Loyal or Betrayal-42

6.4K 1.1K 160
                                    

Claire dan Zion bernapas lega karena akhirnya berhasil menidurkan ketiga bayi mereka yang jika salah satu menangis, maka yang lainnya ikut menangis. Claire sengaja tidak menutup pintu kamar triplets agar bisa langsung masuk begitu mendengar suara tangisan mereka.

"Yakin mau nambah lagi?" tanya Zion setelah mereka berbaring di tempat tidur.

"Nanti-nanti aja kita bahas soal itu, aku udah ngantuk banget." kata Claire sambil memejamkan mata.

"Oeek!"

Claire memejamkan mata dengan erat lalu membukanya saat mendengar suara tangisan salah satu bayinya. Claire beralih duduk di tempat tidur lalu menggeleng. "Nggak usah nambah lagi."

Zion tertawa melihat Claire yang sedang berjalan menuju kamar triplets dan tak lama Zion pun menyusul. Zion menggendong Nickie dan Winnie sedangkan Claire menggendong Charlie.

"Kenapa kalian nggak bangunin mami?" tanya Celine yang baru saja datang.

"Ini udah malem banget, Mi." kata Claire.

"Emang kenapa? Tujuan mami ada di sini karena mau bantu kalian." Celine mengambil Nickie dari gendongan Zion.

-Loyal or Betrayal-

"Ntar malem jangan nangis, ya? Kalian bobok yang anteng, oke? Janji?" Zion menautkan kelingkingnya pada kelingking mungil Charlie dan lanjut ke kelingking Nickie dan Winnie.

"Janji daddy." kata Zion lagi seolah menirukan suara anak-anaknya. "Oke, bagus." Zion bertepuk tangan dan tertawa melihat anak-anaknya yang seolah menatapnya dengan ekspresi bingung.

"Coba kasih tau daddy, kenapa kalo salah satu di antara kalian nangis, yang dua lagi langsung ikut nangis, kenapa?" Zion berdiri di depan box bayi Nickie dan menoleh ke kanan dan kiri.

"Oh. Karena kalian saling sayang? Boleh saling sayang tapi kalo bisa jangan nangis dong untuk nunjukin rasa sayang kalian. Misalnya Charlie nangis, Nickie sama Winnie harusnya ketawa." Zion terus saja mengoceh dan untungnya ketiga bayi itu diam saja dengan mata mereka yang terbuka.

Claire masih tidur, Zion bangun lebih dulu karena mendengar anak-anaknya menangis dan Zion merasa sangat hebat bisa membuat ketiganya diam dengan hanya terus mengoceh tidak jelas.

"Oh, no, no." Zion langsung menggendong Nickie begitu melihat ekspresi wajah Nickie yang tampak siap untuk menangis. Zion bernapas lega lantaran Nickie tidak menangis dan dua bayinya yang lain juga tampak tenang.

-Loyal or Betrayal-

Zion menaruh telunjuknya di bibir Charlie ketika melihat bayi itu ingin menangis. Zion menjauhkan tangannya karena dipukul oleh Celine.

"Masih bayi wajar lah dikit-dikit nangis." kata Celine.

Zion menatap Charlie di mana wajah bayi itu berubah merah dan siap untuk menangis. "Yah." kata Zion ketika melihat Charlie menangis dengan tangan bayi itu yang mengenai wajah Nickie.

"Yah." kata Zion lagi karena tangan Nickie juga mengenai wajah Winnie, jadilah ketiga bayi itu menangis secara bersamaan.

Zion pun menggendong Winnie dengan tubuh mungil bayi itu yang diarahkan ke dadanya. Zion berdiri dengan posisi membelakangi cermin.

"Hello, it's Winnie Wesley." ucap Zion seraya mencium kepala Winnie dan memperhatikan wajah merah anaknya dari cermin. Winnie yang sempat tenang kembali menangis digendongan Zion.

"Sini-sini, nggak becus kamu." Justin mengambil alih Winnie.

Zion menatap Winnie yang masih saja menangis di gendongan Justin. "Yaelah, sama-sama nggak becus ternyata." Dan Zion pun pergi keluar dari kamar triplets untuk mengambil minum.

-Loyal or Betrayal-

"Satu-satu, Charlie sayang daddy. Dua-dua, Nickie sayang daddy. Tiga-tiga, Winnie sayang daddy. Satu, dua, tiga, triplets sayang daddy." Zion bernyanyi seraya duduk di hadapan anak-anaknya yang sedang berbaring di tempat tidurnya.

