36. Hai, Ana; dari Saga

20.6K 2.4K 502
                                    

[ Its you - henry - ost while you were sleeping ]

[ Its you - henry - ost while you were sleeping ]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.



яєωяιтє му нєαят




CHAT dari Gerald Garista, cowok sekelasnya, membuat Kiana termangu tak cukup lama sebab kurang dari dua menit Kiana yang tadinya berada di lantai dua, sekarang sudah ada di lantai satu bersama tangannya yang telah memegang besi gerbang untuk membuka sendiri benda pelindung rumah menggantikan Pak Dima yang sedang mendengar musik dari ponsel.

"Pak, pak, pak, keluarin mobil tolong sekarang."

Nada Kiana tidak memaksa, suaranya juga tidak bergetar, namun Pak Dima ketika mendengar permintaan tiba-tiba Kiana langsung sigap memanaskan mesin dan mengeluarkan Porsche Cayenne putih itu dari garasi.

Memang Pak Dima selalu sigap ketika disuruh mengantar siapapun di rumah ini. Namun sekarang karena cara Kiana memanggilnya tak biasa, Pak Dima jadi bergerak lebih lebih tangkas. Dalam keadaan baik-baik saja Kiana akan berbicara dengan gaya, 'om, om, omomomomom, antar saya benter dongg!' jika suara Kiana terdengar serius dan beda seperti tadi pasti ada yang tidak beres.

Saat ini di dalam mobil, Kiana seratus persen diam. Namun tidak dengan alat pompa darahnya yang bekerja lebih cepat seakan ini adalah akhir ia berdetak.

Gerald bijak, ia mengirim maps lokasi ke kontak Pak Dima bukan ke kontak Kiana karna Gerald tahu bahwa Kiana pasti tidak ingat lagi membawa apa pun di tangan bahkan kakinya jika mendengar Sagara seperti ini.

Jam menuju angka empat sore dan Kiana belum makan. Sesuap nasi untuk waktu makan siang belum diterima lambungnya agar dicerna menjadikan perut cewek itu mengisap.

Kiana terus menerus menatap ke luar jendela, tak melihat beberapa rambutnya berdiri berantakan sebab setengah hari penuh ia ikat.

Napas Kiana menggebu walau ia coba sembunyikan. Pak Dima merasakan ketakutan Kiana yang tidak ia ketahui karena apa, sopir berpengalaman itu melajukan mobil lebih cepat ke arah yang tercetak di layar ponsel. Ternyata ke jalan besar, bukan rumah sakit atau kantor polisi, tapi mengapa anak majikannya ini tampak tidak biasa padahal mereka ingin ke lokasi umum yang banyak orangnya?

Kiana mengembuskan napas berkali-kali dalam sedetik, membuat jantungnya berdetak semakin kencang. Seharusnya ia mengambil udara dengan rileks agar lebih tenang, namun rasanya Kiana tidak lagi bisa.

Isu.

Berkelahi.

Kalah.

dan,

Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]Where stories live. Discover now