09. Shibuya's Euphoria

214 25 4
                                    

Draken menepikan motornya dsn memasuki gang kecil yang berada diantara toko roti dan toko bunga, lalu mematikan mesin motornya membuat Anna turun dari motor lelaki tinggi tersebut.

"Draken-kun, tidak apa-apa menaruh motormu disini?" Tanya Anna, menatap Draken yang kini berdiri di hadapannya.

Draken tersenyum tipis, "Tidak apa-apa, kau tau 'kan kalau aku sudah tinggal di kota ini sejak aku dilahirkan? Aku sudah tau betul semua tentang kota ini." Ucap Draken yang kemudian menarik lengan Anna pelan, lalu menggenggamnya dengan erat.

Lengan lelaki itu terasa besar dan hangat, seolah sangat pas untuk menautkan jemarinya. Pandangan Anna tak dapat teralihkan oleh apapun, seperti sudsh terkunci oleh Draken. Bahkan bisingnya suasana pusat kota Shibuya tidak mempengaruhinya sama sekali, perempuan itu seolah jatuh pada dunianya dan tenggelam menyusurinya.

Pipinya memunculkan rona merah, bibirnya tak tahan untuk tak tersenyum, hatinya terasa membuncah dengan sedikit desiran di dada yang terasa jelas olehnya.

"Ah! Itu!" Ucapan Draken dengan tangan yang kosong menunjuk ke arah festival musik.

Ucapan Draken membuat Anna tersadar dan kembali ke dunianya, mengikut arah pandang Draken dan matanya menangkap kerumunan orang banyak membentuk lingkaran.

Keduanya sampai berada diantara kerumunan orang ini, namun Anna tak dapat melihat apapun karena tubuhnya yang tidak terlalu tinggi dan itu sangat tidak menguntungkannya jikalau keadaan seperti ini.

Draken menoleh dan membisikkan sesuatu tepat di telinga Anna karena suara bisingnya musik, "Mau ku gendong?" Tawa Draken

Wajah Anna memerah, di tengah kerumunan orang banyak ini ia dapat mendengar dengan jelas suara bariton Draken yang rendah, ia bahkan dapat merasakan hembusan napas hangat Draken, menerpa pipinya.

Anna menggeleng pelan, namun sebelum memberikan respon atas tawaran Draken, tubuhnya lebih dulu di angkat oleh Draken sampai ia dapat melihat semuanya jelas.

Draken menggendong Anna di kedua pundaknya agar Anna dapat melihat festival musik dengan jelas dan menikmatinya kala mereka berada di pusat kota Shibuay ini.

Anna menundukkan tubuhnya, dengan kedua tangan yang berada di atas rambut Draken, "Draken-kun, ini sangat memalukan. Turunkan saja aku." Bisik Anna, dengan wajah memerah.

Draken berucap dengan santai, "Kalau kau tidak aku gendong, kau tak akan dapat menikmati festivalnya." Ucap Draken, seolah Anna sangatlah enteng dan tidak berat sama sekali untuk lelaki itu.

Anna menghela napas pelan, berusaha bersikap biasa saja dan mulai menikmati festival musik yang sedang berlangsung beberapa meter di hadapannya.

Lagi-lagi, ia merasa bahwa ia sudah pulang ke rumahnya. Padahal, Shibuya merupakan kota yang asing untuknya, ia bahkan pertama kali ke kota ini saat Draken mengajaknya.

Namun kota Shibuya membuatnya merasa nyaman dan tenang, bahkan hanya dengan menikmati angin malamnya saja dapat membuat pikirannya jernih dan melepaskan penat juga beban pikiran.

Ia terbiasa pergi ke Tokyo sesekali saat liburan karena terkadang orang tuanya sangat sibuk sehingga mengharuskan ia untuk mengunjungi keduanya.

Seperti saat ini, ia berada di tengah-tengah kerumunan orang yang menikmati festival musik, kebisingannya pun tak perlu diragukan lagi. Tetapi ia merasa lebih tenang seperti ini, tidak ada ketakutan apapun pada dirinya sekarang.

Setelah selang beberapa menit, festival musik mulai sampai pada penutupan. Anna membungkukkan tubuhnya untuk berbicara pada Draken. "Draken-kun, tolong turunkan aku. Kau pun sudah lelah, bukan?" Tanya Anna.

Just Two of Us | 𝐑𝐲𝐮𝐠𝐮𝐣𝐢 𝐊𝐞𝐧 ✓ Where stories live. Discover now