Rongsokan bertahta emas

1.1K 147 92
                                    

Botol minuman berbaris rapi dengan temannya yang lain, tempat ini begitu ramai dengan berbagai macam orang.
Kartu domino dan lainnya berada di atas meja, musik DJ terdengar sangat kencang.

Pelampiasan dari segala rasa lelah adalah tempat ini, Bian yang sudah berlangganan di tempat itu, wanita malam berbisnis dengan begitu lancar.

Anak konglomerat atau pejabat semuanya berkumpul, menunjukkan seberapa banyak uangnya. Malam ini Bian akan ikut taruhan berhadiah uang tunai Rp 10.000.000 dengan syarat membayar uang muka sebanyak Rp 10.000.000 tanpa kredit.

Sebelum mulai ia membeli 3 botol minuman sebagai pembuka, dan memulai permainan.

"Yang bener anjing! Gini doang kalah!" ucapnya sambil setengah mabuk.

1 botol habis dalam hitungan menit, permainan pertama begitu mulus dan Bian memenangkannya dengan sangat santai.

"Goblok! Gitu aja lo kalah! Pulang aja sono, cupu banget sih? Tidur aja d rumah gak usah sok mau taruhan sama gue!" katanya sambil menyodorkan botol kaca.

Dalam keadaan setengah sadar mereka melanjutkan permainan kartu, sesekali para wanita malam mengganggu permainan dan memperlihatkan bentuk tubuhnya.

Bian yang sudah kenyang dengan banyak mahasiswa cantik di kampusnya tidak menghiraukan godaan, karena sudah sangat ahli bermain kartu bahkan dengan keadaan mabuk ia masih bisa memenangkan permainan.

BRAK!! "Anjing, kalah mulu gue asu!!" lawannya berteriak sambil memukul meja.

Tawa Bian sangat kencang, beberapa kali ia jatuh karena kehilangan kesadaran diri. Total ada 2 botol yang dihabiskan untuk menemani malam.

Meraih untung lebih banyak, ini adalah salah satu favoritnya. Tanpa perlu bekerja uang akan tetap mengalir dan kehidupan kampus berjalan damai, menjadi populer dan incaran setiap wanita adalah impiannya.

Setiap hari ada saja nomor asing yang singgah di room chatnya, Instagram juga selalu ramai. Apalagi DM dan story, keberkahan memiliki wajah rupawan dan orang tua yang kaya raya.

"Cape banget gue anjing! Bolos boleh gak ya? Eh jangan deh! Kan mau ketemu gebetan," ucapnya dan tertidur pulas beberapa jam sebelum pergi lagi.

Alarm berbunyi menandakan hari berat akan dimulai, Elin yang sedang dalam mode kebo berusaha membuka matanya yang seperti terkena lem.

Mengulur waktu 5 menit untuk melanjutkan tidur, tapi cacing di perut sudah mulai menendang.
Dengan mata yang masih tertutup Elin berjalan menuju kamar mandi, membersihkan air liur yang masih menempel di pipinya.

"Waw, muka bangun tidur gue cantik ya ternyata!" kata Elin.

Stok sabun cuci muka masih aman di Minggu pertama, sebelum berangkat ia membuat segelas kopi susu untuk menghangatkan diri lalu berangkat.

*SEPERTINYA ELIN MEMBUAT KESALAHAN*

Pemandangan pagi hari ini di hiasi Bian yang sedang duduk manis bersama perempuan di depan kursi taman. Fika teman pertama Elin datang lalu mengajaknya untuk duduk tidak jauh dari pemandangan buruk itu.

Kursi mereka bersebrangan dan pagi itu adalah hari menyebalkan untuk Elin.

"Bian kamu iseng banget sih! Jangan pegang pas bagian rambut dong! Nanti aku susah ngerapiinnya," ucap perempuan itu.

"Maaf ya! Kamu ada bahan buat kelas nanti kan? Aku minta ya cantik!" kata Bian.

Lintah kampus adalah julukan Bian terhadap dirinya sendiri, semua wanita yang ia dekati semata-mata hanya untuk mencapai tujuannya.

KEMBALI SMP (END)Where stories live. Discover now