Chapter 3

256 51 14
                                    

Saat ini pukul dua malam, jika Luhan makan dia akan memiliki sakit perut di pagi menjelang. Jadi dia hanya mengeluarkan permen di sakunya. "Aku memiliki permen denganku. Ingin satu?"

Hendery menggeleng menolaknya dengan halus.

Beberapa lama mereka menunggu, akhirnya pintu masuk ruangan VIP itu berderit. Mereka tidak mendapatkan perintah apapun karena komunikasi mereka terputus, jadi mereka tidak tau siapa yang ada di balik pintu....

.

Tangan Luhan dan Hendery mengencang di senjata mereka. Saat pintu terbuka lebar menampilkan lelaki dewasa dengan muka bingung berada di daun pintu, dia menelengkan kepelanya melihat dua junior mengarahkan pistol mereka kepadanya.

"Senior!" Luhan memanggil lelaki itu dengan kesal.

Kim Hanbin yang berada di daun pintu terkekeh, kemudian tidak perli waktu lama, kedua orang yang lain segera memberi hormat. Hendery memberi laporan, "Lapor Sersan BI, kami telah kembali."

Kim Hanbin dengan panggilan khusus BI mengangguk beberapa kali membalas laporan mereka, lalu berkata, "Kapten sedang berada di dalam hotel. Kita sebaiknya segera menjaga sekeliling bangunan. Kalian lepaskan perangkat kalian dan gunakan yang ini."

Dia memberikan satu busa telinga yang dimodifikasi menjadi earphone. "Koneksi kami telah diketahui oleh beberapa organisasi gelap di negara ini, dan karena itu, koneksi kami harus diputus oleh pusat militer. Yang baru ini dimodifikasi menjdi komunikasi internal berjarak dekat. Aku akan menjaga rooftop, kalian menjaga gerbang belakang dan gerbang depan."

Setelah mengatakan busa telinga BI berbegegas keluar meninggalkan kedua juniornya kembali ke hotel, Luhan dan Hendery mengikutinya dengan patuh.

BI menambahkan, "Karena koneksi kami hanya berjarak beberapa meter, aku harap kalian tidak menjaga terlalu jauh. Jangan terlihat mencurigakan. Organisasi gelap lebih bahaya daripada pembelot itu.x

Tanpa banyak bicara, Luhan sudah berada di sofa lobby, tentu saja sebelumnya ketika mereka sampai di halaman hotel, Hendery segera bergerak ke pintu belakang sebelum mereka membicarakan lebih jauh untuk menentukan posisi mereka.

Ketika Luhan melihat Hendery pergi ke taman belakang tanpa sepatah kayapun, dia dengan kakinya yang ramping dan heels putih yang tajam menuju pintu depan.

Duduk di lobby menghadap lift.

Mereka dengan cepat menempati posisi mereka.

Suara dari earphone kapas terdengar di telinga Luhan, seniornya sedang berbincang.

"L masuk, kapten akan masuk ke dalam kamar, semua stanby, kamar memiliki dua jendela arah barat dan selatan."

Beruntung komplotan itu hanya memiliki tiga buah kamar, dan sebelumnya Hendery telah memasang alat pengintai. Ketika komplota itu menyusun rencana, dan terdengar oleh telinga mereka. Militer dengan tanggap memutuskan rencana mereka dan menyergap.

Detik demi detik terus bergulir, resepsionis di meja agak bingung melihat Luhan duduk diam di kursi lobby dan hanya menggerakan kepalanya ke depan dan kebelakang, ke kanan dan kiri. Meskipun wajahnya cantik, tapi seluruh titik eajah terlihat sangat dingin.

Setelah sekitar tiga puluh menit dia mendapatkan kabar bahwa tim pasukan khusus mendapatkan bala bantuan dari pasukan organisasi khusus.

Dengan cepat pembelot negara segera ditangkap, Luhan di garis depan segera meminta mobil tahanan yang berada di pusat militer yang telah ditugaskan untuk mengirimkan kendaraan untuk membawa kelompok pembelot itu.

The Inner Force - Dream Up (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang