12

2K 323 75
                                    

Hinata menarik napas dalam-dalam saat dia melihat sekelilingnya –pohon yang hancur, tubuh tak bernyawa, dan langit yang gelap. Perang baru saja berakhir namun Hinata tidak merasa senang dengan itu. Tidak, saat orang yang dia cintai sekarat di pelukannya.

Sasuke berhasil mengalahkan Isshiki, tapi itu mengorbankan nyawanya. Sekarang Hinata sendirian di dunia yang hancur dengan manusia yang punah, tumbuhan yang hancur, dan udara yang sesak. Yah, dia memang memiliki ketiga anaknya, namun ketiganya berada didimensi masalalu, sangat ironis mengingat ketiganya tidak mengetahui jika Ayahnya telah tiada.

Dia seperti akan kehilangan akal sehatnya.

Butuh waktu lama baginya untuk melepaskan diri dari tubuh tak bernyawa Sasuke. Satu-satunya alasan dia bertahan hidup saat ini adalah untuk keluarga masadepannya dan desa.

Matanya telah berubah dari putih lavender yang dipenuhi harapan dan optimisme, menjadi kusam dan gelap. Dia telah melihat terlalu banyak rasa sakit selama perang.

Hinata menghela napas dalam-dalam saat dia mengeluarkan gulungan yang dia gunakan untuk mengirim ketiga anaknya kemasalalu. Dia telah diberitahu Sasuke tentang cara kerja gulungan perjalanan waktu. Itu membutuhkan banyak chakra, namun bisa juga menggunakan cara lain yang tentu saja tidak akan diizinkan Sasuke jika dia masih hidup. Namun Hinata tidak memiliki pilihan lain sekarang, dia kehabisan chakra dan satu-satunya cara untuk membuka segel itu adalah mempertaruhkan sebagian kehidupannya.

Meraih kunai, dia dengan mati rasa memotong pergelangan tangannya dan membiarkan darahnya mengaktifkan segel.

Dia tidak tahu bagaimana dia akan hidup setelah ini.

Untuk yang terakhir kali, dia melihat kearah Suaminya. Dia seharusnya menyelamatkannya, dan bisa berbuat lebih banyak. Aku seharusnya menyelamatkan mereka semua.

Hinata menatap kelorong waktu yang berada dihadapannya, dia tidak tahu ada berapa banyak Otsutsuki yang menyerang desa, tapi dia yakin bahwa dia masih bisa menyelamatkan mereka dari Otsutsuki. Itu terdengar naif untuk seseorang yang bahkan sudah tidak aktif dalam misi shinobi. Itu hanyalah naluri seorang Ibu dan Istri yang menginginkan keselamatan dan kebahagian keluarganya. Walaupun dia tahu bahwa waktunya tidak akan lama, tapi dia akan merasakannya sekali lagi.

Setelah semuanya berakhir.

.

.

.

Sasuke hampir membunuhnya. Dia yakin bahwa dia hampir membunuhnya.

Sasuke telah merasakan kehadiran sesuatu, menyadari ada sesuatu yang tidak biasa di sisinya, merasakan napas lembut di tengkuk lehernya dan dalam waktu kurang dari lima detik dia mengarahkan kunai ke tenggoronkan siapapun atau apapun yang menempel padanya. Di tempat tidur.

Sekarang, dia berakhir dengan tatapan ketakutan dan kebingungan dari orang tersebut.

"Apa-apaan... sialan." Sasuke mendesis dan dengan cepat beringsut turun dari tempat tidur.

"Apa yang kau lakukan disini?!" Bentaknya.

Saat kesadarannya telah mengambil alih. Sasuke baru menyadari jika orang itu adalah Hinata. Hyuuga Hinata berada diapartemennya dimalam hari dengan pakaian penuh noda darah. Apa yang sebenarnya dia lakukan, sih? Sasuke membatin.

"Mengapa kau di sini?" Sasuke bertanya lagi, kali ini tanpa membentaknya.

"Bagaimana kau bisa masuk ke sini?" Sasuke bertanya lagi dengan tidak sabar. Sasuke tidak berpikir bahwa dia akan bertemu dengan Hinata dalam kondisinya yang seperti ini. Jelas dia terlihat berantakan, kacau, kotor, dan tampak lebih... dewasa dari terakhir kali mereka bertemu seminggu yang lalu.

in-betweenWhere stories live. Discover now