12. Yoongi IX

931 54 53
                                    

Yoongi terbangun saat sinar matahari menerpa wajahnya. Tangannya terangkat menutupi matanya. Silau.

Ia berbaring sejenak menikmati keheningan. Apartemen mungil itu sudah kosong. Hana sudah berangkat kerja entah dari kapan.

Malas-malasan, diraihnya celana dalamnya yang tergeletak di lantai, dipakainya, lalu ia menyeret kakinya ke ruang tengah.

Ada roti bakar dan kopi hitam di meja makan. Hana sudah menyiapkan untuknya.

Yoongi tersenyum. Entah kenapa bersama Hana hubungannya sedikit berbeda.

Semakin lama mereka bersama, semakin jelas Hana mulai nyaman menjadi sugar baby. Tagihan kartu kreditnya terus meningkat, dan ia kadang merengek minta uang untuk berbagai keperluan, walaupun sebagian besar pasti berhubungan dengan keluarganya.

Tapi ia juga melayani Yoongi bagaikan seorang pacar. Memasak untuknya, menyiapkan sarapan, membelikan obat saat sakit, bahkan Yoongi pernah menemukan buket bunga kejutan dari Hana di meja kerjanya.

Yoongi tidak pernah diperlakukan begitu oleh siapapun. Tidak oleh keluarganya, apalagi oleh simpanan atau mantan pacarnya.

Sedikit aneh menyadari bahwa ternyata ia menyukai perasaan malu dan geli saat menerima perlakuan demikian.

Saat berdua saja dengan Hana, Yoongi merasa kemarahan dalam dirinya berkurang. Entah apa Hana menyadari atau tidak, tapi Yoongi seringkali tidak bisa menahan senyum saat melihat tingkahnya.

Ia meneguk kopinya, menggigit roti bakarnya. Keduanya sudah dingin dan rasanya anyep. Tapi Yoongi tidak peduli.

Ada yang lebih menarik perhatiannya. Bungkusan snack yang berceceran di coffe table dekat sofa.

Hana gila kerapihan. Bahkan saat ia sudah lelah pun, ia seringkali masih memaksakan diri buat membereskan yang berantakan.

Meninggalkan bungkusan snack bertebaran begitu, seperti bukan Hana.

Yoongi menyapu remahan dan bungkusan plastik dari sofa lalu memasukkannya ke dalam kotaknya. Ada sesuatu yang mengganjal di dalamnya.

Diintipnya ke dalam kotak. Apa itu? Seperti post it.

Dirogohnya benda itu, mengeluarkan selembar kertas kuning dengan coretan-coretan di atasnya. Notes dari naskah.

Diantara coretan itu ada nomer telepon, yang tidak berhubungan dengan isi catatan lainnya.

Yoongi menyalakan fitur telepon di ponselnya, memasukkan nomer itu. Ponselnya otomatis menunjukkan sebuah nama.

Rahangnya mengeras.

Dihapusnya nomer itu. Ditelponnya nomer lain yang ada di daftar favoritnya.

"Halo, Manajer Song?" Ia berkata dingin. "Aku butuh kau melaporkan padaku secepatnya apabila Hana berinteraksi dengan member Cupid. Terutama Seoho."

---🔹🏺🔹---

Berbeda dengan syuting bersama Cupid kemaren, syuting MV Sea Me hari ini diadakan di dalam ruangan.

Aku berperan bersama salah seorang model yang harus kuakui cukup cute. Sesuai dengan lagu Sea Me yang romantis, kami memvisualisasikan sepasang pasangan yang dimabuk cinta.

Kali ini pun syuting berjalan lancar. Sepertinya sutradara menyukai aktingku karena ia sangat ramah padaku.

Atau mungkin aktingku meyakinkan karena aku masih terbawa suasana dengan chatku bersama Seoho semalam? Ah membayangkannya saja membuatku merona.

Setelah makan, aku menyempatkan diri ke toilet. Membuat foto selfie di toilet adalah kewajiban, dan aku sangat suka makeupku siang ini.

Saat aku sedang sibuk berselfie, tiba-tiba terdengar suara berisik dari luar. Seseorang masuk lalu menutup pintu.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora