Chapter 12

975 59 9
                                    

"Kemana?" tanya Shakira saat mereka telah menaiki mobil.

"Ke sebuah restoran," jawab Feligan tak acuh.

Shakira mengangguk dan berpikir mungkin tidak apa untuk ia percaya pada Feligan kali ini karena pria itu terlihat memikirkannya kali ini atau setidaknya itulah yang ia tangkap dari perkataan pria itu kemarin malam.

"Siapa klienmu kali ini? Berasal dari mafia mana?" tanya Shakira yang mendapat lirikan oleh Feligan.

Feligan memutar setirnya saat jalan yang mereka lalui mengarah suatu tempat. "Well, aku memang Mafia tapi bukan berarti semua klienku seperti itu, bukan?"

Shakira mengedikkan bahunya lalu menyuarakan kebingungannya, "Memangnya kau bisa terlibat dengan mereka yang bukan Mafia?" tanya Shakira sembari mengutip kata 'bukan'.

"Tentu saja, merekalah yang melibatkan diri mereka padaku. Ingat, aku mafia dan tentu saja menguntungkan mereka."

"Tapi perjanjian seperti apa yang kalian lakukan, maksudku kerja sama apa yang kalian bangun?"

Feligan tampak berpikir dan menghentikan mobilnya saat lampu lalu lintas menunjukkan warna merah. Setelah itu ia menatap Shakira dengan kepala yang sedikit ia miringkan.

"Kami biasanya berkerja sama untuk menyelundupkan sesuatu atau melakukan sesuatu yang mereka tidak bisa," jawab Feligan.

Shakira mengernyit. "Bagaimana kau bisa melakukannya dan mereka tidak? Kau bukan Tuhan dan kau tahu itu."

Feligan terkekeh lalu kembali menatap ke depan dan melajukan mobilnya karena lampu lalu lintas sudah berubah warna menjadi biru.

"Mengapa kau terlihat pernasaran? Mulai mendalami pekerjaanmu sekarang?"

Shakira menggeleng. "Aku hanya penasaran, mengapa kau menjadi seorang Mafia disaat banyak pekerjaan lainnya yang bisa kau lakukan."

Rintik hujan mulai turun, awan yang tadi tidak cukup mendung kini mulai menggelap sama dengan apa yang dirasakan Feligan saat Shakira berkata seperti itu, hal itu membuatnya sedikit terganggu dan ikut bertanya pada dirinya sendiri.

"Entahlah," itulah yang akhirnya keluar dari bibir Feligan.

Mereka sampai di depan sebuah restoran dan rintik hujan masih setia menemani mereka. Feligan dan Shakira tidak berkutik di tempatnya, mereka seolah menunggu, menunggu siapa yang akan berbicara duluan dan mencairkan suasana tegang yang mereka buat sebelumnya.

Feligan melepaskan seatbeltnya dan menatap Shakira yang kini tengah menatap keluar jendela. Wanita itu terlihat cantik dengan hidung mancung dan bibir yang tidak terlalu penuh. Bulu matanya terasa lebat dan membuat wanita itu terlihat sangat cantik.

"Ingin turun sekarang?" tanya Feligan.

Shakira menoleh dan mengangguk. Feligan yang keluar terlebih dahulu dan membukakan pintu mobil untuk Shakira. Mereka berjalan beriringan memasuki restoran tersebut dan duduk di salah satu meja privat yang berada di lantai dua.

"Mereka belum datang?" tanya Shakira setelah ia duduk.

Feligan melihat sekeliling dan tidak menemukan batang hidung kliennya, lalu ia menggeleng pada Shakira.

"Lalu apa yang akan kita bahas nanti, tentang apa?"

Feligan melepaskan kancing teratas kemejanya dan duduk dengan menyilangkan kaki sembari menatap Shakira dan menjawab, "Apa saja yang ia inginkan."

"Maksudmu?"

"Dia klien, dia yang menentukan."

Shakira menggeleng sembari mengernyitkan dahinya. "Maksudmu kau tidak tahu apa yang mereka minta dan hanya datang begitu saja karena mereka butuh bantuanmu?"

inhibitions of mafiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang