Chapter 8

221 37 12
                                    

"Di masa lalu kartu itu dipakai olehmu dan sekarang aku hanya mengembalikan kepeda pemiliknya."

Luhan hampir muntah darah!! Tunggu sebentar, apakah gaji seorang aktris kecil dengan satu film dan satu drama bisa membuatnya memiliki kartu hitam seperti ini!! Apakah dia mengemis?!

Bukankah Sehun seorang pengusaha? Sebenarnya.. Seberapa kaya orang ini??

"Kau.. Kau.."

"Itu milikmu Luhan, lihatlah namamu tercetak disana."

Luhan melihat kartunya sekali lagi dengan mata melotot dan benar, namanya di tulis di kartu tersebut!!

Tapi.... Oh Luhan???

Terlihat jelas bahwa kartu ini di berikan oleh sehun.. Hmm seberapa dalam cinta lelaki ini kepadanya? Bahkan kartu limited seperti ini dicetak atas namanya (Lh) dengan marganya (Sh).

Luhan semakin tidak percaya, pita suara yang jatuh ke perut tiba-tiba naik lagi ke tenggorokannya,"Oh Luhan..." dia berbisik

Sepanjang hidupnya dia baru kali ini memegang kartum hitam, tapi.. Tapii.. Sebenarnyaa dia sudah pernah memilikinya di masa lalu?!

Jika dia memiliki kartu ini, dia tidak akan pernah kekurangan uang dan bahkan mandi uang setiap hari! Ah.. aku mencintai kehidupan masa laluku!!!

Dia menelan ludah, menghilangkan pikiran mandi uang setiap hari, masih menatap tidak percaya pada benda pipih berwarna hitam. Dia bersuara kaku menghadap ke arah Sehun, "Bisakah seseorang memukulku? Aku ingin tau apakah aku bermimpi?"

Sehun yang sedari tadi hanya melirik Luhan pada akhirnya tidak tahan untuk terkekeh, "Tidak ada mimpi sayang." membawa tangannya yang besar dan mengacak poni Luhan.

Kedua mata mereka saling bertautan, yang satu masih tersenyum sambil memegang poni yang lain dan jangan lupakan mata hitam itu memiliki kerinduan yang besar. Satu orang lainnya bermata lembut dan masih menyinarkan ketidakpercayaan, lalu pada titik ini ditatap dengan kilatan rindu orang lain, Luhan perlahan-lahan tersipu. Rona merah naik ke seluruh wajahnya, wajah yang awalnya tanpa bedak kali ini dipoles oleh merah pipi yang mencolok.

Jantungnya bergetar seperti dia sedang maraton. Dia dengan canggung melepaskan kepalanya darit telapak tangan Sehun dan meredakan jantungnya dengan melihat ke samping dimana jendela masih memiliki gambar ruko-ruko di samping jalan.

Batuk kering beberapa kali untuk menghilangkan kecanggungan. Di lain sisi senyum Sehun naik sampai ke matanya, membiarkan gadisnya menenangkan diri dia mulai menghidupkan radio mobil.

Sekian lama musik terdengar, sekian itu juga rona merah perlahan menghilang, ketika dia sudah rileks kepalanya mengangguk mengikuti irama musik.

"Without You." Tiba-tiba suara Oh Sehun menusuk telinganya.

Luhan mendongak, "Ha??... Oh.. Laguunya?"

*pake soundtrack ini yaa temen2

Tepat setelah Sehun mengatakan itu judulnya, lirik lagu yang awalnya santai dengan suara gitar klasik, tiba-tiba diisi dengan suara drum dan suara penyanyi itu meninggi, yang menambahkan kesan menyakitkan, 'I can't live~~.'

Drum itu seperti menekan hati Luhan dan sakit tiba-tiba menusuk dadanya. Jantungnya kembali berpacu dan tubuhnya bergetar.

Sehun menepikan mobilnya. Ikut berkomentar di setiap lirik yang dinyanyikan radio mobil.

"If living is without you, I can't live," suaranya sangat dalam, dan memabukan. Dia tidak bernyanyi seperti penyanyi radio itu, tapi suaranya sangat pas dan membawa kesakitan yang luar biasa, "I can't give anymore, I can't live If living is without you, I can't give, I can't give anymore. Luhan.." dia memanggil Luhan yang membeku, "Please Don't go.."

The Inner Force - Dream Up (End)Where stories live. Discover now