Loyal or Betrayal-43

6.4K 1K 167
                                    

Jika waktu itu rumah dipenuhi oleh suara tangisan, kini suara celotehan, tawa, dan jeritan terdengar di rumah megah Claire dan Zion. Seiring berjalannya waktu, tentu saja ketiga anak kembar mereka mengalami pertumbuhan, di mulai dari belajar untuk terlungkup, duduk, berdiri, berjalan, berlari, hingga kini sudah pandai dalam berbicara.

Di pagi hari, Winnie lebih dulu bangun lalu menatap dua saudaranya yang masih terlelap. Dengan mata yang belum sepenuhnya terbuka, anak itu turun dari tempat tidur yang tingginya hanya sebatas pinggang mereka dan mereka tidur secara terpisah tetapi saling berdekatan.

Winnie berdiri di dekat pintu yang terhubung ke kamar orang tuanya di mana ia bisa melihat Claire dan Zion masih tidur. Winnie tidak bisa menghampiri orang tuanya karena ia tidak bisa membuka baby gate atau semacam pagar pintu berbahan plastik.

Winnie menghampiri Charlie untuk membangunkan abangnya yang pertama. "Chal! Wake up!" Winnie juga membangunkan Nickie. "Nick, wake up."

Winnie berdiri di antara tempat tidur Charlie dan Nickie dan mulai kesal karena dua saudaranya tidak kunjung bangun. "Apa kalian mati? Bangun!" Winnie menarik bergantian selimut Charlie dan Nickie.

Winnie naik ke tempat tidur Charlie dan membuka mata Charlie agar anak itu segera bangun. "Wake up, Chal!"

Charlie menyingkirkan Winnie hingga Winnie hampir terjatuh karena ia masih ingin tidur.

"Oke." Winnie turun dari tempat tidur Charlie lalu mengambil tembak mainan yang diberikan oleh Russell dengan pelurunya berupa peluru karet di mana nanti bagian ujung peluru bisa menancap di manapun dan tentu saja aman.

Winnie memasukkan peluru karet itu sambil berjalan dan kembali naik ke tempat tidur Charlie lalu menempelkan ujung tembak ke pipi Charlie.

"Annoying banget sih! Iya, Chal bangun." Charlie pun terpaksa bangun.

Winnie tersenyum lalu menunjuk Nickie yang masih tidur. Charlie ikut tersenyum kemudian mengangguk mendukung Winnie untuk melepaskan peluru pada Nickie.

Winnie sudah melepaskan pelurunya dan ia arahkan ke bokong Nickie, Nickie sendiri tidak merasa kesakitan bahkan ia tidak merasakan apapun.

"Ayo kita bangunin mami sama daddy." Charlie mengambil alih tembak yang Winnie pegang.

"Nick, kalo Nick nggak bangun, Nick bukan geng Winnie sama Chal lagi!" Winnie masih berusaha membangunkan Nickie.

"Winnie selalu aja ganggu! Bikes!" Nickie pun akhirnya bangun dan kini tiga anak itu sudah berdiri di dekat pagar dengan Charlie yang memegang tembak mainan.

"Halus kena mata daddy!" kata Winnie pada Charlie.

"Kalo menulut Nick halus kena bulung daddy." sahut Nickie seraya melipat kedua tangannya di depan dada.

Charlie sudah melepaskan peluru karet tersebut dan mendarat alias menempel di pipi Zion membuat ketiga anak itu tertawa.

"Ya ampun, tiga tuyul." gumam Zion begitu mendengar suara tawa anak-anaknya yang artinya ketiga anak itu baru saja melakukan sesuatu kepadanya.

Zion membuka mata dan menghela napas seraya mengambil peluru karet yang menempel di pipinya. Zion beranjak dan mendekati ketiga anaknya.

"Siapa pelakunya?" Zion sudah tahu siapa pelakunya begitu ia melihat Charlie menyembunyikan tembak mainan di belakang tubuh.

"Winnie!" seru Charlie dan Nickie dengan bersamaan sambil menunjuk Winnie yang berdiri di tengah-tengah.

Winnie yang semula tertawa langsung memasang ekspresi garang. "Kebiasaan! Kebiasaan!" Winnie memukul mulut dua abangnya karena tidak terima dengan tuduhan dua orang itu.

Claire #2 : Loyal or Betrayal? [COMPLETED]Where stories live. Discover now