Salah Langkah

3.2K 390 13
                                    

"Aku hancurkan ya? Solar?"

"Jangan!"

Faisal dan Solar kini bermain rebut-rebutan atau kejar-kejaran untuk mendapatkan hak milik bunga tersebut.

Teman-teman Solar bahkan Kakak-kakaknya merenung memandang pemandangan unik yang tidak biasanya terjadi.

Halilintar yang risih langsung bergerak mendekat ke Solar, tiada gerakan selanjutnya dari sang adik saat sang kakak sudah mengambil keputusan.

"Hei, alien yang datang entah darimana, berikan bunga itu." Ucap Halilintar.

Kepala Faisal menggeleng cepat.

"Berikan atau aku giling di tengah pusaran angin topan." Halilintar mulai mengancam, matanya menatap tajam.

Faisal menggerutu, "Kau berbicara seakan-akan kau yang paling kuat saja."

"Aku mempunyai hal yang lebih mengancam kalian tahu..."

Halilintar sedikit tersentak. "Apa itu?"

Tawa menyebalkan muncul dari mulut Faisal, tanpa di sadari siapapun musuh lain atau teman-temannya Faisal sudah menghilang dari pandangan mereka semua.

Menyadari itu, Halilintar bersiap-siap menyerang lebih dulu.

"Beritahu sekarang."

Tangan Faisal mencapit dagunya yang lancip, "Pfft-- tidak mau."

Amarah Halilintar meluap, Hoverboard kini muncul di sebelahnya.

Cepat-cepat ia menaiki Hoverboard tersebut walau belum memiliki keseimbangan yang cukup sempurna Halilintar tetap berusaha sebaik mungkin.

Hoverboard itu melaju secepat mungkin ke arah Faisal, namun saat sudah sangat dekat Halilintar malah mengabaikan targetnya dan bergegas menuju kapal angkasa musuh.

Yang ia yakini ada yang tidak beres di dalam kapal angkasa yang mengambang bebas di atas langit tersebut.

"Hey!" Teriak Faisal panik.

Matanya menatap cemas, tergesa-gesa ia menekan tombol pada jam tangannya. "Ben! Reza! Taufan sedang ke arah kapal angkasa! Cepat lakukan penyerangan!"

Sesudahnya Faisal tetap cemas tetapi kecemasannya tergantikan oleh kewaspadaan terhadap Solar yang kini berada di hadapannya.

"Kau Solar? Iya 'kan?"

"Matamu sepertinya harus dilakukan pemeriksaan kesehatan, jelas-jelas aku ini Halilintar."

Pedang Halilintar sedari tadi sudah di pegangan Solar kini ujung pedang itu mendekat ke leher Faisal.

"Apa rencana mu?"

Faisal hanya bisa meneguk ludahnya sendiri, ia benar-benar di posisi yang tidak menguntungkan dirinya.

Senyuman kikuk terpasang di wajahnya, "Memangnya apa peduli mu?"

Kesal dengan jawaban Faisal, ujung pedang Halilintar semakin mendekat.

"Aku, tidak, maksudku kami--"

Tiba-tiba saja jam tangan milik Faisal berbunyi, pesan suara masuk dari salah satu rekannya.

"Faisal, misilnya sudah siap di jatuhkan. Kau cepatlah pergi dan naik ke kapal angkasa."

Solar membelalakkan matanya tidak percaya.

"Dasar gila." Umpatan kasar terlontar dari Solar.

Tidak perlu mengasihani musuh, Solar menyetrumnya secara tidak manusiawi lalu bergegas pergi meninggalkan Faisal.

Shuffle Siblings [Discontinued]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang