16

1.5K 223 23
                                    

Musim semi sebentar lagi akan berakhir, digantikan dengan musim panas yang cocok untuk berjemur di tepi pantai.

Chenle sedang sibuk di dapur menyiapkan sarapan untuk Jisung.

Cup

Chenle menoleh ke samping dengan wajah kaget karena ada yang menciumnya.

“Selamat pagi lele.” Tutur Jisung sambil menampilkan senyumnya.

Chenle pun mengulas senyum. “Pagi Ji.”

“Kamu sudah siap? Duduklah. Kita sarapan dulu.” Ajak Chenle sambil melangkah ke arah meja makan diikuti oleh Jisung.

Mereka menyantap sarapan dengan tenang.

“Hari ini aku ada janji bertemu dengan teman lamaku.” Ucap Chenle disela-sela kunyahannya.

“Benarkah? Jadi, kamu mau aku antar dan jemput atau-“

“Tidak tidak. Aku bisa pergi sendiri. Aku hanya ingin memberitahumu saja.” Potong Chenle menolak tawaran Jisung.

Jisung melirik Chenle lalu tersenyum. Rasanya tenang melihat Chenle sudah sembuh.

“Sepertinya ini pertama kalinya aku melihatmu akan pergi keluar menemui seseorang, Chenle.” Seru Jisung setelah menelan satu suapan sarapan paginya.

“Mmm.. dia baru saja pindah dari Amerika.” Jawab Chenle.

“Begitu? Ah, berarti jika seperti itu kamu bisa meminta dia mengajarkanmu bahasa inggris, Chenle.” Goda Jisung dengan senyum jahilnya.

Chenle langsung merengut. Ia memajukan bibirnya dengan kesal.

“Aku sudah pandai bahasa inggris.” Balas Chenle judes hingga membuat Jisung terkikik geli.

“Baiklah. Aku mengakui itu. Tapi.. hanya sedikit.” Balas Jisung dengan sengaja mengecilkan suaranya di bagian akhir.

Chenle hanya bisa memasang wajah kesalnya.

Setelahnya, wajah masam Chenle tiba-tiba berudah sendu.

“Tapi, sepertinya dia tidak bahagia dengan pernikahannya.” Gumam Chenle sedih

“Jadi temanmu sudah menikah?”

Chenle mengangguk.

“Sepertinya kamu dan dia sangat dekat sampai kamu mengkhawatirkannya.” Ungkap Jisung.

Chenle mengangguk sekali lagi.

Bukan hanya dekat. Renjun sudah ia anggap sebagai saudaranya sendiri.

“Dia dan Sekretaris Kim adalah orang yang berarti dalam hidupku. Kami tumbuh bersama sejak kecil.”

Jisung menyerngit.

“Maksudmu Seungmin?” tanya Jisung yang tak mengetahui apa-apa tentang Chenle.

Chenle mengangguk.

“Aku juga tak tau kenapa. Tapi, saat aku berumur lima tahun, appa membawa Seungmin ke rumah dan menjadikannya sebagai pelindungku. Kami tumbuh bersama. Appa bahkan menyekolahkan kami di sekolah yang sama hingga kami kuliah.” Ucapnya mulai bercerita.

“Seungmin benar-benar melindungiku. Dia selalu ada saat aku berada dalam bahaya. Hingga kini, dia menjadi orang kepercayaan appa untuk selalu menjagaku.”

“Aku bahkan merasa jika dia sudah seperti kakakku.” Ungkap Chenle tentang Seungmin yang selama ini menjaga dirinya.

“Dia pernah menyelamatkanku dari penculik suruhan rival bisnis ayah. Sejak kecil Seungmin sudah dilatih banyak ilmu bela diri oleh ayah. Dia dimasukkan ke kursus bela diri.”

Love And Revenge [jichen] - ENDWhere stories live. Discover now