11. Mencoba Terbiasa

5K 422 92
                                    

Jangan lupa vote dan komentarnya 💚

Biar aku makin semangat 💚

Satu jam setelah makan malam, Zanitha merapikan beberapa buku yang dibawanya dari Bogor hari ini ke dalam rak buku Tara di kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu jam setelah makan malam, Zanitha merapikan beberapa buku yang dibawanya dari Bogor hari ini ke dalam rak buku Tara di kamar. Tara sengaja menyingkirkan sebagian bukunya dan memindahkannya ke ruang kerja, supaya Zanitha memiliki ruang untuk bukunya. Tidak hanya dibantu oleh Tara untuk memasukkan beberapa buku ke bagian rak yang tinggi, Charity juga ikut andil dengan mengeluarkan buku dari kardus, lalu memberikannya pada Tara dan Zanitha secara bergantian.

Hampir satu minggu ini, Zanitha dan Charity jadi makin dekat, bahkan terlihat seperti adik dan kakak yang jarak usianya sangat jauh. Puncaknya hari ini, tepatnya setelah Tara mengantar Zanitha ke Bogor untuk mengambil buku, Zanitha memberikan beberapa boneka Barbie serta boneka kelinci berwarna putih dan pink kesayangannya semasa kecil. Charity langsung semangat setelah diberi boneka, bahkan boneka kelinci jadi kesukaannya sampai ia bawa saat sedang membantu orang tuanya. Memang masih ada sedikit malu-malu saat di dekat Zanitha, tapi Tara bisa merasakan kedekatan Zanitha dan Charity yang makin rekat.

"Chaca nggak perlu bantuin juga nggak apa-apa," ucap Zanitha di sela-sela aktivitasnya. "Nanti Chaca capek."

Charity menyerahkan satu buku lagi pada Tara dan berkata, "Enggak apa-apa, Tante. Kata Ayah, kita itu harus saling bantu. Terus karena Tante udah kasih Chaca boneka baru, makanya Chaca bantuin."

Zanitha spontan menatap Tara di sampingnya dengan takjub karena Charity bisa sepintar ini berkat didikannya. Tara yang ditatap jelas saja malu, tapi tetap stay cool seperti ciri khasnya.

"Ayah, Chaca mau simpan buku ini ke yang atas," pinta Charity sembari merentangkan tangannya agar digendong.

Sebelum Tara melakukannya, Zanitha buru-buru mengambil alih karena tidak ingin membiarkan momen ini pergi begitu saja. "Biar sama Tante gendongnya."

Alih-alih menolak, Charity berjalan mendekati Zanitha, lalu berakhir dalam gendongannya. Buku di tangan Charity segera ia letakkan di rak bagian atas yang masih ada ruang kosong. Setelah keinginannya terpenuhi, Charity tertawa girang yang dibalas dengan cara sama oleh Zanitha. Suasana kamar begitu hangat ketika Tara melihat kedekatan sang istri dan putrinya, tanpa ada batasan atau jarak demi menciptakan ketegangan. Baru satu minggu, tetapi perubahan sudah segini besarnya di mata Tara. Membuatnya optimis bahwa menikahi Zanitha, meski demi menutupi kesalahan, bukan pilihan yang salah.

"Udah waktunya Chaca tidur. Mau Ayah antar ke kamar?"

Diberi tahu begitu tidak Charity tolak karena dia sudah terlatih dengan jadwal yang teratur. Charity justru minta diturunkan dari gendongan Zanitha, lalu berkata sambil melambaikan tangannya, "Chaca mau ke kamar sendiri. Selamat malam, Ayah. Selamat malam, Tante."

Zanitha membalas lambaian tangan Charity dengan suasana hati yang gembira. "Dadah, Chaca."

"Kalau ada apa-apa, masuk kamar Ayah aja ya, Nak."

Cherish Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang