22

1.5K 218 23
                                    

Seungmin berlari sambil membawa Chenle dalam gendongannya. Raut wajahnya yang selalu datar kini terlihat panik. Harusnya Seungmin sampai disana lebih cepat dan menemukan mereka berdua. Jika dia sampai lebih awal, Chenle mungkin tidak akan sampai jatuh pingsan seperti ini. Seungmin jadi khawatir, apa yang telah mereka bicarakan?

Setelah sampai di UGD, Seungmin membaringkan Chenle di bangkar rumah sakit. Wajah Chenle memucat dengan keringat dingin yang mengalir di pelipisnya.

Saat itu, seorang dokter melangkah ke arah Seungmin. Seungmin hanya bisa terdiam melihat Chenle diperiksa. Dan saat dokter selesai memeriksa, alangkah terkejutnya Seungmin mendengar penjelasan dari dokter tersebut.

“Hamil?”

===

Jisung melangkahkan kakinya di lorong rumah sakit. Perasaannya campur aduk. Entah untuk yang ke berapa kalinya dia menginjakkan kaki di rumah sakit. Jisung muak! Hidupnya tak jauh dari kata ‘rumah sakit’ sebenarnya apa yang salah dengannya? Kenapa semua ini terjadi di kehidupan Jisung?

Jisung menghentikan langkahnya di depan pintu. Bisa ia lihat orang yang berhasil membuatnya sampai di tempat seperti ini lagi.

“Akhirnya kamu datang Ji.” Tutur orang itu dengan sebersit senyum manis dengan tangan kirinya yang dibalut perban.

Renjun hanya terluka kecil di salah satu tangannya.

Jisung menghela nafas gusar. Bagaimana bisa ia menghampiri Renjun? Jisung marah, ia benar-benar tak bisa diam begitu saja saat Renjun mengirimi pesan jika dia habis kecelakaan. Jisung marah karena ia masih saja bisa mengkhawatirkan Renjun saat kondisinya sedang tidak baik-baik saja.

Dan darimana Renjun bisa mendapatkan nomor Jisung? Kapan dia mempunyai nomornya?

“Kamu pasti bertanya-tanya kenapa aku bisa mempunyai nomormu kan?” tanya Renjun seakan mencoba menebak isi pikiran Jisung.

Jisung terdiam lagi. Lalu dirinya melangkahkan kakinya mendekati bangkar rumah sakit.

“Malam itu kartu namamu terjatuh.” Ucapnya lagi memberi jawaban atas pertanyaannya sendiri.

“Lalu kenapa kamu menghubungiku?” tanya Jisung.

“Harusnya aku yang bertanya. Jika kamu sudah tidak peduli denganku lagi, mana mungkin sekarang kamu ada disini.” Jelas Renjun sambil tersenyum tipis.

Jisung memejamkan matanya. Menahan sesuatu yang hendak meledak. Harus bagaimana dia menjelaskan pada Renjun jika mereka sudah tidak bisa bersama lagi?

“Dengarkan aku baik-baik Renjun. Kita sudah tak ada hubungan apa-apa lagi. Harusnya kamu mengerti apa yang aku katakan. Kita tak akan bisa bersama lagi. Aku sudah memiliki pasangan.”

“APA KAMU MENCINTAINYA JI?!”

Renjun berteriak, marah dengan penjelasan Jisung. Lagi dan lagi, Jisung mengatakan jika dia sudah menikah. Dia sudah memiliki pasangan.

“Jawab aku Ji.”

“YA! AKU MENCINTAINYA. AKU MENCINTAINYA SAMPAI-SAMPAI RASANYA AKU INGIN MATI SAJA  TELAH MENGKHIANATINYA.”

Jisung ikut tersulut emosi. Dadanya naik turun dengan keras dan wajahnya sudah memerah.

Renjun mengerjap kaget karena teriakan Jisung. Setelah terdiam beberapa saat, pria manis itu tersenyum sinis.

“Pembohong.” Gumamnya pelan.

===

Mobil Seungmin berada di depan rumah Chenle. Bersamaan dengan itu, mobil hitam milik Jisung pun baru saja sampai di depan rumah. Seungmin turun dari kursi pengemudi lalu memutari mobilnya untuk membukakan pintu bagi Chenle.

Love And Revenge [jichen] - ENDWhere stories live. Discover now