Raya Siuman

75 5 0
                                    

Andre semakin gusar saat mendengar perkataan Ayu dua hari yang lalu. Apa katanya tadi? Raya dan Saghara pernah tidur bersama. Cuih! Ingin sekali rasanya Andre membunuh Saghara detik itu juga. Tapi, Andre tidak peduli dia akan tetap menerima Raya dengan setulus hati.

“Kenapa kamu belum bangun juga. Apa di alam mimpimu ada laki-laki yang lebih tampan, dari padaku?” tanya Andre pada Raya yang masih setiap menutup matanya.

“Pasti kau heran mengapa aku tiba-tiba mengajakmu menikah di hari pertamamu bekerja,” ucap Andre sambil bernostalgia bagaimana awal mulanya dia mulai jatuh hati pada Raya.

“Sebenarnya dari dulu saat kita masih SMA aku sudah jatuh hati padamu. Tapi aku terlalu pengecut untuk bisa mengungkapkan soal perasaanku. Sampai akhirnya aku mendengar kabar bahwa kamu sudah berpacaran dengan Saghara rivalku di berbagai bidang ....

“Mungkin saat SMA kamu gak kenal sama aku karna kita beda sekolah. Setelah lulus SMA aku terpaksa pergi ke Amerika untuk menyelesaikan studiku dan meninggalkanmu tapi aku masih menyuruh beberapa anak buahku agar tetap mengawasimu. Dan aku yang menyuruh Alfin agar menerimamu di perusahaannya setelah itu aku mengambil alih dan menjadi bos barumu. Itu semua tidak ada dan hanya akal-akalanku saja agar agar selalu bisa bertemu denganmu.

“Dan entah ide gila dari mana tiba-tiba aku mengajakmu menikah. Tapi, itu semua aku lakukan karna aku takut kehilanganmu. Aku mencintaimu Raya sangat bahkan dari dulu rasa itu tidak pernah pudar aku mohon bangunlah.”

Andre menangis lagi, dia benar-benar tidak kuat melihat kondisi Raya yang benar-benar begitu sangat buruk. Andre menenggelamkan wajahnya di tangan Raya. Menumpahkan semua rasa sakit yang ada di hatinya.

“Raya!” kaget Andre saat merasakan dan melihat jari tangan Raya bergerak secara perlahan.

Andre dengan cepat menekan tombol yang ada di atas brankar Raya. Memanggil agar dokter datang. Selang beberapa menit dokter datang untuk menangani Raya dan menyuruh agar Andre menunggu di luar.

“Kondisi pasien mulai membaik. Pasien juga sudah melewati masa kritisnya bahkan pasien sudah sadar. Saya harap Tuan tidak menanyakan hal-hal aneh yang bisa membuat pasien tertekan,” tutur sang dokter.

Andre mengangguk dan mengucapkan terima kasih kepada dokter tadi.

“Raya!” kaget Andre yang melihat Raya sudah sadar lalu mendekat ke arah Raya.

“Andre,” lirih Raya sambil mencoba untuk duduk namun langsung di tahan oleh Andre.

“Akhirnya kamu sadar juga. Aku sangat merindukanmu,” ucap Andre sambil memeluk erat Raya. Raya tersenyum dan membalas pelukan Andre.

“Aku akan memanggil dokter.”

“Tidak perlu, kau di sini saja.”

“Maaf karna selama ini aku banyak menyakiti perasaanmu.” Raya menggeleng dan menghapus air mata yang mengalir di wajah Andre.

“Maaf juga karna sudah meninggalkanmu dan lebih memilih untuk tinggal bersama Saghara,” balas Raya.

“Mari kita lupakan semuanya dan memulai dari awal, bagaimana?” tanya Andre yang langsung di hadiahi senyuman oleh Raya.

Raya merentangkan tangannya pertanda meminta Andre untuk memeluknya. Dan Andre dengan senang hati memeluk Raya. Menyalurkan segala kerinduan yang dia pendam selama ini.

**

“Ikut aku!” teriak Saghara sambil menarik tangan Nadia agar mengikuti langkahnya.

“Lepas Saghara ini sakit,” ucap Nadia sambil terus meronta-ronta dari cekalan tangan Saghara.

Bugh!

Saghara mendorong Nadia hingga membentur dinding. Saghara masih kesal karna rencananya gagal.

“Lo bodoh banget tau gak! Cuma buat dapatin Andre aja lo gak bisa!” bentak Saghara sambil memukul tembok yang ada di sampingnya.

“Kalo gue bodoh terus lo apa tolol!” sarkas Nadia tidak terima.

“Gue punya rencana dan gue jamin kali ini pasti berhasil.”

Saghara dan Nadia tersenyum licik. Dengan rencana jahat yang ada di pikiran mereka masing-masing.

**

Tbc.

Jodoh Tak Terduga [End]Where stories live. Discover now