Dare to Dream (PoV Mark Lee)

40 3 0
                                    

Hidup ini sama seperti kotak cokelat, kita tidak akan tahu sampai kita membukanya.

Forrest Gump

Mark Lee

SMA Serin A, berada di hadapanku sekarang. Aku menelusupkan kedua tangan ke dalam saku mantel, menatap gedung SerinA dengan perasaan bangga. Akhirnya aku bias berada di sini, di sebuah sekolah di mana aku hanya bias belajar hal-hal yang kusuka.

Namaku Mark. Panggil saja aku Mark. Aku tidak punya nama korea meski ibuku berdarah korea tulen. Akan tetapi karena aku harus memilikinya, bukan? Maka aku menggunakan marga ibuku di belakang namaku. Kau bisa memanggilku dengan lengkap, Mark Lee.

"Mark, kau kah itu?"

Aku menoleh ke belakang, kulihat Min Hyuk hyung menatapku dengan kedua matanya yang membola. Dia terlihat seperti menatap hantu saja.

"Hyung...!" sapaku seraya mengangkat tangan kananku, yang saat itu juga dibalas Min Hyuk hyung dengan hive five-nya.

"Lama nggak ketemu, Hyung terlihat semakin tampan," ucapanku ini langsung membuatnya tertawa kecil.

"Sedang apa kau di sini?"

Aku tersenyum kecil dan tak lama kubuka mantelku dan memperlihatkan seragam yang sama dengan yang dikenakannya.

"Heih, bagaimana bisa?"

Aku merangkul bahu Min Hyuk hyung dan kami pun berjalan memasuki gerbang sekolah. Saat ini kami berjalan diantara siswa lainnya. Sembari bercakap-cakap, aku menceritakan bagaimana aku bisa pindah dari SMA di Busan ke Serin A.

"Karena aku merasa impianku sangat dekat di sini," ujarku pada akhirnya memberinya jawaban.

"Kau tahu aku bahkan ingin keluar dari sekolah ini," katanya yang langsung membuatku terkejut.

"Waeyo?" tanyaku dengan nada yang lebih tinggi.

"Setelah kupikir-pikir aku tidak ingin menjadi entertainer. Aku memiliki mimpi yang lain dan ingin hidup normal di masa depan."

Aku seperti tidak mempercayai perkataannya sepenuhnya.

"Ah waeyo hyung. Kau sangat pintar bernyanyi, kau akan sukses."

Min Hyuk hyung menggeleng kepalanya dan tak terpengaruh sedikitpun dengan pujianku.

"Kautahu di sini tidak seperti yang kaubayangkan."

Aku mengernyit, tak mengerti.

"Apa aku akan dibully karena aku murid baru yang tidak begitu kaya?"

"Kupikir kau terlalu banyak menonton drama."

Kamipun tertawa seraya menelusuri koridor Serin A yang mewah. Koridor Serin A pagi ini cukup ramai. Beberapa murid menatapku dengan pandangan penuh pertanyaan. Bagaimana tidak, aku baru di sini.

"Lagipula hyung, apa kau ingat dengan kata Forrest Gump: Hidup ini sama seperti kotak cokelat, kita tidak akan tahu sampai kita membukanya."

"Tentu aku ingat. Aku sudah memperingatkanmu, jangan terkejut, ya?!"

Aku mengangkat kedua bahuku dengan percaya diri. Apapun itu, aku akan mengejar mimpiku di sini.

"Hyung, daritadi banyak yang memandangku, apa karena aku bersamamu? Kutebak kau cukup popular di sini."

"Popular musun?!"

"Geurae?! Atau mungkin karena aku yang tampan?"

Min Hyuk Hyung memukul kepalaku seraya tertawa keras. Walau aku melontarkannya karena bercanda, aku cukup percaya diri untuk mengatakan kalua aku memang tampan. Aku memiliki kulit putih ibuku, aku juga mewarisi mata yang besar dari ayahku. Bagaimana mungkin aku tidak tampan jika memiliki setengah darah Korea dan setengah Canada?

Hahaha...

Maafkan aku yang terlalu percaya diri.

***

bersambung

THE STORY OF DREAMISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang