30. Pulang

123 35 0
                                    

¡¡¡

Deze afbeelding leeft onze inhoudsrichtlijnen niet na. Verwijder de afbeelding of upload een andere om verder te gaan met publiceren.

¡¡¡

Alana sudah dibolehkan pulang oleh dokter hari ini, keadaannya sudah berangsur membaik. Javier dan Dipta sedang memasukkan barang-barang Alana ke bagasi mobil. Alana masuk ke mobil dengan senyum yang cerah.

"Ayo cepetan pulang!" katanya sudah tak sabar

Dipta yang baru saja ingin masuk ke mobil terhenti ketika seseorang yang keluar dari dalam rumah sakit berlari menghampirinya.

"Jef?"

Jeffery yang sudah lelah berlari kini mengatur nafasnya yang memburu.

"Lo ngapain kak?" tanya Alana dari dalam mobil, ia melihat teman kakaknya itu berlari seperti di kejar maling

"Kok lo ngga bilang Alana udah pulang?!"

Jeffery berdecak sebal sambil melihat ke arah Dipta yang menggaruk lehernya yang sebenarnya tak gatal sama sekali.

"Lupa gue..," ucapnya sembari memberikan cengiran

"Kebiasaan Dipta suka lupa tuh Jef," sang ayah menimpali

"Eh ada om Javier"

Melupakan kekesalannya pada Dipta, kini Jeffery menghampiri Javier dan berjabat tangan dengan pria itu.

"Apa kabar om?"

"Baik-baik, kamu gimana?"

"Saya baik juga om." ujarnya sembari tersenyum dan menampakkan lesung pipinya yang khas

"Orang tua sehat?"

"Sehat om, tapi kadang papa suka pusing gara-gara ngurus Disty"

"Ngurus lo juga kali," sela Dipta

Javier hanya tertawa, ia memang sudah mengenal Jeffery sejak lama, kebetulan orang tua lelaki muda itu adalah teman lamanya.

"Kak Jef mau ikut ke rumah atau masih mau di sini?"

Alana yang dari tadi menyimak interaksi itu kini mengangkat suara. Ia benar-benar ingin rebahan di kasurnya sekarang.

"Boleh?"

Alana mengangguk, "Ya boleh lah"

"Tapi kan lo bawa mobil?" tanya Dipta

Jeffery menatap Dipta dengan pandangan yang lelaki itu tak akan mengerti.

"Mobil gue lagi di bengkel, jadi gue kesini tadi pakai taksi" kelitnya mencoba meyakinkan

"Yuk masuk, kasian Alana mau istirahat"

Javier, Dipta dan Jeffery pun langsung masuk ke mobil hitam itu. Jeffery mengambil posisi di samping Alana. Sedangkan Dipta dan Javier duduk di depan.

Javier mengemudi mobil itu dengan kecepatan rata-rata, ia jadi mengingat bagaimana dirinya mengemudi dengan kecepatan yang sangat tinggi agar bisa sampai dengan cepat di rumah sakit kemarin. Itu seperti mimpi buruk baginya.

Struggle, Love, and Bipolar [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu