Pindah Rumah

66 4 0
                                    

Raya memandang kosong ke arah langit malam yang bertaburan banyak bintang itu. Ingin rasanya Raya mencurahkan semua perasaannya kepada seseorang yang benar-benar memahaminya. Dulu, dia masih memiliki Saghara untuk berbagi masalah yang dia punya. Tapi, sekarang keadaannya berbeda Saghara sudah bukan siapa-siapanya lagi.

“Apa aku membuat keputusan yang salah dengan menikahi Andre.” Raya menghembuskan nafas lelahnya meratapi setiap takdir yang di lalui.

“Eh!” kaget Raya saat sebuah tangan kekar tiba-tiba melilit tubuhnya dari belakang.

“Maaf,” bisik Andre.

“Lepas!” ronta Raya sambil berusaha melepaskan lilitan tangan Andre. Tapi bukannya lepas Andre malah semakin memperkuat pelukannya.

“Kau brengsek Andre!” bentak Raya sambil terus meronta-ronta dari pelukan Andre.

“Maaf tapi aku terpaksa melakukan ini,” ucap Andre.

“Terpaksa kau bilang, tapi kau menikmati semuanya ‘kan!” sarkas Raya dan berbalik menghadap langsung ke arah Andre.

“Raya percayalah aku hanya terpaksa melakukan semua ini. Aku bingung semua posisiku serba salah,” lirih Andre.

“Dan kau pikir aku percaya, tidak aku sama sekali tidak percaya dengan semua kebohonganmu lagi!”

Andre terjatuh ke lantai, kakinya tidak sanggup menopang berat badannya lagi. Posisi yang dia hadapi sekarang semua serba salah. Dia di tempatkan dalam pilihan yang sulit. Di mana ada dua kehidupan wanita yang paling berarti dalam hidupnya yang harus dia selamatkan. Dan dalam hal itu Andre tidak bisa memilih. Harus ada satu di antara kedua wanita itu yang tersakiti. Dan Raya istrinya menjadi korban dari semua keputusan itu.

“Aku mohon Raya sekarang semua orang tengah menyudutkanku karna sudah menikahimu. Katakan padaku, aku harus apa?”

“Seharusnya aku yang bertanya padamu apa yang harusku lakukan saat kau dengan semena-mena mempermainkan pernikahan kita Andre!” teriak Raya.

“Maafkan aku. Aku yang bersalah atas semua kejadian ini,” lirih Andre.

“Memang kau yang bersalah! Dan aku harap kau bisa memperbaiki semua ini Andre. Jika kau memang menganggapku hanya sebagai mainan maka lebih baik kau ceraikan aku dari pada aku harus tersiksa seperti ini!” Raya pergi meninggalkan kamar itu setelah mengatakan semua yang ada di pikirannya. Dia tidak peduli walau setelah bercerai dengan Andre hidupnya akan terlantar. Mungkin, itu jauh lebih baik.

**

Raya pergi meninggalkan rumah Andre. Dia berhenti di sebuah taman yang ada di dekat kompleks sini. Malam semakin larut dan cuaca juga semakin dingin. Raya menggosokkan kedua tangannya berharap mendapat sedikit kehangatan dari sana. Raya keluar rumah hanya menggunakan piyama saja.

“Eh!” kaget Raya saat melihat ada sebuah jaket yang mendarat di bahunya.

“Apa yang kamu lakukan, malam-malam begini?” tanya Saghara. Ya, orang yang memberikan Raya jaket itu adalah Saghara.

“Ghara, kamu ngapain di sini?” heran Raya.

“Aku tadi hanya mencari makan. Dan aku kaget saat melihat kamu ada di sini.”

“Hmm aku bertengkar dengan Andre,” ucap Raya tanpa sungkan.

“Apa si brengsek itu, menyakitimu?”

“Dia akan menikah lagi minggu depan.”

“Sialan! Apa dia sudah gila hah!” teriak Saghara frustrasi.

“Aku juga tidak mengerti apa maksudnya tapi aku benar-benar tidak siap. Bahkan calon maduku itu tinggal satu rumah dengan kami. Yang lebih parahnya lagi Andre mengatakan bahwa aku ini adalah sepupu jauhnya,” jelas Raya.

Saghara mengepalkan kuat tangannya, berani sekali Andre menyakiti Raya. Dulu, dia mati-matian menjaga agar Raya tidak pernah merasakan sedih selama hidupnya.

“Tinggallah denganku.”

“Ma ... maksudmu?” gugup Raya tidak paham.

“Aku punya apartemen kosong kamu boleh tinggal di sana. Aku bukannya ingin memperkeruh suasana tapi aku rasa kamu butuh waktu untuk sendiri.”

Raya diam. Apa yang di katakan Saghara ada benarnya juga. Sepertinya Raya butuh waktu untuk sendiri.

**

Mobil hitam yang di kendarai Saghara dan Raya berhenti tepat di depan rumah Andre. Raya menerima tawaran Saghara untuk tinggal di apartemen milik laki-laki itu.

Raya membuka pintu tanpa memencet bel terlebih dahulu. Dan apa yang dia lihat Andre dengan mesranya sedang bercumbu dengan Nadia. Bahkan dua kancing teratas milik Nadia sudah terbuka. Sekarang Raya yakin jika keputusannya untuk tinggal terpisah dari Andre itu sudah tepat.

“Maaf mengganggu kalian bisa melanjutkannya lagi. Aku kesini hanya ingin menemani Raya untuk mengambil bajunya,” ucap Saghara.

“Dia istriku dan dia tidak akan pergi ke mana-mana.”

“Apa kau pantas di sebut sebagai seorang suami. Lihatlah bahkan tingkahmu tidak lebih dari seorang bajingan!” sarkas Raya.

“Dan kau apa kau pantas di sebut istri yang baik. Saat kau ingin tinggal bersama laki-laki lain!” balas Andre tidak kalah.

“Sepertinya kau memang menganggap pernikahan ini hanya sebuah lelucon. Dan aku dengan bodohnya mau mempertahankan pernikahan ini hanya karna kita baru menikah!” tambah Raya.

“Apa maumu Raya,” geram Andre. Dia tidak suka saat Saghara sampai tahu permasalahan keluarga mereka.

“Kau bertanya apa, mauku?”

“Aku ingin kita akhiri semua hubungan gila ini!”

**

Tbc.

Jodoh Tak Terduga [End]Место, где живут истории. Откройте их для себя