02. All Eyes On Me

109 15 2
                                    

02. All Eyes On Me

"Perahu akan tenggelam karena air yang berhasil masuk ke dalamnya. Manusia akan terjatuh karena perkataan orang lain masuk dalam pikirannya"

DE-PRESS-ED

Kadang kala seseorang tidak harus memikirkan yang terjadi di sekelilingnya. Jangan sampai pikiran itu semakin menambah beban lagi. Sudah cukup banyak, kan?

Sudah banyak yang dipikirkan di dalam otak, jangan menambah beban otak dengan memikirkan pendapat orang lain tentang diri kita. Perahu saja tenggelam karena air yang berhasil masuk ke dalamnya, sama halnya dengan seseorang yang akan terbebani jika perkataan orang lain masuk ke dalam pikiran.

Delora mencoba untuk melakukan itu, tapi sedikit sulit baginya. Memang sulit, tapi dia berusaha untuk menerapkan dalam hidupnya. Gadis itu tidak akan membiarkan pikirannya dimasuki dengan pendapat orang lain yang bahkan tidak mengetahui dunianya.

Orang lain hanya melihat, tidak seperti dirinya yang merasakannya. Di mana manusia punya mata, telinga dan mulut yang bisa digunakan untuk menilai orang lain. Tetap saja telinganya tidak tuli, dia bisa mendengar pendapat orang lain yang menilainya terang-terangan maupun bersembunyi.

Delora menurunkan kedua kakinya yang sudah menggunakan sepatu kembali hingga menyentuh lantai. Dia turun perlahan dari brankar UKS dibantu oleh Kalila.

Kalila memerhatikan gerak-gerik Delora. "Kita ke kelas?" tanya Kalila yang memegangi tangan Delora.

Delora menggelengkan kepala. "Kantin," jawab Delora yang kini sudah berdiri sempurna.

Kalila terdiam kebingungan. "Tumben amat, biasanya engga mau kalo diajak. Lo selama sekolah di sini nginjek lantai kantin paling cuma tiga puluh kali," jawab Kalila terheran-heran. "Tapi btw, lo sekarang lagi trending topik bahan gosip," jelas Kalila, dia banyak mendengar orang-orang membicarakan nama Delora.

Delora mengedikkan bahu acuh, "Engga penting."

Jangan biarkan perkataan yang membuat beban pikiran berhasil memasuki pikiran.

Keberadaan Delora yang jarang terlihat karena gadis itu lebih memilih di kelas atau tempat yang sepi, dibandingkan mencari ketenaran di sekolah. Tapi tak disangka namanya tetap saja populer di sekolah. Gadis yang sulit diajak berbicara dengan orang lain, hanya memiliki satu sahabat, menghindar dari keramaian, berekspresi datar dan cuek.

Kalila bergumam semangat. "Oke let's go! Kalo ada yang ngomongin lo gue tebas kalem aja, Ra. Kalila imut berada digarda terdepan, anjay hahaha," seru Kalila dengan semangat menarik Delora agar berjalan menuju kantin. Kantin sudah pasti ramai karena sekarang jam istirahat kedua.

Delora tidak menanggapi, mau sahabatnya itu bilang dirinya sendiri cantik, imut atau lainnya pun Delora tidak akan pernah menanggapi. Mungkin, diamnya bagaikan mengiyakan ucapan Kalila.

Gadis itu masih memakai hoodie Alden, bisa berkicau laki-laki itu jika dia tidak menuruti. Tangannya menaikkan kupluknya menutupi kepala dan beralih menyumpal kedua telinganya dengan AirPods.

Baru saja membuka pintu UKS, sudah banyak tatapan yang langsung mengarahnya. Delora menarik kupluk di kepalanya hingga menutupi dahinya.

Kalila membenarkan tatanan rambutnya. "Mengseleb," gumam Kalila dan berjalan sambil mengangkat wajahnya.

DEPRESSED [NEW] Donde viven las historias. Descúbrelo ahora