43. Yoongi XXXX

589 27 33
                                    

TW: Mengandung scene kekerasan

- - - 🔹🏺🔹 - - -

Yoongi mengantarkan pria muda dalam coat Louis Vuitton itu ke pintu. "Terima kasih Dokter Kim. Maaf mengganggumu jam segini." Ia mengacak-acak rambutnya untuk menutupi rasa malunya.

Pria itu adalah dokter langganan Yoongi. Lulusan sekolah kedokteran di Amerika Serikat, ia memiliki klinik kecantikan di area Gangnam, sebagai topeng dari bisnis ilegal yang dijalankannya.

Kekayaannya justru datang dari menyediakan jasa tes berbagai jenis penyakit kelamin hingga aborsi ilegal. Pasiennya para selebriti hingga simpanan para chaebol.

"Tidak apa-apa." Pria itu tersenyum. Menepuk bahu Yoongi. "Tidak perlu panik. Lukanya tidak besar. Mungkin karena penggunaan alat bantu seks model bergerigi berkualitas rendah."

"Darahnya seperti banyak karena bercampur dengan cairan vaginanya. Tadi sudah kuberikan obat, mungkin akan sembuh dalam beberapa hari."

"Benarkah?" Yoongi tidak mempercayainya. "Jenna tampak kesakitan sekali."

"Ah, itu juga karena lecet di bibir vaginanya. Sudah berapa kali kalian melakukannya malam ini? Jangan terlalu kasar kalau mau main berkali-kali." Pria itu tertawa. Lalu melambai sambil keluar dari apartemennya.

Yoongi ikut-ikutan tertawa. Tawa yang langsung menghilang saat pintunya tertutup kembali.

Ia berjalan ke kamarnya perlahan-lahan, memejamkan matanya, mengatur napasnya. Ia murka.

Di kamarnya, ia langsung duduk di sebelah Jenna yang berbaring.

"Yoongichi, aku tidak apa-apa sungguh."

Yoongi hanya menatap wajahnya seakan tidak mendengar perkataan Jenna. "Kau mau tidur disini, atau di sofa?"

Selama mereka tinggal bersama, Jenna lebih banyak tidur di sofa. Ia tipe yang suka menonton TV sampai ketiduran. Sementara Yoongi lebih suka tidur dalam kesunyian dan kegelapan.

"Kau ingin aku menemanimu malam ini atau tidak?"

"Aku tanya kau maunya yang mana? Jangan tanya balik!" Yoongi menyergah kesal.

Jenna terdiam. Lalu bangkit dari tidurnya. "Di depan TV saja deh."

Cepat-cepat Yoongi menggendongnya. Jenna terpekik memeluk lehernya erat. Tiba-tiba Yoongi merasa ingin tersenyum. Ada secercah perasaan hangat di dalam dadanya.

Dibaringkannya Jenna perlahan di sofa, lalu dinyalakannya TV. Wajah Seoho mendadak memenuhi layar, lagu yang ceria menggelegar menghiasi iklan soju yang penuh warna-warna pastel mencolok mata.

Yoongi terpaku menatap TV. Ia tersentak kaget saat terasa Jenna menggenggam tangannya.

"Kata pegawai di kantor, cowok ini pacarnya Hana sekarang?" Jenna bertanya pelan.

Yoongi menggeleng. Ia berjalan ke dapur, mengambil bir dingin lalu kembali ke sofa. Duduk di lantai. Kini iklan sudah berganti mencari rerun sebuah drama televisi.

Ia menatap Jenna sambil tersenyum. "Entahlah. Mereka bersama selama setahun. Friend with benefits."

"Ah, kasihan Hana." Jenna berdecak. "Tega sekali cowok itu memanfaatkan Hana yang lugu begitu. Mentang-mentang ganteng."

Yoongi tertawa kencang. "Hana yang memanfaatkannya. Selama satahun itu Hana juga bersamaku. Lalu cowok itu ditinggalkannya begitu saja karena Hana memilihku."

Yoongi mengetuk-ngetukkan kaleng birnya ke lantai. Mulai menggigiti jarinya. "Enam bulan kemudian aku dan Hana bertunangan. Sebulan kemudian kau datang. Dan, disinilah kita sekarang."

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang