Chapter 12

200 31 18
                                    


Pesawat pribadi tidak lama mendarat di Negara Korea lagi. Luhan keluar dengan jaket Sehun yang panjang di tubuhnya, sandal pesawat dan dress dari kemeja Sehun yang terlalu besar.

Ketika dia mendarat dan menghirup udara korea dia tidak bisa tidak memikirkan teman timnya. Karena kekalahannya terhadap ketampanannya dia menyetujui Sehun untuk mengaturnya apapun sesuka hatinya. Saat Sehun memintanya pulang, dia menurut tanpa melirik kebelakang, dia pergi begitu saja dan kembali ke negaranya.

Sepertinya dia harus memikirkan lagi visinya tentang, 'Berat dipikul ringan sama dijinjing'!!

Sebuah vila di pinggir pantai..

Luhan berada di balkon lantai kedua sambil menikmati angin laut yang lembab. Gaun sutra putih tipis jatuh dari bahunya, terombang ambing oleh angin. Rambut pendeknya tertiup kemudian dia dengan senang hati meletakan kembali rambut di belakang telinganya.

Sepertinya dia dalam suasana hati yang baik.

Dia sudah memilah-milah pikiraanya.

Dia wanita dewasa berumur 27 tahun, dia seorang tentara wanita, dia wanita yang sudah memiliki kekasih..

Kekasihnya tampan dan kaya. Keren dan gagah. Alisnya tebal, meskipun dia terlihat agak kurus. Ototnya masih keras.

Pertama kali bertemu dengannya wajahnya sangat menyedihkan, bibirnya agak pucat, matanya sembab. Hanya dengan sekali kedipan dia mungkin akan mengeluarkan air mata.

Siapa yang tau bagaimana kesedihannya selama ini. Keluarga mempelai wanitanya membencinya sampai ke tulang. Lalu dia dipaksa pergi dan hilang ingatan.

Lelaki menyedihkan.. 

Dia pikir, hanya wanita yang akan terlihat menyedihkan ketika dia berpisah dengan kekasihnya. Lelaki pada kenyataannya dia memiliki seribu hati dan sepuluh ribu wanita tidak kekurangan sedikitpun. Bagaimanapun di dunia populasi wanita tujuh puluh persen lebih banyak daripada lelaki. Tetapi laki-laki ini bersedia menunggu dan bersabar.

Tak lama lengan kokoh yg dingin melingkar di pinggang Luhan,  menariknya perlahan dan bersandar pada dada yang keras. Luhan terbiasa dengan otot dada ini dan wangi citrus yang menenangkan. 

Sehun meletakan kepalanya di perpotongan leher Luhan, berbisik, "Dingin, bagaimana jika kau masuk angin?"

Luhan merasakan nafas pelan yang menggelitik lehernya, dia hampir mendorongnya pergi karena rasa geli tetapi berusaha menelannya kembali, menjawab, "Tidak, kau tau, aku tahan dengan cuaca berangin."

"Tanganmu dingin." Sehun mulai aktif menghangatkan tangan putih yang lembut. Menggenggamnya dan hidungnya mengendus leher Luhan.

"Geli.." Pada akhirnya Luhan tidak tahan, dia menyikutnya untuk menjauh.

Terpaan nafas hangat lelaki ini membuatnya merinding..

Sehun mundur selangkah menegakkan kepalanya. Tetapi tidak ingin menjauh, tangannya masih setia menghangatkan jemari ramping yang dingin.

Sentuhan intim itu masih saja membuat Luhan memiliki perasaan yang salah, dia tidak terbiasa. Tapi melihat wajah tampan dan rupawan dari lelaki ini, dia tidak bisa menolak. Dia telah jatuh ke dalam ketampanannya. Sulit untuk bangkit!

Suasana pantai di sore hari sangat menarik, Luhan menikmati mereka dengan sangat baik. Pada saat ini rasa ingin taunya tentang masa lalunya menguat, dia melirik Sehun yang masih fokus pada menghangatkan tubuhnya. "Mmm. Sehun.."

Sehun melirik mata yang penuh dengan rasa ingin tahu, dia menjawab, "Hmm.."

"Bolehkah aku bertanya?"

Merasa aneh Sehun mulai berhati-hati, "Jika aku bisa menjawab, maka kau boleh bertanya."

The Inner Force - Dream Up (End)Where stories live. Discover now