Kekuatan

8K 858 199
                                    

"Aaaa! Ada alien!" Teriak lantang salah satu siswa asing yang kebetulan lewat. 

"Ayo, kita periksa!" Mereka semua mengangguk dan mengikuti langkah Gempa yang menuju ke lapangan sekolah.

< Lapangan Sekolah >

Sesudahnya, mereka semua melihat para alien asing. Dan berbicara padanya dengan bahasa yang tidak jelas.

"Kopek pekope!" Ucap alien tersebut.

"Dari semua mata pelajaran, hanya bahasa ini yang tidak kumengerti". Kepintaran Solar pun tidak mampu untuk menerjemahkannya.

Para alien itu mulai menyiapkan senjata dan mulai menyerang sekolah. Pastinya, para ketujuh pemuda kembar beserta empat sahabatnya mulai menyerang balik.

"Rasakan ini! Pukulan bertubi - tubi!" Yaya menyerang alien itu tanpa belas kasih. Diikuti dengan Ying, Gopal dan Fang.

Lalu bagaimana dengan ketujuh pemuda kembar yang berkekuatan elemental tersebut?

"Dimana para Boboiboy?" Tanya Yaya saat alien sudah tidak ada di kawasannya.

"Di sana!" Jawab Ying sambil menunjuk ketujuh pemuda yang sedang kesusahan dengan kekuatannya sendiri.

"Ish! Kenapa hoverboard ini tidak terbang? Taufan! Bagaimana kau mengendalikan benda jelekmu ini?!" Halilintar terlihat kesusahan dengan hoverboardnya sendiri, hingga ia harus menanyakan hal ini kepada Taufan. Sampai Halilintar melompat - lompat layaknya kelinci di hoverboard tersebut.

Detik selanjutnya hoverboard yang di naiki Halilintar menyala. Namun dengan sedikit kejutan.

Fwoosshhh

"AAAA! TAUFAN, SIALAN! HOVERBOARD- AAAAA!" Halilintar pun terbawa oleh hoverboard melesat cepat yang terarah secara acak atau tidak terkendali.

Sedangkan Taufan sendiri juga kesusahan dengan kekuatan milik adiknya yang paling baik tersebut.

"Eukkh... Sarung tangan apa - apaan ini?! Berat sekali!" Ucap Taufan. Gempa yang mendengarnya kesal sendiri.

"Itu artinya Kak Taufan memang lemah". Sindir Gempa.

Sebenarnya Gempa juga ingin mengeluarkan kuasa elemental adik bungsunya. Tetapi ia terlalu takut jika membuat kekacauan besar di sekolah, ia mengurungkan niatnya untuk menyerang dengan kekuatan adiknya yang paling kuat tersebut.

"Fokus... Pedang Halilintar! Eh?! Kok enggak keluar sih! Padahal Thorn udah fokus". Thorn mengayunkan tangannya berkali - kali berharap pedang Halilintar muncul di genggamannya.

"Cakram berapi!" Muncullah cakram berapi di tangan Solar secara ajaib.

Namun, detik selanjutnya. "Aaaa! Panas!"

"Memangnya panas, ya?" Blaze kebingungan ketika melihat Solar menjerit kesakitan. Biasanya Blaze memegang cakram itu tidak terjadi apapun.

"Iyalah, bisa saja tanganku yang mulus ini nanti rusak". Gerutu Solar yang mengkhawatirkan tangan mulusnya.

"Heh, gitu doang kesakitan. Lihat aku, nih. Panah pembeku!" Giliran Blaze yang mengeluarkan kekuatannya. Panah yang terbuat dari es seratus persen itu sudah berada di tangan Blaze.

Shuffle Siblings [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang