94: Habede

270 81 57
                                    

Bulan Juli tuh bulan lahirnya siapa sih? Denger-denger ada yang ultah nih tanggal 31 Juli. Denger-denger inisial depannya Joo, belakangnya Chan.

"Siapa mau ngado HP baruuu?" tanya Joochan di pagi H-1 sebelum ultahnya.

Gak ada yang jawab.

"Siapa mau nraktir makanan enak?"

Masih gak ada yang jawab.

"Ibu kado doa aja. Kan doa Ibu menembus langit," jawab Ibu Hong.

Kata Ibu, poin utama kalau lagi ulang tahun adalah memanjatkan puji syukur karena diberi umur panjang, sehat, keluarga masih lengkap, dan nggak kekurangan suatu apapun.

Huft... bener sih... tapi kan Joochan juga mau kado.

"Mau ngundang temen atau bagi-bagi makanan ke Panti atau gimana?" tanya Ibu Hong.

"Ngundang temen-temen ke rumah boleh nggak?" tanya Joochan.

"Sekelas?"

"....."

"Atau yang deket-deket aja?"

Bingung. Tapi pada akhirnya diputuskan ngundang yang terdekat aja. Temen sekelas dikasih jajan grosiran dibungkus pakai plastik bingkisan ultah anak SD. Joochan pengen mengenang masa kecil katanya. Bahkan sekarang Jibeom sama Bomin lagi ikut bantu bungkus di rumah Joochan.

"Ntar bawa buat Seobin juga," kata Joochan ke Bomin.

"Harusnya Kevin ikut niihhh," kata Jibeom. "Inget gaksih, pas Kevin ultah ngundang truk Milo?"

"Terus Mekdinya dibawa ke rumah," timpal Jiae yang sore itu juga ada disitu.

"Orang mah ultah dirayain di restonya, dia malah mindahin restonya ke rumah," komen Joochan sambil masukin jajan ke plastik.

Lagi asik ngobrol sambil kerja bakti, ada suara cowok di luar. Ternyata ada mas-mas jangkung lagi masang wajah bingung lihat pemandangan di Ruang tengah rumah Bu RT penuh sama jajanan dan beberapa manusia.

"Duduk Bang," kata Joochan.

"Loh? Ngapain kesini?" tanya Jiae.

Daeyeol cuma bengong, "Tadi Joochan bilang mau ngasih sesuatu."

"Iya," jawab Joochan. "Mau gua kasih bingkisan ultah. Nih, lagi dibungkus."

Kemudian Joochan geser sedikit supaya Daeyeol dapat tempat. "Dan mumpung Bang Daeyeol nganggur, alangkah baiknya ikut bungkusin. Lumayan kan, bisa ketemu Kakak."

KAMPREEEETTTTTT




——


"Eh, apaan nih?"

Joochan ketemu Sohye di gerbang sekolah, kemudian dibantuin bawa bungkusannya yang seabrek itu. Sengaja datang pagi biar gak mengundang perhatian. Khusus hari ini berangkatnya diantar Ayah naik mobil karena bawa barang banyak.

"Bansos buat lu semua," jawab Joochan tengil. Kemudian Joochan liat Serim baru datang juga, langsung gak pake basa-basi dipanggil buat bantuin.

"Wedeeehh, ini buat sekelas?" tanya Serim sambil ngeliatin bungkusannya. Meriah banget, beneran kayak bingkisan ultah anak SD.

"Iya, nanti tapi pas mau istirahat dibagiinnya."

"Semoga aja Prakarya kosong. Lebih cepat dibagi lebih baik. Betul tidak, Pak Serim?" tanya Sohye.

The GooGooBomWhere stories live. Discover now