14. Alms

38 9 5
                                    

14. Alms

"Berbagi tidak perlu menunggu punya banyak harta. Tapi di saat punya sedikit, mampu membaginya dengan orang lain lah yang paling bermakna"

DE-PRESS-ED

Garda memarkirkan motornya di dekat sebuah stasiun kereta, suasana di sekitar stasiun itu sangat ramai dan padat. Banyak pedagang asongan, pedagang kaki lima, suara klakson kendaraan, serta manusia yang berlalu-lalang keluar-masuk stasiun. Delora tidak tau kenapa Garda mengajaknya ke sini. Gadis itu hanya mengamati sekitarnya sambil terdiam. Kalo tidak salah stasiun itu bersebelahan dengan taman kota.

"Ayo," ajak Garda setelah dia turun dari motornya.

"Kemana?" tanya Delora.

"Jalan-jalan aja sambil liat kehidupan orang lain," balas Garda sambil berjalan perlahan. Dia menoleh ke belakang.

Delora ikut berjalan, terik matahari sore masih terasa hangat menyentuh kulit mereka. Ramai, suara klakson kendaraan dari jalanan dan juga suara manusia meramaikan tempat itu. Delora melihat anak kecil yang berjualan tisu masih menggunakan seragam sekolah merah putih, duduk di tangga bawah JPO dengan lesu.

"Kita ke sana bentar," ajak Garda ke arah yang sedang menjadi pusat perhatian Delora.

Garda berjalan di belakang gadis itu untuk menjaganya, takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan apalagi mereka masih memakai seragam sekolah, semakin terlihat mencolok.

"Tisunya, Kak," tawar anak kecil itu dengan lemas. Tangan mungilnya mengulurkan sebuah tisu.

"Boleh satu," jawab Garda sambil berjongkok di depan anak kecil itu.

"Lima ribu aja," Anak itu memberikan tisu yang dia jual pada Garda. Garda mengambilnya dan diberikan pada Delora yang berdiri di sampingnya.

Delora diam memperhatikan saja sambil mengambil tisu yang diberikan Garda.

"Kamu engga sekolah?" tanya Garda sambil merogoh saku celananya untuk membayar.

"Sekolah tapi udah pulang," jawab anak itu. Anak perempuan itu bersandar di besi penjaga JPO.

"Langsung jualan?" seru Garda, dia memberikan uang 20.000 rupiah.

"Iya, langsung jualan," balas Anak itu. "Uang pas ada engga, Kak? Belum ada yang beli soalnya, engga ada kembaliannya."

Delora terdiam melihat anak perempuan itu yang berjualan setelah pulang sekolah, dari umurnya mungkin sekitar 10 tahun. Badannya yang kecil nan kurus, seragamnya yang lusuh serta kulitnya yang menggelap menjawab seberapa lama anak kecil itu panas-panasan berjualan.

Seharusnya umur seperti itu di jam segini masih bermain dengan teman-temannya, main boneka ataupun masak-masakan.

"Ambil aja kembaliannya buat beli permen," balas Garda sambil tersenyum, dia memang sengaja tidak memberi uang pas.

"Permen cuma seribu, Kak. Ini kebanyakan," Anak kecil itu menunjukkan uang yang dia pegang.

"Buat beli makan aja atau beli yang lain," jawab Garda, dia melihat kantung plastik yang anak itu pegang, masih banyak berisi tisu.

DEPRESSED [NEW] Where stories live. Discover now