31. Yoongi XXVIII

1K 46 42
                                    

Suasana syuting yang riuh rendah oleh tawa dan obrolan mendadak senyap saat Yoongi memasuki studio lokasi syuting.

Aku tidak mengerti kenapa, tapi aku tidak bisa berhenti memperhatikannya saat ia berjalan masuk. Memperhatikan semua detail tubuhnya, gerak-geriknya.

Ironis sekali bahwa setelah sekian lama kami bersama, setelah ratusan kali aku melihatnya tanpa busana, baru kali ini aku menyadari betapa kecil dirinya dan sedikit bungkuk.

Pakaian serba hitamnya, membuatnya terlihat semakin kurus. Rambutnya yang dicat hijau mint pudar, membuat wajahnya terlihat semakin pucat. Ia tampak lemah dan sakit-sakitan.

Tapi, presensinya begitu kuat. PD dan kru utama langsung meninggalkan pos mereka untuk menghampirinya. Membungkukkan tubuh dan menyapanya dengan antusiasme yang berlebihan.

Yoongi meladeni mereka tanpa senyum sedikitpun. Menempatkan dirinya di jajaran depan kru, berdiri berkacak pinggang. Sesekali ia menunjuk-nunjuk dan bertanya banyak hal.

Para cast langsung mengelilingiku, bertingkah seakan-akan Yoongi akan memotong leher mereka, dan bersembunyi dibelakangku adalah cara efektif untuk selamat.

"Ada apa bosmu tiba-tiba datang?" Satu cast berbisik kepadaku.

Aku menggelengkan kepalaku, "Dia memang suka begitu kalau pekerjaannya sedang sedikit lowong."

Tapi kerjaan apa? Bukankah Yoongi sedang cuti 2 hari untuk berpesta bersama saudara-saudaranya? Apa pestanya kurang menyenangkan? Ekspresinya tidak terlihat seperti baru saja mengalami kejadian yang menyebalkan.

Apakah kedatangannya ada hubungannya dengan aku memutuskan untuk bermain dalam film Sutradara Yong? Tapi itu juga kan bisa dibicarakan nanti di kantor.

"Aku takut sama Direktur Kim junior." Anggota cast tertua mengeluh.

"Bagaimana mungkin kau takut padanya? Kau dua puluh tahun lebih tua daripada dia." Cast lain memotongnya dengan gusar.

"Tapi dia beda jauh dengan ayahnya. Ayahnya masih bisa bermanis-manis dan bernegosiasi. Direktur Kim junior lebih seperti buldozer yang melibas apapun yang dia tidak suka."

Aku terkikik. Perumpamaan yang sangat sesuai.

"Apalagi gosipnya Kim bersaudara memiliki hitman ya? Banyak kasus orang di industri hilang setelah Direktur Kim senior membagikan bisnisnya ke anak-anaknya."

Mendadak bulu kudukku merinding. Jadi, sebenarnya orang-orang sudah mengetahui reputasi keluarga Kim. Apakah hanya aku yang cukup bodoh tidak menyadarinya?

"Hitman? Kau kira keluarga Kim itu mafia? Mana ada mafia jalan-jalan pakai sneakers butut begitu." Cast lainnya menyela.

Kami semua tertawa. Yang langsung terhenti ketika Yoongi melirik kami sekilas.

Sorot matanya tajam, bola matanya menyelidik wajah kami satu persatu. Lalu ia kembali memusatkan perhatiannya pada PD yang sedang bicara padanya.

Aku melirik ke ujung lain ruangan. Tamu hari ini adalah boygroup beranggotakan 12 orang yang awalnya sangat berisik. Tapi kini, mereka semua juga tertunduk dan bicara berbisik-bisik.

Aku mengenali beberapa diantaranya adalah teman member Cupid atau Sea Me. Entah apa yang para member ceritakan pada kenalan mereka dari agency lain tentang Yoongi. Yang pasti mereka semua tampak ketakutan dan salah tingkah.

PD acara berteriak. "Syuting akan segera dimulai. Kembali ke posisi kalian semuanya." Para stylist dan makeup artist menghambur ke tengah set, merapikan dandanan dan kostum kami.

Yoongi duduk di kursi yang disediakan, tepat di sebelah PD. Wajahnya masih tanpa senyum. Ia justru terlihat kurang puas dan bosan. Tangannya terlipat di depan dadanya, mencengkeram ponselnya kencang.

Pandora's Dating Agency: Yoongi's Story [COMPLETED]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora