Rewrite My Heart [TERSEDIA DI GRAMEDIA]

46. Shake it off

Udah mau chapter 50. Berarti udah waktunya serius, kayaknya bakal jarang ke tiktok karna fokus ke sini dulu. Makasih udah baca sampai sini, oh ya ingatin lagi, endingnya bagus

Selamat senyum baca chapter ini.

[ Ruin My Life - Zara Larsson
Nasty - Ariana Grande
Love me like you do - Ellie Goulding ]

яєωяιтє му нєαят

Ting!

Tok.. tok... tok!

Ting!

Ting!

"BUKAAAA!!" teriak Kiana di depan bel pintu kamera yang dapat menyambungkan rupa tamu dan pemilik ruangan apartemen.

Sagara yang di dalam kamarnya sedang membaca buku ringan, langsung menuju sisi salah satu dinding yang memperlihatkan mata dan hidung Kiana di luar.

Sagara lalu membuka pintu apartemen mewah itu, dan sontak saja diberi dua kertas dari Kiana.

"Hmmm, orang nanti keganggu, gue kan sering bilang jangan teriak, mereka semua workholic, kasian kan yang baru istirahat," jelas Sagara pada Kiana.

Benar, orang-orang disejejeran apartemen Sagara sangat sibuk bekerja. Ya, memang sih ruang-peruangan begitu luas dan mewah, namun tetap saja siapa tahu ada yang terganggu.

Kiana duluan masuk ke apartemen Sagara. Sagara pun begitu, mengikuti langkah Kiana yang tergesa dan terlihat excited entah karna apa. Pintu apartemen Sagara tertutup otomatis, teknologi model apartemen orang Korea dan Inggris.

"Hiihh, semua orang tau kalo Residence Senopati apartemennya kedap suara, apalagi di class ini kan," ucap Kiana sambil meminum satu kaleng Bear Brand yang dia ambil dari kulkas Sagara.

"Tapi tadi lo ngomongnya di luar, take care of all people mind and heart, Na. Hm, tapi nanti ini makin panjang dan lo bakal ngambek akhirnya. Jadi Kiana kenapa sekarang?"

Kiana tidak menghiraukan perkataan Sagara, cewek itu malah berteriak kembali. "THANK YOUUU, lo guru terbaik. Kenapa lo gak ngelamar di SMA Tunas Bangsa aja? Gue bener 28, kan?? Salahnya cuma dua?? Time for my reward!!"

Untung mereka sudah di dalam apartemen Sagara yang kedap suara. Ya, walau anti suara tidak dipasang, suara Kiana akan tetap tidak terdengar ke ruangan lain. Hanya tadi karna di luar saja, makanya Sagara menegur. Pun Sagara tidak mengerti mengapa semua ruangan di apartemen ini di design dengan pelengkap kedap suara.

"Noo, lo benar dua puluh tujuh setengah, dan salah dua setengah. Yang nomor 13 kan gue buat notednya, jalan cari jawabannya salah."

"Whattt, ada begitu????"