113: Benih-benih Prahara

196 61 15
                                    

Hari ini Bomin ngantuuuuuuuuuukkkkk banget. Beneran ngantuk sampai nggak konsen ngikutin pelajaran. Bawaannya pengen tidur aja. Mungkin karena lagi mendung terus dan sering hujan ya, jadi hawanya dingin-dingin sedap.

"Mendung begini enaknya beli mie rebus nggak sih?" tanya Hyunjin.

"Gue pengen cream soup deh," timpal Chaewon sambil ndusel berdua sama Cece. Dingin bos.

"Gue pengen pulaaaangg!" rutuk Shasha. "Bisa langsung skip ke pembagian raport aja nggak? Abis itu libur, Natalan, jalan-jalan."

Dahwi mengeratkan jaketnya. "Hadeeehh, mana pelajaran terakhirnya B.Indo. Mending tidur say."

Bomin nggak ikut nimbrung karena lagi kriyep-kriyep sambil kepalanya ditumpu pakai tangan. Pengennya sih ke UKS ya, disana ada kasur. Lumayan lah bisa rebahan terus tidur nyenyak.

"Kadang gue berharap sekolah kita banjir aja, biar libur," celetuk Sanha.

"Yeuuu yang ada kita disuruh kerja bakti!" semprot Hyunjin.

"Eh lumayan kalau banjir dapet thai tea gratis," celetuk Daehwi. "Nanti bikin tiktok, ngevideoin ada THAI TEAAAA."

"Uyup sorangan weh ku maneh," semprot Sanha.

Sementara yang lain asik ngobrol, Bomin udah setengah ketiduran di kursinya. Berhubung di sekolah ini sistemnya murid duduk sendiri-sendiri, jadi lebih bebas mau ngapa-ngapain. Kalau mau ngobrol biasanya dari kursi masing-masing atau sekalian ngampar di lantai.

Tiba-tiba ada Pak Guru datang. Terpaksa mereka semua harus balik ke kursi masing-masing. Chaewon, yang duduknya persis di depan Bomin, langsung sigap ngebangunin si Bocil.

"Bangun! Bomin!" bisik Chaewon sambil nepuk-nepuk tangannya Bomin.

Bomin langsung kebangun. Karena kaget, pandangan Bomin jadi burem banget di detik-detik pertama. Udah panik, hampir teriak minta tolong karena ngiranya dia mendadak buta.

Selama kelas berlangsung Bomin tetep ✨NGANTUK✨ dan baru segar bugar lagi waktu bel istirahat kedua bunyi. Kayaknya nggak cuma Bomin sih, tapi semuanya juga.

"B to the O to the MIN," Daehwi nepuk pundaknya Bomin. "Lu bawa makan?"

"Bawa," jawab Bomin sambil ngeluarin kotak makannya dari dalam tas.

"Oke, sama."

"Kalian nggak mau makan di Kantin aja?" tanya Shasha.

"Enggak ah, disini aja. Mager, dingin."

Sementara yang lain ke Kantin, Bomin makan siang di Kelas bertiga sama Daehwi, Cece. Tumbenan banget seorang Daehwi bawa bekal sendiri.

"Eh, tau nggak sih..."

Belum juga beres buka tutup kotak bekal, si Daehwi udah mulai ngegosip aja. Khas banget suaranya dipelanin sambil tangannya bikin gestur menggebrak meja tanpa suara.

"Si Bapak Fisika sama si Ibu Biologi katanya pacaran."

Bomin sama Cece mau nyuap nasi tapi nggak jadi. Terlalu shock karena dengar ceritanya Daehwi.

"Kan udah pada tua? Gak tua-tua banget sih, tapi lebih senior daripada orang tua kita kan?" tanya Cece.

"Bentar, ini bapak Fisika sama ibu Biologi tuh maksudnya yang ngajar di Kelas kita? Guru Fisika sama Bio kan nggak cuma satu," Bomin ikutan nanya.

Daehwi mendekatkan badannya ke arah Bomin sama Cece sambil berbisik, "Iyaaaa. Gue pake nama samaran gitu biar gak ketauan yang mana sama yang mana."

The GooGooBomWhere stories live. Discover now