"Jangan dengerin daddy." sahut Claire seraya sedikit bernyanyi di mana Claire sedang berbaring di sebelah Nickie.

"Iya sih, muka Charlie sama Nickie mirip. Apa karena mereka sama-sama laki-laki? Kalo misalnya sama-sama perempuan apa bakal mirip juga?" Zion sedikit memiringkan kepala untuk melihat wajah Charlie dan Nickie.

"Jadi kalo muka mereka mirip kamu susah bedain gitu?"

Zion diam sejenak, "bisa lah. Aku yang investasi ke kamu masa nggak bisa bedain mana Charlie mana Nickie."

"Ya udah, awas aja kalo ntar kamu malah salah. Ini tiga-tiganya harus jadi anak yang baik-baik, ya." Claire mencium kening ketiga anaknya.

Zion tertawa. "Bukannya kamu bilang nggak seru?"

"Ya emang kurang seru kalo mereka kalem gitu, maksud aku biar seru, mereka itu jadi anak yang aktif plus anak baik."

Claire memposisikan tubuhnya di dekat kaki anak-anaknya. "Charlie, Nickie, Winnie, kalian harus jadi anak yang baik, anak rajin, anak pinter, anak pemberani, oke?"

Dari belakang Claire. Zion melambaikan tangan seraya mengatakan 'tidak' pada anak-anaknya tanpa mengeluarkan suara pastinya.

Zion tersenyum saat Claire menoleh. "Harus dong, harus jadi anak yang baik. Eeit! Jangan nangis!" Zion mengarahkan telunjuknya pada Charlie yang sudah memasang ekspresi ingin menangis.

"Ih kamu! Jahat banget, biarin dong kalo emang mau nangis."

"Udah malem, waktunya bobok, oke? Sstt, jangan nangis." Zion menaruh telunjuk di bibirnya.

Claire tertawa melihat wajah Charlie yang merah, bibir yang melengkung dan kedua mata yang berkaca-kaca. Melihat anaknya seperti itu, Zion menjadi tidak tega.

"Ya ampun, sedihnya. Ya udah, nangis kalo Charl emang mau nangis." kata Zion seraya mengurung tubuh mungil Charlie.

"Uluh-uluh." Claire tertawa gemas melihat Charlie menutupi mata dengan tangan yang tertutupi oleh sarung tangan. Claire terkejut dan kembali merasa gemas pada Winnie yang baru saja bersin dan lagi ia merasa gemas untuk yang ketiga kalinya melihat Nickie menguap.

-Loyal or Betrayal-

"Yeey! Charlie udah selesai mandi."

"Mi, Nickie." ucap Claire mengoreksi ucapan ibunya dan ini entah sudah yang ke berapa kalinya.

Celine menghela napas. "Pakein deh mereka baju yang ada nomor satu, dua, sama tiga. Atau pakein baju yang ada nama-nama mereka."

"Biasalah, mami ini lebih tua dari daddy, faktor umur mungkin." sahut Justin di mana pria itu langsung mendapat tatapan tajam dari istrinya.

"Nggak usah bawa-bawa umur." kata Celine memperingatkan.

"Tapi Ai hebat banget lho, bisa bedain mana Charlie sama Nickie." ujar Justin pada Claire seraya memberikan telunjuknya untuk digenggam oleh Winnie.

"Bisa dong, Dad. Parah banget kalo Ai nggak bisa bedain Charlie sama Nickie." kata Claire.

Justin beralih menatap Zion yang sedang berkutat di depan laptop. "Kamu, jangan bilang kamu nggak bisa bedain anak sendiri."

Zion tertawa. "Lima ratus dollar langsung di tangan daddy kalo Zion emang nggak bisa bedain Charlie sama Nickie, cash!"

Justin segera mengambil Nickie yang ada di gendongan Claire. "Kalo gitu ini siapa?"

Zion menoleh dan memasang ekspresi datar melihat Justin menutupi wajah Nickie. "Kalo emang mau ngajak ribut nggak kayak gitu juga caranya."

Loyal or Betrayal

Di chapter selanjutnya seperti biasa, triplets udah agak gede, mungkin aku bakal langsung bikin umur mereka sekitar 3 tahun, kalo mereka masih bayi bingung mau ngetik gimana karena mereka belum bisa ngomong (꒷ຶ⚇̯ ꒷ຶ)

Claire #2 : Loyal or Betrayal? [COMPLETED]Onde histórias criam vida. Descubra agora