04. Run!

256 40 2
                                    

Anna berjalan santai di sore itu dengan tujuan untuk pergi ke rumah Eri, menjenguk perempuan itu yang sedang demam karena terkena air hujan, memanglah sangat lemah jika berurusan dengan air hujan.

Dan lagi, Anna belum sama sekali menceritakan tentang Draken yang meminta dirinya untuk menyimpan kontak lelaki itu di ponselnya kepada Eri, lantaran sudah dua hari tidak hadir di sekolah.

Eri mengirim pesan pada Anna yang menyatakan bahwa perempuan tersebut sudah baik-baik saja, namun Anna tetap ingin menjenguk temannya.

Anna berjalan pelan sembari memutar-mutar permen lollipop rasa stroberi yang ada di mulutnya, memandang ke arah jalanan komplek yang sepi.

Matanya menyipit melihat seorang lelaki tengah berlari dari arah yang berlawanan dengannya, memakai kimono berwarna hitam putih yang khas, membuat alisnya bertaut semakin memfokuskan pandangan pada lelaki tersebut.

Tepat jarak beberapa meter di hadapannya, ia melihat dengan jelas wajah Draken yang terlihat babak belur dengan darah, berlari menuju dirinya.

Tanpa sadar, tangannya digenggam erat oleh Draken dan membawanya pergi berlari, membuat kakinya refleks mengikuti laju kecepatan milik Draken yang sekarang berada di hadapannya.

Ia kesusahan menyeimbangi kecepatan kakinya dengan kecepatan kaki jenjang Draken, "Draken-kun, tolong pelan-pelan." Ucapnya sembari terengah dengan napas yang tidak teratur.

Mungkin Draken tersadar setelah telah membawanya berlari saat ia berucap tadi, hal itu berhasil membuat Draken memberhentikan kakinya tepat di taman yang sudah sangat sepi.

Tubuhnya jatuh begitu saja diatas trotoar komplek, membuat Anna dengan panik segera berjongkok di hadapan lelaki bertubuh tinggi tersebut. "Draken-kun, darahmu sudah banyak keluar, tolong bertahanlah, aku akan memanggil ambula—" Ucapan Anna terpotong oleh suara berat dan pelan milik Draken.

"Hubungi... Mitsuya—" Ucap Draken yang langsung pingsan dengan kepala berada di bahu kiri Anna.

Anna tersentak kaget dan semakin panik kala melihat Draken sudah pingsan. "Draken-kun?! Draken-kunnn?!!! Tolong—! Ah! Mitsuya! Ya, Mitsuya!" Ucap Anna yang langsung merogoh kantung celana jeans pendeknya untuk mengambil ponselnya.

Seakan tersadar sesuatu, ia menatap ponselnya dengan bingung. "Mitsuya-san? Siapa Mitsuya-san? Apa aku kenal dengan Mitsuya-san?" Tanya Anna.

Anna memukul dirinya sendiri dengan pelan, "Dasar bodoh! Harusnya segera mencari ponsel Draken-kun dan menghubungi Mitsuya-san!" Ucap Anna, segera merogoh saku celana Draken dan mendapatkan ponsel lelaki itu.

Jemarinya mengetik dengan cepat, mencari kobtak bernama Mitsuya agar Draken cepat mendapatkan pertolongan utama.

Panggilan terhubung, dan ia langsung mendengar suara berat dari sebrang sana yang sedikit berisik.

[Draken, kau dimana?!]

"A–ah itu... Mitsuya...san? Kami berada di taman komplek gang tujuhbelas B, Draken-kun sudah pingsan sekitar tiga menit lalu dan meminta ku untuk menghubungi mu." Jelas Anna.

[Emma?!]

"Eh? Emma?" Tanya Anna dengan tidak mengerti, karena lawan bicaranya tiba-tiba saja memanggil nama seseorang yang asing baginya.

[Tidak. Aku segera kesana, tolong jaga Draken dan tidak pergi kemana-mana. Tetap disitu sampai aku datang.]

Panggilan diputus oleh Mitsuya, membuat Anna menghela napas dengan sedikit lega karena Draken akan segera mendapatkan pertolongan dari luka-lukanya yang terlihat parah ini.

Tak lama dari panggilan barusan, suara impuls motor terdengar mendekat kearahnya dan Draken yang berada di depan taman ini, ia segera menoleh ke arah sumber suara dan mendapati lelaki berambut panjang dengan warna perak yang terlihat lebih kurus dan tidak setinggi Draken, menggunakan kaos putih pendek dengan manset lengan berwarna hitam di lengan kanannya, lelaki bernama Mitsuya ini juga memakai kalung rantai dengan liontin berbentuk salib dan anting di telinga kirinya yang juga bergambar salib.

Lelaki bernama Mitsuya ini menatapnya dengan mata yang melebar seolah mendapati sesuatu yang sangat mengejutkan.

Hal itu sontak membuat Anna mengernyit karena tidak mengerti, bukankah Draken dan Mitsuya berada di lingkup yang sama tadi? Bahkan ia dapat melihat wajah Mitsuya yang lecet dan keringat yang mengucur dari pelipis lelaki itu.

"Mitsuya-san? Tolong, darah Draken-kun sudah banyak yang keluar." Ucap Anna, seolah menyadarkan Mitsuya dari lamunannya.

Mitsuya segera merangkul Draken dan membawa lelaki tinggi itu menuju ke motornya. Saat sudah menaiki motornya bersama Draken, Mitsuya menoleh manatap ke arah Anna yang berdiri di samping motor Mitsuya, mebantu lelaki itu menaruh Draken keatas motornya tadi.

"Kau, ikutlah." Ucap Mitsuya.

Anna melebarkan matanya, "Tidak, tidak perlu. Lagi pula aku ha—" Ucapan Anna segera terpotong oleh Mitsuya.

"Aku memintamu untuk ikut, bertiga di motorku dan menjaga Draken agar tidak jatuh, tolong." Ucap Mitsuya yang terdengar perintah mutlak untuk Anna membuatnya sama sekali tidak membantah dan menaiki motor Mitsuya, berada di paling belakang.

"Majulah sedikit agar kau tidak terjatuh, buatlah tangan kananmu untuk menopang Draken dan tangan kirimu berada pada pinggangku jika kau merasa akan terjatuh." Ucap Mitsuya, setelahnya langsung melajukan motornya dalam kelajuan normal dan mungkin sedikit lebih lambat karena sadar bahwa tubuh Draken begitu besar untuk ditopang oleh seorang perempuan yang mungil sepertinya.

Draken masih belum sadarkan diri, suasana menjadi sedikit canggung antara Mitsuya dengannya, sampai lelaki itu membuka obrolan lebih dulu. "Bagaimana bisa Draken bersamamu?" Tanya Mitsuya.

Anna berdeham pelan, "Aku sedang berjalan berlawanan arah dengan Draken-kun, namun ia malah menarikku untuk berlari bersamanya dan kami sampai di taman itu. Sebelum ia pingsan, ia memberitahuku untuk menghubungimu." Jelas Anna.

Mitsuya terlihat mengangguk pelan mendengar penjelasan Anna, "Kalian berada di sekolah yang sama?" Tanya Mitsuya.

"Ya, hanya saja aku berbeda kelas dengannya." Jawab Anna.

Mitsuya kembali mengangguk, kemudian memberhentikan motornya seraya berujar, "Ini rumahku." Ucap Mitsuya, menunjuk rumah berwarna cokelat yang terkesan hangat.

Anna turun dari motor Mitsuya dan membantu lelaki itu membawa Draken ke dalam rumah Mitsuya dan berhasil membawa Draken ke ruang keluarga.

Mitsuya berdiri mengambil kotak P3K seraya berujar, "Kau bisa memberikan pertolongan pertama?" Tanya Mitsuya, membuat Anna mengangguk tanda ia dapat melakukannya.

"Baiklah, tolong berikan pertolongan pertama pada Draken. Aku harus membantu teman-temanku karena urusanku belum selesai disana, tolong jaga Draken sampai aku kembali." Ucap Mitsuya yang kemudian pergi keluar rumah, beberapa detik setelahnya, suara impuls motornya terdengar menjauh dengan cepat.

Anna segera mengobati luka-luka Draken dengan telaten.




» Just Two of Us to be continue...

Just Two of Us | 𝐑𝐲𝐮𝐠𝐮𝐣𝐢 𝐊𝐞𝐧 ✓ Where stories live. Discover now