12-GEDUNG PERISTIWA

3.2K 252 1
                                    

Hai brodii, para pembaca yang akan mengikuti alur cerita. Pokoknya cerita ini penuh dengan beragam rasa.

BANTU VOTE AND COMEN DI SETIAP PARAGRAF

Selamat membaca pokoknya!

Selamat menikmati tulisan tentang sosok yang menjadi pemeran.

SALAM ALLGRASR!
SALAM SATU JALAN!

"Dia aneh, tak bisa di pahami. Kebiasaannya berbicara datar membuat orang lain mendeskripsikannya keras, tapi dibalik kerasnya ada hal yang berhasil ia sembunyiin sampai benar-benar tak terlihat."
🧊🧊🧊

12- GEDUNG PERISTIWA

Matahari siang ini engan untuk bersahabat dengan murid XI MIPA 3, Nea dengan wajah tenangnya berlari dengan pelan mengeliling lapangan, tentu tidak mau mengambil resiko karna rumah sakit menjadi tempat yang sudah bosan untuk Nea kunjungi.

Wafi sedari tadi sangat bersemangat mengelilingi lapangan sembari adu mulut dengan Gipan Yazaq, laki-laki receh di XI MIPA 3.

"Pinter doang tapi jomblo," cibir Yaza pada Wafi.

"Jomblo gini banyak yang ngantri," balas Wafi dengan senyum sombongnya.

"Paling juga makhluk goib."

"Sembarang lo." Wafi memukul pundak Yaza. "Gue jomblo karna pemilih."

"'Sudah Wafi, akui saja kelemahan mu."

"Gue mau mengakui tapi gue nggak punya kelemahan Yaza." Jika ingin adu mulut, maka Wafi dan Yaza adalah lawan yang tepat.

"Ingat sombong awal kehancuran."

"Sombong awal kehancuran, akhir dari sombong keutuhan," sebut Wafi asal. Jika ada awal maka ada akhir hanya itu konsep yang ada di kepalanya.

"Pinter tapi bodoh," cibir Yaza mendengar jawaban konyol Wafi.

"Lo liat tu, perempuan misterius dengan ketenanganya." Wafi menunjuk Nea yang berlari sendiri. "Temenan sama Nea jauh lebih bikin waras daripada temenan sama lo."

"Nea lo kayak keong," teriak Yaza dari depan sana, sasaran kejahilannya berubah haluan. "Keong atau kura-kura? " laki-laki itu mundur beberapa langkah agar sejajar dengan Nea, namun tidak dengan Wafi perempuan itu sudah jauh di depan sama, ia terlalu bersemangat.

"Jangan isengin gue Yaza," ucap Nea tegas seakan tidak mau menjadi sasaran Yaza.

"Aduh takut gue kalau udah di ancam sama queen of keong." Yaza tersenyum dengan tengilnya. "Nea ceritain ke gue dong, gimana rasanya dijadikan ratu oleh para keong? "

"Mana gue tau, gue bukan keong," balas Nea acuh tak acuh.

"Lo harus mengakui fakta kalau lo keong Nea. Btw cangkang lo emas nggak? Lumayan buat gue jual."

"Diem lo, mending lo adu mulut sama Wafi." Nea mendorong Yaza agar menjauh darinya. "Jangan gue."

"Nea keong," cibir Yaza sambil berlari menyusul Wafi. Nea menggelengkan kepalanya, sungguh laki-laki itu selalu mempunyai banyak cara untuk mencari dosa.

Sosok dengan baju putih abu-abu yang memang tidak pernah rapi dengan kancing atas yang terbuka menampilkan kaos hitam itu berlari kecil disamping Nea. "Lo emang keong," ucapnya dengan nada yang lebih menyebalkan dari Yaza.

Nea tidak menoleh, ia tau siapa sosok yang ada disampingnya. "Ini bukan jam olahraga lo, ngapain lo ikutan?"

"Terserah gue, lagian nggak ada larangan juga."
Atroska berujar sambil melihat sekelilingnya.

UNTUK ATROSKA (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang