Chapter 2

1.4K 93 2
                                    

Suasana ruangan yang sedikit remang itu dipenuhi dengan alkohol dan asap rokok. Sedikit terdengar suara musik dari lantai bawah tapi tidak mengganggu pelanggan di lantai atas.

Feligan berada disalah satu ruangan remang tersebut, ia meneguk habis minumannya dengan sekali tegukan.

Bisa dibilang ia cukup stress saat ini dikarenakan adanya pemberontak yang membuat propaganda dalam kelompoknya. Sudah ia pastikan ini ulah penyusup dari kelompok mafia lainnya.

Dengan pelan ia mengusap batang hidungnya yang terasa sakit.

Seorang pria masuk keruangannya tanpa izin sembari bertepuk tangan. "Tuan Mafioso! Sudah lama tidak melihatmu," sahut seseorang yang membuat Feligan menatap pemilik suara.

Feligan membuang mukanya saat tahu pria itu adalah Xander, salah satu ketua mafia D'xario yang dimusuhinya.

"Well, sepertinya kau tidak senang akan kedatangan diriku, benar?" tanya Xander yang telah memperhatikan sifat tidak suka Feligan padanya.

"Apa yang kau inginkan dariku, pria tua?" balas Feligan.

Xander yang tadinya berdiri kini mulai duduk di sofa yang berhadapan dengan Feligan. Ia mengambil sebuah botol martini dan menuangkannya ke dalam gelas Feligan yang telah kosong.

"Kau masih seperti biasanya, to the point, Feligan."

"Tidak perlu basa-basi."

Xander tertawa mendengar itu. "Aku tidak pernah basa-basi, Feligan. Tapi inilah caraku memulai pembicaraan, khasku."

Feligan menampakkan wajah muaknya, inilah kenapa Feligan benci pria itu. Terlalu bertele-tele dan mengejutkan. Kepribadian pria itu sangat berbeda dengan kepribadiannya.

"Katakanlah, cepat!"

"Dasar tuan tidak sabaran," sindir Xander yang dapat pelototan oleh Feligan.

"Baiklah, aku hanya ingin kita menambah perusahaan. Kau tau sendiri bukan kalau keluarga kita semakin meluas, maka dari itu kita butuh perusahaan lagi untuk mencukupi makanan sehari-hari mereka."

Feligan mengangguk, ia sudah tahu itu sejak lama. "Tenang saja, aku sudah menyiapkan satu perusahaan tepat di depan gedungku. Tapi aku ingin tidak ada campur tanganmu dalam perusahaan itu."

Xander menyeringai.

"Kau memang bisa diandalkan Feligan. Tidak salah pria tua itu menjadikanmu tangan kanannya."

Tangan kanan?

"Kurasa kau salah, pria itu menjadikanku anaknya, bukan tangan kanannya. Kau harus bisa menbedakannya atau mungkin ini karena otakmu telah menua?" sindir Feligan.

Xander berdiri dari duduknya, sebenarnya jika ia terus bersama Feligan mungkin saja emosinya akan bergejolak. Feligan seperti dirinya sewaktu muda, sangat angkuh.

"Melarikan diri, huh?" pancing Feligan membuat Xander mengepalkan kedua tangannya.

Tanpa berbalik, Xander keluar dari ruangan itu dengan kesal.

Itulah akibat jika kau bermain-main dengan Feligan, Mafioso yang nantinya akan menjadi kepala keluarga kelompok Mafia. Dan Xander tahu jika rivalnya satu ini susah untuk dikalahkan.

"Menyebalkan!" desis Feligan saat Xander tidak lagi terlihat.

***

Shakira sangat konsentrasi dalam pekerjaannya, sampai-sampai ia tidak dengar jika ada info yang disiarkan melalui audio kantornya.

"Apa kita akan dipecat?!"

Suara histeris itu membuat Shakira berhenti mengetik. Ia melihat semua teman-temannya sedang dalam perdebatan serius hingga tidak lagi dalam kubikel masing-masing.

inhibitions of mafiaWhere stories live. Discover now