Sembilan

343K 29.6K 1.7K
                                    

Happy reading all!!

🔥

Lima hari sudah berlalu, dan kaki Nara sudah baikan. Lukanya juga sudah mengering, hanya di lutut saja yang masih suka perih.

Dan selama lima hari ini pula Bara tak masuk kerja, suaminya itu bekerja di rumah. Nara bahkan di larang memasak, jika sarapan Bara yang menyiapkan, maka makan malam dan siang Bara membelinya.

Bara bisa memasak, tapi tetap saja masakannya tak akan seenak masakan Nara. Lagipula, Bara adalah orang sibuk yang tak mungkin ada waktu untuk memasak.

Bekerja dari rumah saja laki-laki itu selalu berada di ruang kerja. Nara kadang berfikir, seberapa banyak dan susah pekerjaan Bara itu. Dia masih muda, tapi sudah memimpin sebuah perusahaan besar yang menampung banyak karyawan.

Mumpung hari ini weekend, Nara ingin membuat kue saja dari pada mati kebosanan. Nara itu pintar masak, suka berkreasi dengan apapun yang ada di dapurnya. Jadi tidak akan sulit untuk Nara membuat kue.

"Kayaknya bikin cokelat truffle enak deh, bahan-bahannya juga ada." Ucap Nara sambil memperhatikan bahan-bahan mengolah kue di dapurnya.

Perempuan yang usianya sebentar lagi akan menginjak angka 19 itupun mulai menyiapkan bahan dan alat membuat kuenya. Dengan lihainya Nara mencampur bahan-bahan dan mengaduknya. Sambil bernyanyi, perempuan yang tingginya tak lebih dari 158 cm itu sangat enjoy melakoni kegiatannya.

Setengah jam kemudian dapur Nara sudah beres dan bersih, ia tinggal menunggu kuenya jadi. Nara tak beranjak dari pantry, ia akan menunggu sambil bermain ponsel. Tidak sabar untuk melihat hasil kerja kerasnya, semoga saja Bara suka.

Bara yang baru saja selesai berolahraga di ruang gym nya bergegas ke kamar, belum sempat ia menginjakkan kaki di tangga pertama, bau semerbak kue tercium di indera penciumannya.

Bara putar haluan, melangkah ke dapur dengan pelan. Disana, ia melihat istri kecilnya tengah menyusun kuenya yang telah jadi ke dalam toples kaca. Bara menghampiri, mencium sekilas pipi Nara hingga membuat perempuan itu menoleh kearahnya.

"Eh, Kak Bara udah selesai olahraga?" Tanya Nara setengah terkejut akan kedatangan Bara.

"Hmm, bikin apa?" Bara bertanya sambil tangannya mengambil kue yang sudah Nara susun.

"Cokelat truffle, enak nggak?" Nara harap-harap cemas ketika melihat ekspresi Bara yang datar-datar saja saat memakan kuenya.

Bara mengangguk, "enak, saya suka," komentar Bara sambil berjalan melewati Nara dan berakhir di sebelah Nara yang terdapat teko air minum.

Nara tersenyum bahagia, untunglah Bara suka dengan kue yang ia buat. Nara kembali menyusun kuenya, beberapa ia sisakan untuk di foto baru di susun lagi. Dan saat ia menoleh kearah kue-kue yang akan ia foto untuk di jadikan story Instagram, sudah tidak ada apa-apa disana.

"Loh, kue disini mana?" Tanya Nara dengan pandangan menyelidik kearah Bara.

Bara mengerjap, ia berkata dengan polosnya, "saya makan."

Nara ingin menangis rasanya mendengar kalimat Bara, kue yang ia sisakan tersebut sudah ia hias dengan sebaik mungkin. Sudah ia lumuri cokelat dan hiasan yang banyak untuk di foto. Dan kini kuenya sudah meluncur bebas ke lambung Bara?

"Ish Kak Bara .... Itukan mau aku foto ..." Rajuk Nara dengan bibir bawah yang sudah maju beberapa centi.

Kesal sekali rasanya, Nara bahkan harus menggunakan rumus fisika untuk bisa mendapatkan hasil yang luar biasa untuk tujuh kue yang ia sisakan tadi. Dan Bara dengan gampangnya memakan sebelum ia mendapat hasil, bolehkah Nara blender suami sendiri?

Bara My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang