34. Senja

96 23 1
                                    

¡¡¡

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

¡¡¡

Hari ini ayah Alana seharian akan sibuk di luar sedangkan Dipta ada rencana untuk nongkrong bersama teman-temannya. Alana yang tidak ingin sendirian di rumah akhirnya memutuskan untuk mengunjungi rumah calon mertuanya, semoga kata Alana.

Dipta yang mengantar Alana ke sana, toh ia juga sekalian ingin pergi.

"Jam berapa pulangnya?" tanya Dipta

"Jam lima mungkin," balas Alana seraya melepaskan sabuk pengamannya

"Ya udah nanti chat gue aja ya dek"

Alana mengangguk dan memperlihatkan senyum cerah di wajahnya, "Siap!"

Dipta ikut tersenyum melihat adiknya turun dari mobil dan mengambil bungkus pizza yang ada di kursi penumpang.

"Gue masuk dulu kak, lo hati-hati ya jangan ngebut, awas lo!" ia pura-pura melotot kan matanya, hal itu mengundang tawa dari sang kakak, "Iya adek sayang"

Alana pun melambaikan tangannya saat mobil Dipta melaju keluar komplek perumahan. Ia pun mulai masuk ke perkarangan rumah Renan kebetulan pagar besi itu tidak di kunci.

"Eh, neng Alana?" sapa mang Asep yang sedang duduk nyaman di pos satpam

"Mau ketemu sama mas Renan ya?" sambungnya

Alana tersenyum kecil dan mengangguk, "Iya mang, saya masuk dulu ya"

"Iya neng masuk-masuk"

Alana berlalu meninggalkan mang Asep dengan kopinya, ia berjalan menuju pintu utama dan memencet bel yang ada di sana.

"Iyaa sebentar"

Ketika melihat Alana yang ada di balik pintu, Winda langsung memeluk tubuhnya erat dan mengelus  kepalanya dengan lembut.

"Alana, mama kangen tau sama kamu"

Alana tersenyum dalam pelukan ibu pacarnya dan membalas pelukan hangat itu, "Alana juga kangen sama mama"

Wanita yang sudah berkepala empat itu langsung membawa Alana masuk ke dalam menuju ruang tamu.

"Duduk sayang," ujarnya

Gadis itu pun langsung duduk di sofa dan memberikan isyarat agar Winda juga duduk di sampingnya.

"Mau minum apa? mama bikinin"

Alana menggeleng seraya tersenyum dan memberikan satu bungkus pizza yang dari tadi ia bawa, "Ini buat mama sama om Cahyo"

"Aduh calon menantu mama jangan repot-repot begitu ah"

Winda pun langsung meraih plastik yang berisi tiga kotak pizza itu dengan perasaan bahagia.

Alana yang mendengar kata calon menantu hanya terkekeh pelan, "Engga repot kok ma, kan mama udah Alana anggap kayak ibu Alana sendiri"

Struggle, Love, and Bipolar [END]Where stories live. Discover now