Hari yang Indah?

21.1K 1.2K 127
                                    

Pada hari Sabtu yang cukup cerah.

Pemuda berkacamata jingga sedang sibuk meneliti bahan - bahan eksperimennya. Sejak kemarin malam ia belum sempat tertidur karena terlalu sibuk dengan bahan - bahan tersebut.

Tok Tok Tok

"Solar! Waktunya sarapan!" Ucap pemuda lain yang sudah berpakaian rapi dengan kaos coklat polos ditambah celana hitam dengan garis kuning. Pemuda itu tetap menggedor - gedor pintunya.

"Iya, sebentar!" Sahut pemuda berkacamata jingga, Solar.

"Sebentar sampai kapan? Aku tahu kalau kau belum tidur sejak kemarin malam!" Ucapnya. Kini pintu itu digedor hingga keras.

Solar menggaruk - garuk rambutnya yang memang tidak gatal. Lalu membukakan pintu untuk pemuda yang sedari tadi menunggunya. "Iya, Kak Gem, sabar".

"Ya sudah. Ayok sarapan!" Ucap pemuda yang dipanggil Gempa tersebut. Dan menarik Solar dengan cengkraman yang cukup kencang menurut Solar.

( Di meja makan )

Kelima pemuda sudah duduk rapi di tempat duduk mereka masing - masing. Hanya saja terjadi sedikit keributan disana.

"Kak Hali! Tadi gimana, hebat 'kan?" Tanya Taufan riang, kembar kedua dari ketujuh kembaran elemental. Ia duduk di ujung dan di sebelahnya terdapat Blaze dan Thorn.

"Hebat?! Kau bilang hebat?! Jika kau membangunkanku dengan cara seperti itu terus akan kubunuh kau!" Kesal Halilintar. Selaku kembar pertama, ia sangat kesal karena Taufan menjahilinya lagi.

Lalu memukul Taufan yang duduk di depannya tepat dibagian kepalanya.

"Kenapa hanya memarahiku? Blaze juga ikut dalam rencanaku?" Bela Taufan. Sambil menunjuk Blaze yang berada disebelahnya. Sedangkan tangan yang lain masih mengusapkan kepalanya yang kesakitan.

"Ergghh... Kak Taufan, aku 'kan hanya sedikit membantu, hehe". Jawab Blaze, kembar keempat dari ketujuh kembaran elemental.

"Ice! Jangan tidur di atas meja makan! Nanti Kak Gempa marah!" Seru Thorn, kembar keenam yang tidak mau terlibat dengan Taufan dan Blaze.

"Hmm... Tak akan marah, aku yakin". Ucap Ice meyakinkan Thorn.

Kembar kelima dari ketujuh elemental ini memang suka tertidur dan bermalas - malasan. Dalam sedetik, ia melanjutkan tidurnya lagi.

Gempa dan Solar yang baru saja turun dari lantai dua. Namun setelah sampai di meja makan, Gempa hanya bisa menghela nafas keras. Dan segera melangkah ke dapur untuk memasak sarapan yang sedikit lagi akan matang. Sedangkan Solar menuju ke arah meja makan dan duduk di sebelah Ice.

"Pagi, Solar!" Sapa Thorn dengan senyum polosnya.

"Pagi". Solar menyapa kembali. Tentu saja hal itu membuat Thorn senang. Tapi dalam sekejap mukanya sedikit murung.

"Kau kenapa, Solar? Mukamu kusut sekali". Ucap Thorn sambil menyelidiki setiap sudut wajah Solar.

"Y...ya... S- sebenarnya tadi aku sudah mandi. T-tapi aku tidak bisa menghentikan eksperimenku". Jawab Solar, lalu memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Sebaiknya-"

"Sudah! Jangan banyak omong dan nikmati sarapan yang sudah aku siapkan". Perintah Gempa yang memotong perkataan Thorn.

Setelah itu, hanya ada suara dentingan antara sendok dengan piring. Jarang sekali mereka membuat suasana tenang hari ini. Namun, beberapa orang di meja makan itu merasa puas dengan keadaan ini.

Shuffle Siblings [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang