1/3

688 107 4
                                    

Dia datang karena untuk menghilangkan rasa jenuh.
Dia pergi untuk kembali pada pemiliknya.

-KEMBALI SMP


Sudah setengah semester, kali ini mereka diberi kesempatan untuk memilih anggota kelompok masing-masing. Tanpa perlu berpikir panjang, Elin langsung memilih Dewi sebagai anggota kelompoknya, diikuti dengan yang lain. Tugas kali ini cukup mudah, sama seperti materi sebelumnya. Hanya perlu menganalisis teman sekitar lalu buat ppt menarik, lalu Minggu depan kumpulan ke Dosen pembimbing Pak Setyo.

"Oke temen-temen, nanti siang kumpul di kantin. Inget, semua harus ikut!" pesan Elin sedikit menyindir agar yang lain tidak ingkar janji.

Dewi dan Elin sudah berada di kantin menunggu yang lain datang, ini adalah permulaan yang cukup bagus untuk lebih mengenal lebih banyak tentang mereka. Seperti biasa Dewi hanya fokus dengan ponselnya, padahal dari tadi Elin mengajaknya berbicara tapi Dewi hanya mengangguk tanpa memperhatikan lawan bicaranya.

Dewi bangun untuk melihat notifikasi chat dari Wishnu, jelas-jelas mereka akan melakukan pertemuan kelompok tapi laki-laki ini malah mengajak Dewi untuk pergi. Dia tidak mengerti tentang dunia perkuliahan, yang setiap hari hanya bisa luntang-lantung tanpa tujuan yang jelas.

"Wishnu ngajak ketemu lagi! Gimana ini?"

Karena Dewi merasa ini adalah hal yang wajar, ia berbisik memanggil Elin.

"El, Elin!! Sini deh, gue mau ngomong sebentar."

Elin segera menghampiri Dewi yang ia pikir hanya ingin bercanda, tapi ternyata Dewi mulai berubah 180° dari perkiraannya. Teman-teman yang lain sudah datang dan menunggu di meja sambil memesan makanan.

"Kenapa Wi?" tanya Elin bingung.

"Gue gak jadi ikut ngumpul ya El, Whisnu ngajak ketemu. Tapi nama gue ditulis ya El," ucap Dewi.

Butuh waktu beberapa menit untuk memberikan jawaban paling benar untuk situasi sekarang ini, Elin paling benci dengan seseorang yang menyepelekan pekerjaan.

"Misalnya lo sakit gue bisa maklum Wi, tapi ini kan sehat. Jadi nama lo gak gue tulis Wi," jawab Elin ketus.

"Kok gitu si El? Sekali doang. Besok gue pasti ikut kok," bujukannya.

"Gak bisa gitu dong Wi, sama aja gue bohong. Gue yang statusnya cuma jadi mahasiswa aja gak suka dibohongin apalagi dosen, percuma ilmunya gak akan berkah. Lagian gak bisa ditunda dulu apa ketemuannya? Lebih penting ini Wi," jawab Elin yang masih terlihat tenang.

Jawaban Elin cukup membuat Dewi terdiam.

"Whisnu kalo gak diturutin suka ngambek El, susah dibujuknya. Kali ini aja serius gak bohong." Dewi masih meyakinkan Elin.

"Dewi, Dewi... Cowo pengangguran kok diturutin." batin Elin kesal.

Terkadang jika memulai cinta, yang pertama kali harus digunakan bukan hati. Melainkan otak, lihat dulu manusia seperti apa yang ingin memulai sebuah hubungan.

"Sekarang gini aja, lo mau pergi ya silahkan gue gak akan larang. Tapi nama lo gak akan gue tulis, udah itu aja." kata Elin berharap Dewi lebih menggunakan akal sehatnya.

"Yaudah biarin, gue mau jalan dulu ya. Good luck!! Semangat Elin!!" pamit Dewi senang.

Teman-teman yang lain sudah menunggu lama, Elin segera memulai diskusi agar mempersingkat waktu. Rasanya ada yang mengganjal, Dewi itu teman yang baik.

"Oke semua kita mulai ya, jadi untuk diskusi pertama ini kita cuma cari beberapa bahan di internet. Terus gabungin jadi satu, kalian boleh pulang." perintah Elin kepada yang lain.

KEMBALI SMP (END)Where stories live. Discover now