23. Persahabatan Diamond

469K 67.7K 68.1K
                                    

Follow Instagram

@samuel.erlngga
@azura_anastasia
@areksa.drgntr
@queenilona
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12
@marvel.algara
@marvin.algara
@canva.tamvan
@farzantanubrata

****

Sungkem gesss

****

"Satu tambah satu berapa, Baby El?"

Samuel melempar botol dot nya yang sudah kosong ke sembarang arah. Kedua tangannya berkacak pinggang dengan kedua mata menatap garang ke arah Azura. Keduanya kini tengah belajar Matematika yang akan diujikan besok pagi.

"LO KIRA GUE SEBODOH ITU?" balas cowok itu tidak terima.

"Emangnya kamu pinter?" Azura menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia melirik ke arah buku tulis Samuel yang penuh dengan coretan. Kening gadis itu memgerut. "Kok kamu malah gambar botol spiderman?" tanyanya.

Samuel lantas menyembunyikan buku tulisnya. Cowok itu menampilkan cengiran lebarnya. "Gue udah pinter. Jadi, nggak usah terlalu banyak belajar."

"Biar kamu tambah pinter kayak aku," balas Azura dengan bangganya.

"Lo goblok."

Azura memelototkan matanya. "AKU PINTER, YA! JANGAN COBA-COBA RENDAHIN AKU!"

Samuel mencibir pelan. Cowok itu merubah posisinya menjadi tiduran di atas karpet berbulu dan menjadikan paha Azura sebagai bantalan. Ia menatap wajah gadis itu dari bawah.

"Rapunzel cantik," gumam Samuel tanpa sadar.

Azura tersenyum malu-malu dengan kedua pipi yang memerah. Ini adalah kali pertamanya Samuel memuji dirinya. Apakah ini pertanda kalau cowok itu mulai membuka hati untuknya?

"Aku cantik dan kamu jelek," balas Azura.

"Cuma lo doang yang bilang gue jelek." Samuel bergumam dengan mata terpejam. "Tau nggak, Zel?"

"Tau apa?"

"Lo pernah liat gambar-gambar abstrak di kamar gue, kan?"

Pertanyaan dari Samuel itu membuat Azura menganggukkan kepalanya. Ia mengingat kejadian saat Samuel memeluknya tapi memanggilnya dengan nama orang yang merupakan masa lalunya. Sebelum kejadian itu tiba, ia sempat melihat banyak kertas juga kanvas dengan gambar abstrak.

"Itu salah satu cara buat mengekspresikan perasaan gue. Kata Dokter Hana, kalau gue ngelakuin itu buat nyalurin emosi, perasaan gue bakalan lebih tenang dan nggak nyakitin diri sendiri."

Azura mengerutkan keningnya bingung. "Kamu sakit apa?"

"Gue nggak sakit." Samuel menggelengkan kepalanya pelan kemudian membuka matanya. "Cuma ... lagi terjebak di lubang yang nggak enak."

"Udah mendingan. Ini nggak separah dua tahun yang lalu. Bahkan dulu, gue ngerasa kalau gue ini bener-bener gila saking nggak punya tujuan hidup lagi."

"Gara-gara Ellen?" tanya Azura hati-hati.

"Karena kesalahan gue sendiri dan gue nggak mau itu keulang lagi sama lo," koreksi Samuel. Ia menggapai tangan kiri Azura, kemudian menggenggamnya di atas perutnya.

"Jangan kenapa-kenapa, ya?" pintanya seraya memandang tangan lembut milik Azura.

"Lo baik, Zel. Masih polos dan pantes dapetin orang yang baik juga. Tapi, lo justru malah dapetin cowok kayak gue." Samuel menertawai dirinya. "Pasti nyesel, ya, kalau disatuin sama gue?"

SAMUELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang