentuman yang keras atau melihat darah yang banyak, itu adalah pemicu nya."

Hard to Love || JaeroseWhere stories live. Discover now