MAU HERAN TAPI DIA NA JAEMIN (2) (Lee Haechan)

6 0 0
                                    

MAU HERAN TAPI DIA NA JAEMIN (2)

Lee Haechan

Bagaimana caranya membujuk Chenle dan Jaemin untuk ikut audisi dare to dream? Aku ingin sekali memenangkan hadiah utama dari program SM TV. Jadi aku bisa pamerkan cooper baruku ke Renjun. Bila perlu, jika hujan turun aku akan membuatnya basah oleh genangan air ketika pergi ke sekolah.

Wajah Renjun pasti sangat lucu jika saat itu tiba.

Tapi, aku kesal sekali kepada Jaemin dan Chenle. Mereka sama sekali nggak punya ketertarikan untuk ikut audisi.

Apa aku harus melibatkan kakek Zhong dan Paman Siwon?

Kakek Zhong sangat menyukai jika ahli warisnya memiliki prestasi membanggakan. Begitu pula Paman Siwon, kuyakin dia akan setuju.

Aku menggaruk kepalaku yang tak gatal. Entah harus bagaimana membuat Nana dan Chenle mengikuti kemauanku.

Bagaimanapun aku nggak mau tampil sendirian. Aku harus membuat sebuah trio, karena akan selalu seperti itulah kami.

Untuk membuatku menang, aku membutuhkan Nana yang tampan, dan Chenle yang kaya raya. Sementara mereka berdua membutuhkan kecerdasanku ini. Dengan begitu, Renjun akan kalah telak.

Aku membayangkan bagaimana rupa Renjun ketika Ia dikalahkan sama orang yang sebelumnya nggak pernah dianggapnya sebagai rival. Pasti wajahnya lucu sekali.

Aku jadi nggak sabar untuk menantikannya.

"Hyung, bisakah kau menjaga daegal sehari saja. Pengasuhnya sedang mudik. Besok kami ada acara keluarga besar dan aku nggak bisa membawa daegal karena dia sedang sakit."

Kebetulan.

"Eo.. dengan senang hati."

"Thank's Hyung."

"Tapi kau tahu kan? Nggak ada yang gratis di dunia ini."

Chenle terdengar menghela napas panjang. "Kau ingin aku membelikan cooper?"

Gini nih kalo berbisnis sama anak Sultan. Yang ada dipikirannya Cuma hal-hal mewah. Kalo Cuma hal mewah, akupun bisa minta mama, tapi aku punya banyak tujuan.

"Ya! Kau tahu kan kalau aku punya harga diri? Bukan itu."

"So?"

"Dare to Dream!"

Chenle mendecak lidah. "Ah do?"

"Chenle-ya. Itu bayaranku untuk menjaga Daegal. Jika kau nggak mau, lupakan saja."

"Iya udah. Aku akan ikut." Akhirnya Lele menyetujuinya, walau wajahnya sangat kesal.

Aku tahu, nggak ada yang lebih berharga dari Daegal baginya. Hahaha...

"Nana di mana?" tanyaku pada Chenle.

"Yeogi ne!"

Aku menoleh ke belakang, di meja belajar kami. Nggak ada siapa-siapa di ruang K.A.S ini kecuali aku dan Chenle. Tapi yang barusan itu suara Nana.

Chenle berjalan mendekati meja, aku mengikutinya juga.

"Annyeong ideura...!"

Aku dan Chenle kaget bersamaan. Nana ada di bawah meja, berbaring sambal makan popcorn.

Aku dan Chenle saling pandang.

Mau heran tapi dia Na Jaemin.

"Ngapain?"

"Makan popcorn," katanya dengan senyum lebar.

"Apa harus di kolong meja?"

Nana akhirnya bangkit, duduk dan menyuruh kami berjongkok. Kami pun berjongkok. Nana masih belum puas, dia menyuruh kami masuk ke dalam kolong juga.

"Gimana? Di sini enak kan?" kata Nana yang membuatku dan Chenle kembali saling pandang. "Ini adalah persembunyian paling nyaman."

"Hah?" Chenle menggaruk-garuk kepalanya.

"Tadinya aku duduk di kursi, tapi popcornku jatuh dan aku menemukan bahwa di bawah kolong meja adalah tempat yang sempurna untuk berimajinasi."

Sungguh, aku mau heran tapi dia Na Jaemin.

Nana kemudian membarinkan tubuhnya lagi dan berkata, "jika kau berbaring seperti ini, kau bisa melihat awan biru dengan pelangi. Cuacanya bagus sekali. Lihat itu, pelangi."

Dia membentangkan kedua tangannya. Mirip sekali dengan spongebob dan Patrick saat bermain kardus imajinasi. Aku tiba-tiba tersadar, Nana memang masih suka menonton spongebob.

"Eung... Araseo...!" kataku mengiyakan. Biar cepat.

Saat ini aku juga lagi gabut, jadi nggak ada salahnya kali ini aku mengikuti kegilaan Nana. Aku ikut berbaring di sebelahnya. Chenle yang masih berwajah bingung pun mengikuti langkahku.

Hari ini, biarlah kami menjadi Na Jaemin sebentar.

"Na, are you okay?"

"Wae?"

"Kalau gitu ikut audisi Dare to Dream bersamaku. Kuyakin kita akan menjadi tim yang hebat." Aku akan memikirkan cara lain jika Nana menolakku lagi.

"Geurae. Gaja!"

Yang terdengar berikutnya adalah bunyi kriyuk, Nana mengunyah popcorn-nya. Tapi pa aku nggak salah dengar?

"Mwo?"

"Geunyang hae. Ayo lakukan saja. Audisi itu." Nana tampak tenang ketika mengatakannya. Aku buru-buru bangkit, sampai kepalaku terbentur meja.

"Ouch!"

"Hyung, gwaenchanna?"

"Nana, kau serius akan ikut audisi?"

"Ne." dia sangat tegas.

"Kabjagi? Tiba-tiba? Wae?"

Sudah kubilang, jangan heran, dia Na Jaemin!

"Karena kau ingin melakukannya kan? Aku akan ikut bersamamu. Kau lupa kalau kita selalu bersama?" katanya yang kemudian kembali mengunyah popcorn-nya.

Kalimatnya mengandung bawang. Aku jadi berkaca-kaca.

Aku memeluk Jaemin yang masih berbaring dan mengatakan, "Saranghae...!"

"Ara...!" Nana kembali mengunyah popcorn-nya.

Sudah kubilang, dia tim rebahan. Jadi jangan heran. Apapun yang bisa dilakukan dengan rebahan dia akan melakukannya.

"Hyung, aku sudah merekamnya. Jadi nanti kalo Nana Hyung lupa, kau bisa menjadikan ini bukti," bisik Chenle.

"Gomawo," balasku kembali berbisik.

**

THE STORY OF DREAMISWhere stories live. Discover now