epilog: just two of us.

387 34 8
                                    

Lelaki bertubuh tinggi dengan rambut dikepang sehingga memperlihatkan pelipisnya yang dbuat menjadi undercut dan menampakkan tatto naga di pelilis kirinya. Nama lengkapnya adalah Ken Ryuguji, namun akrab disapa sebagai Draken.

Lelaki tinggi itu kini tengah terduduk di tepi sungai, menikmati hembusan angin yang menerpa wajahnya dengan damai, seolah ia hanyalah anak sekolah biasa seperti yang lainnya.

Tangannya bergerak untuk mengetuk dua kali layar ponselnya yang memperlihatkan fotonya bersama seorang perempuan dengan senyuman termanis yang pernah ada.

Bibirnya tertarik ke atas membentuk lengkungan tipis tanpa ia sadari. Tatapan matanya tak terbaca, seolah beberapa perasaan menjadi satu.

Kesadarannya kembali saat ia mendengar suara dari seseorang yang datang mendekat ke arahnya. "Tersenyum pada ponsel, seperti orang gila." Celetuk seseorang dari belakangnya.

Tanpa menoleh, Draken sudah tahu siapa yang datang malam ini. "Diamlah, Cebol." Ucapnya sedikit terkekeh.

Selain lelaki yang ia sebut Cebol, ada celetukan lain yang datang dari arah belakangnya. "Begitulah orang kasmaran." Celetuknya lelaki lainnya.

Lelaki yang ia sebut Cebol itu duduk di sampingnya dan dikenal sebagai Mikey, lalu lelaki lainnya yang memiliki rambut perak duduk di samping Mikey, bernama Mitsuya.

"Kau juga merasakannya, Mitsuya." Unar Draken, meneguk kopi kalengnya tanpa menoleh ke arah Mitsuya yang saag ini mengernyit aneh menatapnya.

Mikey berucap dengan mulut penuh, "Sejak kapan?" Tanya Mikey.

Mitsuya malah menggeleng pelan menanggapi sahabatnya, "Tidak ada, aku tidak kasmaran, dan kau tau itu Draken." Ucap Mitsuya yang kemudian membuka mie instan cup nya.

"Jangan mengelak, aku tau kau pun sedang kasmaran. Aku pernah melihatmu berbicara di telfon dengan seorang perempuan, kau terlihat bahagia saat berbicara dengannya." Jelas Draken membuat Mitsuya yang tengah memakan mie instannya jadi tersedak pelan.

Lelaki berambut perak itu segera meneguk air mineralnya dan berucap, "Hey! Jangan asal bicara! Ia hanyalah teman klubku, sial." Umpat Mitsuya dengan suara sedikit pelan, lalu kembali memakan mie instannya.

Draken dan Mikey sama-sama tertawa pelan dengan tatapan mengejek, seolah memberitahu Mitsuya dalam diam bahwa akting lelaki itu terlihat tidak pantas untuk lelaki berambut perak tersebut.

Mitsuya menghela napas pelan setelah menelan mie instannya, lalu mendengus malas menatap kedua sahabatnya yang seolah berbagi pikiran yang sama.

"Ah, Ken-chin, bukankah kau bilang untuk pergi malam ini?" Tanya Mikey, mengingat sesuatu tentang perkataan Draken padanya.

Draken mengangguk pelan sebagai jawaban, "Ya, aku akan pergi ke suatu tempat bersama Anna." Ucap Draken, menyebutkan perempuan berambut sebahu dengan senyuman manis yang tadi mampu membuatnya tersenyum hanya dengan menatap foto perempuan itu.

Mitsuya menatap Draken dengan senyum miring di wajah tampannya, "Kencan, huh?" Tanya Mitsuya.

Draken memandang Mitsuya dengan tatapan malas, lalu berucap pelan dan tenang. "Aku akan mengunjungi makam Emma bersamanya, dan mengenalkannya pada Emma." Ungkap Draken membuat suasana diantara ketiganya berubah.

"Kenapa sangat tiba-tiba?" Tanya Mitsuya, untuk sedikit merubah suasana.

Draken tersenyum simpul mendengar pertanyaan Mitsuya, "Akhir-akhir ini aku selalu memimpikan Emma, dan mimpinya selalu sama. Emma, ia berjalan menjauhiku sembari tersenyum, dan aku tak pernah dapat menggapainya sekencang apapun aku berlari." Jelas Draken, pandangannya tertunduk melihat kaleng kopinya, tersirat kerinduan kecil di dalam matanya.

Mikey tertawa pelan setelah mendengar penjelasan Draken, "Ha. Emma sepertinya sadar bahwa kau lebih bodoh dariku, karenanya ia menjauhimu." Ucap Mikey yang benar-benar merubah suasana diantara ketiganya.

Draken menatap Mikey dengan tatapan tajam dan mata yang melotot, lalu mulai berantem kecil dengan lelaki itu. Sedangkan Mitsuya, hanya menonton sembari tertawa keras.

Namun kegiatan ketiganya terhenti saat ponsel Draken berbunyi keras sekali, tanda notifikasi pesan masuk.

Draken beralih mengambil ponselnya dan melihat siapa yang memberikannya pesan, "Aku pergi sekarang, jaga diri kalian baik-baik." Ucapnya.

"Hey hey, seolah kau hendak pergi jauh saja." Ucap Mitsuya.

Draken hanya terkekeh pelan, berjalan ke arah motornya dan segera berlalu untuk pergi menemui Anna.

Selang beberapa menit berkendara, ia sampai di depan rumah Anna yang kali ini terlihat sedikit ramai bahkan ada mobil terparkir disana.

Anna mendekat ke arah Draken sembari tersenyum manis pada lelaki tinggi yang sekarang notabenenya ialah kekasihnya sendiri.

"Siapa yang berkunjung ke rumahmu?" Tanya Draken, sesaat setelah Anna benar-benar duduk di belakangnya.

"Orang tuaku pulang dan sampai saat siang di rumah nenekku, kau tau 'kan sebentar lagi hari natal dan tahun baru? Mereka berdua mengambil cuti." Jawab Anna, membuat Draken mengangguk mendengarnya, tanda bahwa ia mengerti.

Draken mulai melajukan motornya menuju ke pemakaman Emma bersama Anna, ia sedikit tak sabar untuk berbagi cerita dengan Emma dan memperkenalkan Anna pada perempuan ceria tersebut.

Bahu kirinya ditepuk pelan membuatnya menoleh mohat kaca spion motornya, "Ada apa? Apa kau belum makan malam? Mau makan dulu sebelum pergi?" Tanya Draken.

Anna menggelengkan kepalanya pelan, "Apakah tidak apa-apa aku—?" Pertanyaan Anna terpotong cepat oleh ucapan Draken.

"Anna, tenanglah. Sudah jadi keputusanku untuk membawamu kepada kehidupanku, kau orang yang berharga untukku, aku ingin mengenalkanmu kepada semua teman dan kerabatku, termasuk Emma. Aku ingin mengenalkanmu padanya." Jelas Draken dengan suara tenang, tentu mampu membuat Anna tenang juga.

Anna jadi mengangguk pelan dan tersenyum lebar menatap wajah Draken yang juga tengah tersenyum padanya lewat kaca spion motor lelaki itu, kedua lengan perempuan itu bergerak untuk memeluk Draken dan kemudian menenggelamkan wajahnya di punggung lebar lelaki itu.

Tanpa disadari oleh keduanya, hatinya sama-sama terasa menghangat dengan debaran dan gemuruh di dada, serta darah yang mengalir terasa jelas. Hal itu membuat Draken semakin tersenyum, kembali menatap ke arah jalan raya di hadapannya.

Just Two of Us, END.

already finished, huh? god, im gonna miss this :"

Just Two of Us | 𝐑𝐲𝐮𝐠𝐮𝐣𝐢 𝐊𝐞𝐧 ✓ Where stories live. Discover now