Dua

439K 41.1K 4K
                                    

Happy reading!!

🌺

Demi apapun tolong siapapun beri tahu Nara, Bara ini kenapa? Apa laki-laki itu memiliki kepribadian ganda atau memang sifat Bara yang suka nempel-nempel perempuan itu sudah lama ada.

Sekarang saja contohnya, setelah sarapan Bara mengajaknya ke mini market guna membeli bahan-bahan dapur. Dan tau apa yang sedari tadi laki-laki itu lakukan, Bara tak sedikitpun melepaskan tangannya dari pinggang Nara.

Mereka sudah seperti sepasang pengantin baru yang menikah karena cinta, Bara memperlakukannya dari semalam layaknya Bara mencintainya. Nara bisa gila jika seperti ini, tolong siapapun jelaskan apakah Bara hanya seperti ini padanya atau pada perempuan lain.

"Kak Bara mau daging sapi atau ayam?" Tanya Nara sambil memandang cowok jangkung yang kini masih memeluk pinggangnya.

Bara menoleh sekilas kearah Nara, "keduanya."

Nara mengangguk, ia memilih-milih ayam dan daging yang masih segar. Nara mencoba bodo amat dengan tangan Bara yang tak pernah lepas dari pinggangnya. Tapi rencana bodo amat nya gagal ketika seorang ibu-ibu menegurnya dan Bara.

"Permisi, Mas, Mbak." Sapa ibu-ibu tersebut yang membuat Nara dan Bara menoleh.

"Iya Bu, ada apa?" Tanya Nara seramah dan sesopan mungkin.

"Itu suaminya bisa tolong minggir dulu tidak? Saya soalnya mau milih daging juga."

Raut muka Nara langsung berubah masam dengan semu merah di pipinya. Sementara Bara masih santai-santai saja.

"Ah, bisa Bu," jawab Nara canggung.

Ia memandang Bara memohon, meminta laki-laki itu melepaskan tangannya dari pinggangnya. Bara menghembuskan nafasnya, melepas lingkaran tangannya di pinggang ramping Nara. Bara menjauh, beralih berada di belakang Nara. Nara menghela nafas lega, akhirnya ia bebas.

"Suaminya posesif banget ya? Pasti pengantin baru," ucap Ibu tersebut yang sama tengah memilih daging dengan Nara.

Nara tersenyum canggung, mengangguk mengiyakan pernyataan Ibu-ibu tersebut.

"Nggak bakal ilang kok Mas, istrinya," goda Ibu-ibu tersebut kepada Bara. Bara hanya mengangguk dengan senyum tipisnya, sangat tipis, karena Bara memang pelit senyum. Padahal 'kan senyum sebagian dari ibadah.

.o0o.

Setibanya di rumah, hari sudah siang, dan Nara memutuskan untuk langsung memasak. Takutnya Bara kelaparan, tidak lucu jika nanti ada pemberitaan mengenai istri yang tewas di masak oleh suami yang kelaparan.

"Ehm, Kak Bara mau aku masakin apa?" Tanya Nara sambil menata belanjaannya di kulkas.

Bara yang juga ikut menata sayuran tersebut menoleh kearah Nara, "apa aja."

Nara mengangguk, sedikit bingung ingin memasakkan Bara apa.

"Kalau aku masak tumis kangkung sama ayam kecap, mau?" Tanya Nara lagi sambil menunjukkan sayur kangkung kepada Bara.

Bara mengangguk, membuat Nara segera bergegas mengambil ayam dan mulai melakukan kegiatan memasaknya.

Semuanya berjalan lancar, hingga sayur kangkung masuk ke dalam penggorengan pun lancar. Minusnya adalah, ketika Nara ingin memasukkan bumbu tumisan, Bara kembali berulah, laki-laki itu memeluk pinggangnya, menyenderkan dagunya di bahu Nara. Bahkan, yang membuat Nara sempat menahan nafas adalah, ketika Bara menciumi pipinya!

Bara My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang