Chapter 17.

408 30 3
                                    

Feligan tersenyum dengan penuh misteri. Sepertinya drama yang ia lakukan sebelumnya berhasil membuat Shakira untuk mengikutinya dengan sukarela. Hal ini memang direncanakannya sedari awal karena ia bertekad untuk merebut kembali kekuasaannya yang entah sejak kapan sudah diambil alih oleh keluarga Mafioso lainnya.

Hal ini tidak membuatnya tenang beberapa hari ini, bahkan membuatnya sangat kepikiran. Kekuasaan yang sejak lama ia kumpulkan menguap begitu saja tentu membuatnya tidak tenang.

Satu hal yang ia tahu dapat menyatukan kembali kekuasaannya yaitu memberitahu berita jika ia memiliki seorang istri yang mana artinya semua orang akan menargetkan Shakira sebagai objek utama dalam melumpuhkannya yang sebenarnya tidak, karena Shakira hanyalah umpan untuk memberinya waktu dalam mencari tahu akan hilangnya kekuasaannya.

Mungkin ini adalah hal keji yang dilakukannya pada Shakira dimana ia telah menculik wanita itu seenaknya dan kini memanfaatkan wanita itu sebagai kambing hitamnya.

Terbesit rasa bersalah di hati Feligan akan tetapi segera ditepisnya, bagaimana pun ia tidak boleh goyah hanya karena Shakira itu wanita dan telah bersamanya sementara ini. Karena mau apapun keadaan nantinya, Shakira bisa saja terbunuh dan Feligan menganggap jika itu sudah menjadi takdir Shakira. Ya, dia memang sekejam itu.

"Aku tidak tahu seramai ini," bisik Shakira saat mereka menaiki tangga menuju ke dalam mansion.

Feligan tersenyum, tentu saja Shakira tidak tahu. Mafioso memang membuat apapun terlihat berbeda dan tidak ada yang tahu letak pesta ini kecuali orang tertentu yang tentunya termasuk kolega dan kelompok Mafioso lainnya.

Pintu besar mansion tersebut terbuka dan terlihat ballroom besar yang mereka tuju saat ini melebihi ramai yang ada di luar. Beberapa orang menundukkan kepalanya pada Feligan.

"Kau mengenal mereka?" Shakira tidak bisa menahan rasa penasarannya saat semua orang di sini menatap mereka dengan pandangan aneh.

Feligan berdehem sebagai jawaban, lalu ia menarik tangan Shakira menuju sebuah tempat yang tampaknya tidak terlalu ramai dan lebih terlihat privat.

"Kau datang," sambut seorang pria tua yang tampaknya sangat tertarik dengan kehadiran Feligan.

Feligan mengangguk. "Tentu saja, karena ada suatu hal yang ingin kusampaikan pada kalian, sayangnya belum kuberi tahu sejak lama," balas Feligan.

Pria tua itu tersenyum. "Apa yang ingin kau sampaikan?" Tanyanya.

Feligan tiba-tiba menarik Shakira ke dalam pelukannya yang membuat wanita itu membelalak karena terkejut. Lalu, Feligan menatap mata Shakira dengan pandangan seperti mencintai yang dibalas bingung oleh Shakira.

"Kekasihmuu?" tanya Pria tua itu yang membuat orang-orang disekeliling mereka ikut menatap penasaran.

Feligan memutuskan tatapannya pada Shakira dan menatap pria tua itu sembari menggeleng.

"Tidak, dia istriku," jawab Feligan yang tidak sampai 5 detik membuat suasana dalam mansion tersebut hening.

Shakira terkejut sebesar inikah pengaruh Feligan sehingga dapat mengambil seluruh perhatian mereka.

"Tidak mungkin," tolak Pria tua itu dengan wajah tidak percayanya.

Feligan tersenyum. "Aku serius, Xander."

Pria tua itu--Xander--terlihat melotot menatap Shakira yang lebih terlihat seperti menilai wanita itu dengan pandangannya dan membuat Shakira tidak nyaman sehingga sulit untuk sekedar bernapas.

"Tidak, Xander. Jangan menatap istriku seperti itu, kau membuatnya tidak nyaman." Peringat Feligan yang langsung membuat Xander membuang pandangannya ke arah lain.

Seorang pria tua lainnya berdiri sembari menatap Feligan dengan tatapan terkejutnya. "Sejak kapan?" Tanyanya.

Feligan menatap Shakira sedangkan yang ditatap hanya menunjukkan ekspresi bingung. Sudut bibir Feligan terangkat melihat reaksi Shakira yang sepertinya masih mencerna apa yang terjadi saat ini.

Wanita ini ternyata lama sekali untuk mengerti semuanya dan Feligan sedikit bersyukur karena Shakira tidak dapat mengetahui maksudnya sehingga memudahkannya dalam hal ini.

Feligan mendekatkan wajahnya ke wajah Shakira lalu berbisik lembut di telinga wanita itu. "Jangan terlalu memaksa untuk mengerti, kau tidak harus mengerti. Cukup tenang saja, Shakira. Percaya padaku."

Shakira mengangguk dan wajahnya tiba-tiba memerah. Bukan karena perkataan Feligan akan tetapi karena hembusan napas hangat yang berasal dari mulut Feligan yang menyentuh lehernya dengan lembut, membuatnya merasa seperti kehabisan napas karena rasa geli dan hangat yang bersamaan.

Semua yang melihat apa yang dilakukan Feligan kepada Shakira pasti mengira pria itu sedang melancarkan godaan nakalnya pada wanita itu ditambah wajah merah padam yang ditunjukan oleh pipi Shakira semakin membuat mereka yakin akan hal itu.

"Jangan bermesraan di depan kami, Feligan. Kau membuat pria tua bangka seperti kami merindukan masa muda haha," sahut salah satu pria tua lainnya yang membuat beberapa orang tertawa termasuk Feligan.

"Maafkan aku, aku lupa jika kalian sudah tidak lagi muda. Ini kesalahanku karena berteman dengan kalian," hardik Feligan yang membuat sautan balasan tidak terima akan perkataannya yang tahu jika itu adalah candaan semata.

"Sejak kapan, Feligan?" Tanya pria tua tadi yang tampaknya begitu menginginkan jawaban dari Feligan.

Feligan menatap pria tua itu dan mulutnya terbuka membalas pertanyaan memaksa pria itu. "Sejak sebulan yang lalu, aku sengaja tidak mengundang kalian karena wanitaku menginginkan pernikahan yang sakral," bohong Feligan.

Shakira tersenyum kecut. Apa-apaan dengan Feligan, mulutnya bisa mengeluarkan sebuah kebohongan yang terasa manis, ternyata masih banyak hal yang Shakira tidak ketahui akan pria itu.

"Kalau begitu kami permisi dahulu, aku masih harus menyapa yang lainnya."

Semua orang dalam tempat tersebut mengangguk dan membiarkan Shakira dan Feligan meninggalkan mereka. Setelah beberapa menjauh dari mereka Shakira akhirnya bisa melepaskan napas lega dan ternyata itu tidak luput dari perhatian Feligan yang membuat pria tersebut mengeluarkan tawa kecilnya.

Shakira menatap kesal pada Feligan. "kau masih bisa tertawa. Aku sudah merasa tercekik di sana, sangat membuatku tidak nyaman. Aku tidak percaya kau berteman dengan mereka," gerutu wanita itu.

Feligan kembali tertawa. "Kau hanya melihat hal tenang seperti ini saja sudah ketakutan, bagaimana di medan tembakan nanti, aku bertaruh kau akan pingsan?"

"Urgh, aku tidak mau memikirkan hal itu. Bisakah kau setidaknya membuatku tenang," kesal Shakira.

"Haha, baiklah. Ayo kita mengambil minum dahulu."

Shakira mengangguk dan mereka pergi ke arah meja yang sudah terdapat gelas berbentuk Paramida yang ternyata telah berisi minuman alkohol. Feligan mengambil satu gelas dari atas dan memberikannya kepada Shakira yang langsung saja wanita itu teguk dan langsung merasa kecut setelah menegaknya dalam sekali tegukan.

Feligan tertawa melihat itu, lalu ia kembali mengambil satu gelas untuk dirinya yang ternyata ia mengambil gelas dari bawah susunan gelas Piramida itu sehingga bisa dipastikan susunan gelas tersebut luruh ke lantai seketika dan hancur.

Shakira syok melihat hal tersebut sedangkan pelaku yang melakukan hal tersebut terlihat tenang sembari meminum minumannya. Shakira menatap sekeliling dan sudah dipastikan jika perhatian semua orang kini tertuju penuh terhadap mereka.

Shakira langsung mencengkram lengan Feligan dan ia merasa susah bernapas karena semua orang tidak lagi terlihat hangat seperti awal mereka datang. Mereka kini terlihat seperti menyimpan amarah, Shakira tahu hal yang akan terjadi berikutnya merupakan mimpi buruk yang mungkin akan membuatnya menyesal telah mempercayai pria itu, karena Feliganlah awal dari bencana dalam hidupnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 05, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

inhibitions of mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang