37. Pergi

106 20 9
                                    

¡¡¡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¡¡¡

"Alana, tunggu di luar dulu ya sayang?" pesan sang ayah kepada putri kesayangannya

Alana hanya menurut kemudian bergegas keluar dari ruangan bernuansa putih itu. Ia memilih tidak ingin berpikir macam-macam tentang kondisinya sekarang. Ia yakin, ia bisa sembuh karena ada ayah, kak Dipta dan Renan dalam hidupnya.

Alana baru saja menjalani konsultasi dengan dokter Anna seperti biasanya, namun kali ini ia ditemani oleh Javier selaku ayah yang ingin tahu kondisi terkini sang anak.

"Jadi bagaimana kondisi Alana?" tanya pria paruh baya itu penuh harap

Anna terlihat berpikir sebentar sebelum menjelaskan, "Alana akhir-akhir ini sedang dalam masa interval pemulihan kak.."

"Penting untuk Alana bisa mempertahankan suasana hati yang stabil untuk waktu yang lama." jelasnya

Javier mengusap wajahnya kasar, "Alana bisa sembuh kan Na? saya akan melakukan apapun dan bayar berapa pun untuk bisa lihat anak saya bahagia lagi."

Anna mengangguk paham dan mencoba menenangkan pria itu dengan senyumannya, "Kak Javier harus mengetahui kalau gangguan bipolar tidak dapat disembuhkan, orang dengan kondisi ini dapat mengalami periode yang lama tanpa gejala. Dengan pengobatan dan pengelolaan diri yang berkelanjutan"

Javier terlihat bingung dan menaikkan kedua alisnya, "Apa maksud kamu? Alana ngga bisa sembuh?"

"Penyakit bipolar tidak bisa disembuhkan total dan merupakan penyakit seumur hidup. Namun, dengan pengelolaan yang baik melalui pengobatan dan terapi, penyakit bipolar bisa ditangani kak." terang wanita blasteran aussie itu lagi

Pria itu langsung menghela nafas kasar dan mengacak rambutnya frustasi, "How can? saya ngga bisa bertahan hidup tanpa putri saya Na..."

"Kak Jav tenang aja, Alana pasti bisa ngelawan penyakit ini. Aku akan bantu Alana sebagai psikiaternya, aku bakalan berusaha sebisa aku..."

Sungguh Anna juga tidak tahu harus menenangkan Javier seperti apa, ia terlalu takut untuk sekedar mengelus pundaknya guna memberi ketenangan.

"Kita harus memberi dukungan interpersonal kepada Alana dan membantu Alana dalam perawatan diri agar meningkatkan pemulihan dan meningkatkan kepercayaan dirinya sendiri." finalnya, tatapan Anna kian sendu menatap pria di depannya sekarang

Anna sadar tak seharusnya ia melibatkan perasaan pribadinya dengan urusan pekerjaan saat ini. Tapi Javier adalah orang yang pernah ia kagumi sejak lama, bahkan mungkin sampai saat ini. Bagaimana bisa ia melihat langitnya dipenuhi kesedihan? dan seringkali pria itu menyalahkan diri sendiri atas penyakit putrinya.

-

"Ayah boleh masuk?"

"Masuk aja yah"

Struggle, Love, and Bipolar [END]Where stories live. Discover now