65. Yoongi XXXXXXII

365 32 36
                                    

Yoongi menyesap coctailnya perlahan, meletakkan gelasnya nyaris tanpa suara di meja bertaplak putih. Dipotongnya steaknya dengan anggun, satu suapan daging medium raw dengan cairan merah menetes segar ke dagunya.

"Kau belum menyentuh makananmu, nona Dora." Ia bertanya sopan.

"Saya sudah makan Tuan Yoongi."

"Mm." Yoongi tersenyum. Meneguk lagi minumannya. "Kau terlihat kurang nyaman. Biasanya kau...fierce!" Yoongi terkekeh.

Dora tidak memberi tanggapan. Diam-diam sesekali matanya memandang berkeliling.

Yoongi berpura-pura tidak menyadari kecanggungan Dora. Ia sudah bertanya ke saudara-saudaranya. Dora, hanya menyetujui pertemuan di tempat yang ramai. Paling sering, restoran.

Maka ia meminta Seokjin untuk menutup satu restoran untuknya. Bar bernuansa vintage ini cocok. Mungil dan sangat private dengan lorong panjang berliku dari pintu masuk.

Instruksinya jelas. Hanya ada 2 orang pegawai, tukang masak dan waiter yang harus segera pulang setelah pesanan mereka dihidangkan. Begitu Dora masuk, tanda di pintu masuk akan diganti menjadi "tutup".

Bertahun-tahun Yoongi mengikuti permainan Dora, sekarang waktunya perempuan itu merasakan permainan Yoongi.

"Kalau begitu, langsung saja kita ngobrol tentang kenapa aku minta bertemu denganmu." Ia mendelik. "Nona Dora, kau ini apa?"

Dora bingung. "Aku? Mak comblang yang kalian sewa buat mencarikan jodoh untuk kalian."

Yoongi mencebik. "Bukan itu. Kau ini MAKHLUK apa?"

"Aku... manusia."

"Manusia macam apa yang bisa mengetahui pacar rahasia, perjalanan pribadi, sampai teman SMA yang bertahun-tahun menghilang? Kalau kau tidak menjual jiwamu ke setan, kau pasti punya jaringan detektif."

"Aku hanya punya sangat banyak pengalaman, Tuan Yoongi."

"Pengalamanku mengurusi idol yang berpacaran juga banyak. Tapi aku tidak bisa memperkirakan kalau hanya satu pasangan bisa membuatku kehilangan perusahaanku karena percobaan bunuh diri, go public tanpa izin, orgy* dan bersekongkol dengan adikku sendiri, kehamilan diluar pernikahan." Yoongi mengangkat 4 jarinya, menyeringai mengintimidasi.

"Saya juga tidak mengerti. Sejauh ini mereka pasangan paling tidak bisa diperkirakan yang saya pernah hadapi."

"Kenapa kau mengurusi mereka?"

"Hah?"

"Klienmu itu aku, bukan Hana." Yoongi mengeluarkan pisau lipat dari sakunya. "Buat apa kau mengurusi Hana dan Seoho? Apa sebegitu pentingnya Hana berakhir bersamaku? Bukankah lebih mudah mencarikan perempuan lain buatku?"

Dora terbelalak. Terlambat menyadari ia salah bicara.

Yoongi berdiri perlahan, pisau lipatnya kini terbuka berkilat di dalam genggamannya. "Kau kira aku bodoh? Tidak bisa melihat, apapun yang terjadi, mereka selalu kembali bersama."

"Kau mungkin pikir aku tidak akan peduli, tapi mereka orang yang berarti buatku. MEREKA BISA BAHAGIA!!!" Yoongi menggebrak meja, menyambar gelas dan melemparkanya ke dinding. "Tapi KAU menghancurkan kami semua. Tidak ada satupun dari kami yang bahagia sekarang."

Dora berdiri perlahan, mulai melangkah mundur. "Tuan Yoongi, aku tidak melakukan apapun."

"Ya, kau melakukan sesuatu. Bayaran kami buatmu cukup untuk kau bisa melakukan apapun di dunia ini." Yoongi maju, menghunus pisaunya.

"Sekarang katakan padaku. Selama 3 tahun, apa yang terjadi? Dimana bayi Hana? Siapa ayahnya?"

"Aku tidak tahu."

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Where stories live. Discover now