Whatever It Takes

4.1K 553 67
                                    

"Apapun yang terjadi, kami harus memperbaiki semuanya."

•~•

Banyak hal yang sudah terjadi, beradaptasi, mengenal satu sama lain, sebuah rahasia mereka masing-masing, sebuah rumor aneh yang datang entah darimana, dan hubungan persaudaraan.

Mereka bertujuh telah melewati hari yang berat.

Esoknya, Kamis, siang hari, jam istirahat, di atap sekolah mereka bertujuh berkumpul bersama Fang, Yaya, Ying dan Gopal.

Berbicara tentang rumor yang tersebar entah darimana asalnya itu datang.

"Sehabis kami mengerjai beberapa murid nakal, mereka bilang kalo Kak Taufan itu tidak seperti dirinya. Mereka menganggap kalo Kak Taufan adalah Kak Hali, bahkan yang lebih mengejutkan dia tahu jikalau kita bertujuh telah bertukar jiwa." Jelas Solar.

Ying tersentak. "Itu artinya, selama ini ada yang menguping pembicaraan kita."

"Kurasa tidak begitu, Ying." Sangkal Yaya.

"Lalu?" Tanya Ying.

"Eummm... Aku tidak tahu. Aku tidak ingin kita berprasangka buruk yang tidak-tidak." Jawab Yaya.

Taufan menghela nafas. "Betul juga kata Yaya, mana mungkin kita akan menuduh dan menyelidiki semua murid di sekolah ini. Itu perbuatan tidak baik."

"Ini tuh salah kalian." Ucap Fang.

Ketujuh laki-laki berkekuatan elemental itu tertohok dengan lontaran perkataan Fang.

"Diawali dari Ice, lalu Halilintar dan Solar. Kalian bertiga yang membuat rumor yang hanya sekedar angin menjadi bukan sekedar rumor, sebab kalianlah yang meyakini kalau rumor itu benar."

Sebagai orang yang mudah emosian, Halilintar mencengkram kerah baju seragam Fang.

"Sudah kubilang, ini bukan salah kami. Tapi salah murid sialan itu." Gertak Halilintar.

Gempa memisahkan Fang dan Halilintar lalu berganti tempat agar Kakak sulungnya berjauhan dengan Fang.

"Padahal kita sudah beradaptasi tapi tetap saja... Mustahil." Keluh Gempa sembari memijat keningnya.

"Apa mungkin... Ada seseorang yang menyadarinya? Kalau kita bertujuh terlihat berbeda?" Ujar Blaze.

"Adudu dan Probe?" Gopal mencoba menebak.

"Mereka berdua bukannya sedang berlibur ke Planet Atata tiga?"

"Eh?! Iya juga ya... Terus, siapa dong?"

"Aku tidak tahu."

Langit terlihat lebih cerah, warna birunya sangat jernih, beberapa awan menghiasi langit tersebut dan juga sang awan menutupi matahari yang terik di siang itu.

Burung-burung berkicau meramaikan keheningan mereka semua untuk mencari waktu berpikir keras.

Bermenit-menit lamanya namun tidak ada apapun tanda-tanda, jika memang benar tidak ada itu artinya ini kemurnian kesalahan mereka sampai-sampai ketahuan oleh para murid-murid di sekolah ini.

"Usaha yang sia-sia." Ucap Thorn.

•~•

Taufan pulang agak terlambat hari ini, seusai rapat organisasi siswa ia cepat-cepat membereskan peralatan sekolahnya di meja.

Shuffle Siblings [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang