27-CERITA YANG TIDAK BISA DIRUBAH ALURNYA

3K 224 2
                                    

Hai bung, para pembaca yang akan mengikuti alur cerita. Pokoknya cerita ini penuh dengan beragam rasa.

BANTU VOTE AND COMEN DI SETIAP PARAGRAF

Selamat membaca pokoknya!

Selamat menikmati tulisan tentang sosok yang menjadi pemeran.

SALAM ALLGRASR!
SALAM SATU JALAN!

"Apa semua hal menyenangkan itu selalu ada batasnya? Jika benar maka lambatkanlah waktunya."
🧊🧊🧊

27-CERITA YANG TIDAK BISA DIRUBAH ALURNYA

Markas ALLGRASR dipenuhi oleh sorak sorai dan tawa riang. Sebuah meja panjang penuh dengan berbagai hidangan lezat, dari kue ulang tahun yang megah hingga makanan kecil yang menggugah selera. Perayaan ulang tahun Egon di markas kali ini bukan hanya sekedar acara, tetapi juga menjadi momen untuk mempererat tali persaudaraan dan membangun kenangan yang tidak akan terlupakan.

Di rooftop suasana sepi dan udara segar menyelimuti dua manusia yang sejak tadi masih sibuk dengan isi kepala masing-masing. Atroska sengaja mengajak Nea duduk disini, menawarkan ketenangan yang dibutuhkan perempuan itu untuk sejenak melarikan diri dari keramaian di bawah. Ramai masih menjadi tiba-tiba yang harus dibatasi untuk Nea.

"Nea, di hari terakhir yang lo punya, apa keinginan lo?" tanya Atroska dengan suara pelan, namun cukup jelas untuk didengar di antara hembusan angin malam.

"Kenapa tiba-tiba nanya gitu?" mata Nea menatap Atroska dengan sorot yang tidak bisa diartikan, ada banyak rahasia dibalik netra itu.

"Besok itu hari kelam dalam hidup gue dan kakek," balas Atroska. "Besok tepat tahun ke-4 Nenek membumi. Sayangnya keinginan Nenek di hari tuanya untuk tinggal di puncak nggak terwujud, Nenek nggak punya masa selama itu."

Mata Nea terpejam, mencoba mengusir rasa
perih yang menyelinap ke dalam hatinya. Siapapun itu akan selalu kalah jika dihadapkan dengan pembahasan perihal kehilangan. "Di detik-detik kepulangan, gue mau dikelilingi orang-orang yang sudah memberi baik luar biasa atas hidup gue. Gue mau mereka mengiringi kepergian gue dengan rasa ikhlas yang dalam. Dan kalau bisa malam sebelum itu gue mau ngelihat city light dari atas rooftop rumah sakit."

"Jika bukan di rooftop rumah sakit, gimana? "

"Nggak masalah juga, itu cuma sebuah ingin yang memiliki beberapa kemungkinan," balas Nea yang mendapat anggukan kecil dari Atroska. "Kalau lo mau ngelakuin apa? "

"Sebelum hari itu, semua bagian dari gue harus bahagia dan bikin gue yakin setelah gue nggak ada nantinya semua akan baik-baik aja." Saat kata-kata Atroska meluncur dari bibirnya, Nea merasakan darahnya berdesir dengan cara yang aneh. Jantungnya berdegup lebih cepat, seakan merespons tiap kata yang diucapkan. Pembahasan perihal tidak adanya laki-laki angkuh itu terasa sangat menganggu isi kepala.

"Orang tua lo? " tanya Nea.

"Gue cuma mau mereka hadir di pemakaman gue dan jagaian Aya sama kakek, itu aja. Gue nggak akan berekspektasi lebih."

"Geng lo? "

"ALLGRASR pasti lebih bertumbuh, lebih besar. Pasukan Benteng ada di barisan paling depan. Mereka akan jaga apa yang sama-sama jadi milik." Mata elang itu menatap sekilas tulisan ALLGRASR yang ada di tembok belakangnya. Senyum Atroska terbit ada rasa bangga dalam dirinya.

Nea mengangguk, mengerti tanpa perlu kata-kata lebih lanjut. "Atroska, gue punya list dari Mama dan Papa. List yang seharusnya gue ikuti dari dua tahun yang lalu. List tentang masa depan. Sayangnya gue nggak siap untuk mewujudkan keinginan orang tua gue."

UNTUK ATROSKA (END) Where stories live. Discover now