15

1.6K 228 5
                                    

Setelah sekian lama berada di rumah sakit akahirnya, hari ini Chenle diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit. Dia bisa berobat jalan karena konidisinya sudah pulih.

Haechan tengah membereskan barang-barang milik Chenle. Tadi Jisung bilang, pria itu akan menjemput mereka sesegera mungkin karena Jisung harus menghadiri peluncuran terbaru produk perusahaan yang dipegangnya.

“Jam berapa Jisung kesini?” tanya Chenle pada sang anak yang sedang duduk di atas sofa.

“Entahlah eomma. Dia hanya mengatakan jika tak akan lama. Mungkin sebentar lagi.” Jawab Chenle

“Dia juga sudah pergi lama.” Sambungnya lagi

Haechan yang mendengar jawaban dari Chenle mengangguk mengerti. Padahal bisa saja dia yang mengantar Chenle pulang ke rumah mereka. Tapi sepertinya Jisung ingin dia yang mengantar Chenle. Baiklah. Mereka akan menunggu.

Suara ponsel Chenle berbunyi. Pria manis itu membaca nama yang tertera di layar ponselnya.

Jisung menelepon.

“Hallo.”

“Kau masih di rumah sakit?”

“Hm.. kamu bilang aku harus menunggu.”

“Baiklah. Tunggu aku. Aku sedang dalam perjalanan.”

“Hati-hati.”

“Okay.”

Setelah itu Chenle mematikan sambungan teleponnya dengan Jisung.

“Dia sedang dalam perjalanan, eomma.”

“Baiklah. Sepertinya eomma mu ini juga sudah selesai berkemas.” Jawab Haechan dengan sebuah lengkungan manis di bibirnya.

Chenle yang melihat itu lantas ikut tersenyum. Melangkah perlahan ke arah ibunya yang sangat ia sayangi.

Chenle memeluk eommanya.

“Terima kasih selalu ada untukku, eomma.”

Haechan tersenyum dan membalas pelukan anaknya. Ia mengelus punggung Chenle dengan sayang.

“Kau anakku yang akan selalu aku sayangi.”

Setelah cukup lama berada di perjalanan, akhirnya Chenle dan Jisung sudah sampai di rumah mereka. Jisung yang baru saja mematikan mesin mobil langsung berjalan ke arah pintu sebelahnya. Membukakan pintu untuk Chenle dan membantu pria manis itu untuk berjalan.

“Pelan-pelan saja, Chenle.” Ujar Jisung sambil memapah Chenle.

Chenle yang mendengar itu pun hanya bisa mengangguk. Memang, tenaganya masih belum sepenuhnya pulih.

Saat sudah berada di depan tangga, Chenle menghentikan langkahnya sejenak. Melirik ke arah tangga yang dalam benaknya bisa tidak ia lewati dalam keadaan seperti ini.

“Jisung, aku ingin beristirahat di sofa dulu.” Ucap Chenle pada Jisung yang berada di sebelahnya.

“Kau lebih baik beristirahat di kamar Chenle.” Jawab Jisung tak setuju dengan perkataan Chenle.

Bukankah lebih baik Chenle beristirahat di kamar agar bisa berbaring dengan nyaman. Jisung hanya ingin Chenle cepat pulih.

“Tapi, aku.. sepertinya aku...”

Hap

“Jisung.”

Pria mansi itu terkejut saat Jisung tiba-tiba mengangkat tubuhnya hingga saat ini Chenle berada di gendongan Jisung dengan posisi bridal style. Mata bulatnya membulat sempurna saat menatap Jisung. Kedua tangannya juga spontan mengalung indah di leher suaminya.

Love And Revenge [jichen] - ENDजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें